Dr. Kawaii

3.4K 228 14
                                    

🎵 Ost Eternal Love

.

"Yang Mulia Jenderal Uchiha sudah kembali!" seruan dengan nada bangga itu terdengar dari berbagai arah.

Melihat bendera-bendera dengan lambang Kerajaan berkibar di bawa oleh belasan prajurit. Rakyat mulai menyingkir dari jalan utama apalagi ketika mendengar suara derap langkah kaki kuda yang dengan cepat masuk melewati pintu gerbang ibu kota Kerajaan Api.

Rakyat menyambut dengan suka cita, bahkan beberapa prajurit sempat berhenti demi untuk berpelukan dengan keluarga mereka yang menunggu di pinggir jalan lalu kembali melangkah mengikuti rombongan memasuki Istana Kerajaan Api.

Sementara di Biro Kesehatan Istana, para Tabib dan Perawat sudah siap dengan semua peralatan dan ramuan obat untuk mengobati prajurit yang terluka. Kecuali satu orang perawat laki-laki yang tampak sibuk berlarian dari arah Asrama khusus para Tabib dan Perawat menuju Biro Kesehatan yang jaraknya cukup jauh.

Sang Jenderal turun dari atas kuda hitam miliknya dan melangkah memasuki Istana utama. Para abdi berojigi dengan sangat sopan menyambut kepulangan Jenderal ke Istana.

Langkah sang Jenderal terhenti saat seorang pria berpakaian Perawat menambrak dirinya dengan kuat.

"Kyaaa!" Perawat itu memejamkan kedua matanya karena terlalu takut namun siapa sangka jika orang yang ia tabrak menarik pinggangnya dengan kuat hingga kini tubuh bagian depannya menempel dengan sempurna dengan orang yang ia tabrak.

Sang Jenderal tidak mengatakan apapun dan memilih diam hingga ke dua kelopak mata itu terbuka perlahan dengan takut-takut menampilkan sepasang permata indah berwarna biru secerah langit di siang hari.

"Ma-ma-maafkan saya!" katanya dengan cepat melepaskan diri dan berojigi lalu pergi begitu saja meninggalkan sang Jenderal.

Sang Jenderal menoleh kebelakang memperhatikan pria yang menambraknya memiliki postur tubuh yang mungil. Sang Jenderal tampak tidak peduli dan kembali melanjutkan langkahnya untuk melapor kepada sang Kaisar bahwa dia sudah kembali.

.

.

"Darimana saja kau Naruto?!"

Pemuda yang di teriaki itu hanya bisa diam dengan ekspresi melas menatap sang Guru yang terlihat marah kepadanya. Ia tidak tahu jika hari ini rombongan Jenderal akan kembali dari perang sehingga ia terburu-buru kembali ke Istana.

"Ma-maaf Guru!" katanya seraya berojigi.

"Sudah! Sana obati para Prajurit!" kata Gurunya kesal dan memilih untuk menyiapkan ramuan obat.

Naruto, nama pemuda berseragam Perawat itu segera melakukan tugasnya dengan baik. Ini pertama kalinya Naruto mengobati Prajurit yang pulang dari Perang.

Sudah hampir satu bulan ia menjadi Perawat Istana setelah lulus dari Akademi Kesehatan Kerajaan. Pekerjaannya setiap hari adalah mengecek kesehatan para Pelayan Istana dan abdi lainnya lalu membuat ramuan obat.

"Tidakku sangka Perawat lulusan terbaik sangat ceroboh, padahal dia calon Tabib." bisik-bisik para Perawat perempuan terdengar. Naruto menghela napas panjang dan memilih mengerjakan tugasnya.

.

.

"Daerah itu sudah aman tetapi meski begitu prajurit akan siaga selama satu bulan penuh untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan."

Sang Kaisar terlihat sangat puas dengan hasil yang di bawah oleh Jenderal Perang terbaik yang pernah di miliki Kerajaan Api. Nama Jenderal sudah terkenal ke seluruh penjuru negeri dan dia bangga akan hal itu apalagi Jenderal tersebut adalah adik kandungnya sendiri, Pangeran Kedua Uchiha Sasuke.

"Bagus Jenderal, kembalilah ke kediamanmu dan istirahat." ujarnya dengan ekspresi bangga dan itu tidak luput dari perhatiaan sang Jenderal.

Jenderal Sasuke mengangguk dan pamit undur diri dengan sopan meninggalkan ruang kerja Kaisar menuju ke kediamannya, Istana Yuki yang berada di daerah Utara Istana Utama.

"Naruto! Ikut aku!" seru sang Tabib Istana kepala Biro Kesehatan Istana Api.

Naruto yang sedang menbalut luka di tangan Prajurit tersentak kaget dan menyelesaikan tugasnya dengan cepat.

"Iya Guru!" sahutnya dan bergegas menghampiri Orochimaru yang menatapnya tajam.

"Bawa itu!" ia menunjuk keranjang dengan lirikan mata.

Naruto mengangguk dan membawa keranjang yang di maksud lalu mengikuti langkah sang Guru.

"Naruto?"

"Iya Guru?"

"Kau harus mulai disiplin! Jangan ceroboh! Kau harus ingat bahwa kau adalah calon Tabib di Istana ini!"

"I-iya Guru!"

"Dan ingat tujuan utamamu masuk ke biro ini, jadi harus disiplin!"

Naruto terdiam sejenak sebelum menjawab, "Baik Guru!" ucapnya mantap, "Um Guru kita mau kemana?" tanya Naruto penasaran seraya menyami langkah kaki sang Guru.

"Istana Yuki."

"Istana Yuki? Kediaman Jenderal Sasuke?"

"Hm."

Naruto menganggukan kepalanya mengerti dan ketika sampai, ia melihat dua orang prajurit berjaga di depan pintu masuk Istana Yuki dan beberapa pelayan berlalu lalang dengan langkah cepat.

"Dimana Jenderal Sasuke?" tanya Orochimaru ketika mereka sudah memasuki Istana.

"Yang Mulia Jenderal Sasuke ada di dalam kamarnya saat ini." jawab Pelayan Istana Yuki.

Orochimaru segera bergegas bersama dengan Naruto yang mengikuti di belakang tapi sayangnya muridnya itu malah fokus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Istana Yuki yang begitu indah.

"Yang Mulia Jenderal Sasuke, Tabib Istana dan asistennya dari Biro Kesehatan datang untuk mengecek keadaan, anda." kata Iruka selaku kasim Istana Yuki.

Orochimaru beserta Naruto masuk ke dalam kamar sang Jenderal tapi tidak menemukan pria itu dimanapun.

"Kau tunggulan disini, Guru harus membuatkan teh herbal dulu untuk Jenderal."

Naruto mengangguk dan membiarkan Gurunya pergi. Lalu Naruto memilih untuk menikmati suasana kamar Jenderal yang bernuansa merah tua dan perbadu dengan kayu yang berwarna coklat dan hitam pekat. Naruto terlalu fokus melihat sekelilingnya hingga ketika ia berbalik, ia terkejut melihat dada bidang telanjang di hadapan wajahnya tinggal beberapa senti.

Naruto hampir terjungkal jika tidak ada sebelah tangan yang menangkap pinggangnya dengan kuat hingga tubuh bagian depannya menempel dengan si penolong. Naruto mendongakkan kepalanya melihat sepasang mata berwarna merah dengan motif bunga yang indah namun juga mengerikan.

.

.

.

Bersambung~

SasuFemNaru Short Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang