You 5

4.1K 396 28
                                    

Naruto hanya bisa duduk diam di sofa setelah dirinya di rias dengan sangat cantik, gaun pernikahan yang ia kenakan sangat mewah dengan bagian punggung terbuka dan bagian dada yang rendah. Sasuke sempat murka saat tahu bahwa ibunya memilihkan gaun ini untuk Naruto tetapi karena pernikahan mereka akan berlangsung beberapa menit lagi membuat Sasuke terpaksa menerimanya.

Naruto jadi sedih, apakah ia tidak pantas memakai gaun cantik ini hingga membuat Sasuke marah besar dan sekarang meninggalkannya seorang diri di ruangan ini. Naruto duduk merenung dengan wajah tertunduk sedih hingga pintu ruangan terbuka, sosok Fugaku muncul di depan pintu.

"Ayo, acaranya akan dimulai. Ayah akan mengantarmu." Fugaku tersenyum tipis membuat Naruto merasa terharu dan bahagia karena mereka semua menerima Naruto dengan baik.

Naruto bangkit dan menggandeng lengan Fugaku, ia keluar dari ruangan itu bersama Fugaku menuju ballroom hotel tempat pesta pernikahan mereka di laksanakan.

Pintu ruangan di buka oleh dua orang pria petugas hotel, mereka tersenyum ramah.

"Jaga mata kalian." ucap Fugaku tajam membuat keduanya jadi salah tingkah dan segera menundukan pandangan.

Naruto gugup bukan main saat pintu di depannya sudah terbuka, ratusan orang memandangnya dengan pandangan penasaran dan juga kagum. Naruto melangkah bersama Fugaku dengan pelan, tangannya meremas kuat buket bunga dan mempererat gandengannya di lengan Fugaku.

"Kamu takut?"

"Um." Naruto mengangguk pelan.

"Ya, saya juga merasakannya dulu ketika menikahi ibu Sasuke, dan ayah berdiri disana," Fugaku memandang kearah Sasuke di ikuti oleh Naruto, "Ibu Sasuke terlihat sangat cantik dengan gaun putih dan bunga mawar yang dia bawa, ayah terpesona bahkan tidak berkedip sama sekali." Fugaku terkekeh pelan, "Dan ayah yakin Sasuke pun begitu sekarang, lihat saja matanya menatapmu sangat fokus tanpa berkedip sedikitpun. Dia terpesona padamu."

"Benarkah ayah?"

"Tentu saja, ayah sangat mengerti perasaan Sasuke sebagai seorang laki-laki yang menikahi gadis yang di cintai."

Sekarang Naruto sudah berdiri di hadapan Sasuke yang mengulurkan tangannya, "Sambutlah tangan calon suamimu." kata Fugaku pelan.

Naruto menatap calon ayah mertuanya dengan mata berkaca-kaca. Ia melepaskan gandengannya, "Terima kasih ayah." ucapnya tulus.

Fugaku mengangguk dan segera pergi sementara Naruto menerima uluran tangan Sasuke. Begitu hangat dan nyaman ketika Sasuke menggenggem tangannya yang begitu kecil. Janji suci pernikahan mereka ucapkan dengan baik tanpa ada keraguan. Sasuke mencium bibir Naruto sekilas dan semua orang bertepuk tangan dengan bahagia.

Pesta berlangsung meriah dengan pesta dansa setelah di lakukannya acara amal dan menu makanan yang lezat mengugah selera tamu undangan. Penyanyi papan ataspun di undang untuk memeriahkan acara.

Hari ini bukan hanya pesta pernikahan bagi Sasuke tetapi juga acara amal mengumpulkan dana untuk membantu kehidupan rakyat kurang mampu baik dari segi kesehatan, kehidupan dan juga sekolah kemudian berlanjut pesta perayaan ulang tahun perusahaan Uchiha beserta rumah sakit Sasuke yang berhasil di bangun dan mendapatkan banyak aspresiasi baik dari pemerintah maupun masyarat.

Jadi sangat wajar jika pesta malam ini begitu meriah oleh tamu undangan dan beberapa wartawan yang di undang untuk meliput acara.

Naruto berdiri disamping Sasuke dengan tubuh yang lelah luar biasa, ia tidak berani mengatakan keinginannya yang saat ini ingin menangis karena lelah. Pesta sudah dimulai sejak jam lima sore beralanjut hingga jam dua belas malam dan tamu semakin ramai.

Mereka seolah tidak lelah membicarakan hobby mereka hingga tertawa terbahak-bahak atau membicarakan masalah bisnis dan kerja sama seperti yang Sasuke lakukan, mereka sempat akan duduk tetapi seorang pria tua menghampiri mereka untuk mengobrol singkat.

"Oh iya sambil duduk saja." ujarnya dan mereka mencari tempat duduk.

Naruto mendesah lega ketika ia bisa duduk dengan nyaman, tubuhnya terasa gerah dan sesak dengan gaun pengantin belum high heels yang ia kenakan, sepertinya kakinya lecet. Seorang pelayan datang menawarkan makanan dan minuman. Naruto menolaknya, dia sudah sangat lelah.

"Sepertinya pengantin anda sudah lelah." pria tua itu terkekeh melihat Naruto menguap kecil dengan mata yang merah.

Sasuke lantas menoleh memperhatikan raut wajah Naruto yang lelah, "Kita istirahat sekarang?"

Naruto mengangguk antusias mendengarnya,"Sasuke, capek." gumam Naruto pelan dengan kedua mata berkaca-kaca.

Sasuke luluh melihatnya dan berpamitan untuk segera istirahat saat ini juga. Para Uchiha dan sahabat Sasuke bersiul menggoda melihat kedua pasangan itu berjalan keluar dari ruangan pesta membuat Naruto malu bukan main.

Ketika sampai di kamar hotel, Naruto mendudukan dirinya di depan meja rias untuk melepaskan high heels seraya meringis pelan. Sasuke yang mendengarnya mendekat dan khawatir saat melihat kedua kaki Naruto lecet bahkan terluka.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kakimu sakit?!" tanpa sadar Sasuke meninggikan suaranya membuat Naruto terdiam tidak mengatakan apapun.

Sasuke berjalan cepat menuju kamar mandi untuk mengambil ganduk basah guna membersihkan kedua kaki Naruto kemudian ia berikan salep agar cepat sembuh. Sesekali Naruto meringis pelan karena merasa perih.

"Bersihkan make up kamu dan cuci muka." kata Sasuke setelah membantu membukakan resleting gaun di bagian belakang.

Naruto mengangguk cepat, ia membersihkan wajahnya dengan cepat dari make up kemudian masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, ia tidak mungkin mandi dengan kaki yang sudah di beri salep hingga Naruto hanya membersihkan badannya dengan lap basah.

Sementara itu Sasuke sedang menganti pakaiannya dan masuk ke kamar mandi setelah Naruto. Hari sudah malam dan tidak bagus untuk mandi, maka dari itu Sasuke hanya melakukan hal yang sama seperti Naruto lakukan.

Naruto bernapas lega, akhirnya ia bisa berbaring di kasur dengan piayam tidur yang nyaman. Perlahan kedua matanya terpejam untuk tidur.

Sasuke tersenyum singkat melihat Naruto sudah tidur. Istri kecilnya itu pasti kelelahan. Sasuke hanya memakai celana boksernya dan ikut membaringkan tubuh lelahnya di sebelah Naruto.

"Mimpi indah my little wife." bisik Sasuke lembut dan membawa Naruto ke dalam pelukannya.

...

Naruto mengeliat pelan karena merasa sesak, tubuhnya terasa di peluk dari arah belakang dan sekarang dia merasakan sesuatu yang aneh dengan sebelah dadanya.

Sasuke semakin mempererat pelukannya yang ia kira guling empuk apalagi ia menemukan sesuatu yang kenyal dan lembut untuk di remas membuat libidonya di pagi hari ini semakin naik. Sesuatu yang wajar jika libido pria tinggi di pagi hari.

Wangi, lembut dan kenyal.

"Enggh ...."

Dan bisa mendesah, guling yang begitu nikmat hingga Sasuke tanpa sadar menggesekkan pinggulnya karena merasa kalau adiknya on saat ini.

"Kyaaaaaaaa!"

Braaak!

"Akh!" Sasuke mengerang kesakitan karena tiba-tiba tubuhnya di dorong kuat hingga jatuh dari tempat tidur sementara sang pelaku nampak shock duduk di atas ranjang menatapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Sasuke mesum." katanya hampir menangis.

Sasuke mendesah panjang, ia lantas berdiri sambil mengusap kepalanya kesal.

"Sa-sukeh ...."

"Hm?" balas Sasuke malas.

"Itu apa kok gerak?" tanya Naruto lantas menujuk kearah selangkangan Sasuke dan Sasuke mengikuti kemana arah jari Naruto yang menunjuk adik kesayangannya.

"Oh shit!" umpat Sasuke dengan nada pelan.

.

.

.

Bersambung~

SasuFemNaru Short Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang