My Baby 2

15.5K 616 12
                                    

"Hiks!"

Sasuke terbangun dari tidurnya karena suara isakan tangis seorang gadis yang terdengar sangat kecil. Perlahan ia membuka kedua matanya dan melihat seorang gadis bertubuh mungil sedang terduduk di sudut ranjang dengan memeluk selimut yang menutupi ketelanjangannya. Sasuke lantas bangun meski kepalanya terasa sangat sakit sekali.

Naruto menatap Sasuke takut dan pegangannya di selimut semakin kuat,"Jangan sakiti Naru, Tuan." ucap Naruto lirih.

Sasuke mendengus kasar, melihat sikap Naruto saja ia sudah tahu apa yang sudah terjadi. Sasuke memilih untuk membersihkan diri meninggalkan Naruto, setelah selesai ia menatap Naruto yang masih menangis.

"Bersihkan dirimu, setelah itu kita bicara." kata Sasuke seraya berjalan menuju celananya yang tergeletak di lantai kamar untuk mengambil ponselnya.

"Akh!"

Sasuke menoleh, melihat Naruto yang tampak sulit berjalan menuju kamar mandi. Sasuke pun mendekat dan mengendong Naruto menuju kamar mandi.

"Bawakan saya pakaian dan pakaian untuk gadis remaja termasuk pakaian dalam. Antar ke Akatsuki Club."

Sasuke segera memutuskan sambungan sebelum tangan kanan sekaligus sahabat baiknya itu berkomentar banyak hal. Sasuke mengamati penampilannya di meja rias, ia hanya mengenakan handuk putih untuk membalut tubuh bagian bawahnya. Memperlihatkan otot dada, perut dan lengan yang liat serta V line yang ia miliki begitu sexy.

Sasuke mengernyit saat melihat dada kirinya memiliki bekas gigitan yang membiru dan ia juga baru menyadari ada bekas cakaran di lengannya. Sasuke menghela napas panjang, pasti gadis itu berusaha keras untuk menjauh darinya semalam bahkan Sasuke melihat bekas darah mengering di seprei.

Ini pengalaman pertama untuknya dan gadis itu, ia pasti sangat beringas tadi malam. Mengingat libido yang ia miliki cukup besar dan juga Sasuke seorang dominan di ranjang meski ia belum pernah melakukannya, karena Sasuke tidak mau terlibat hubungan apapun dengan wanita manapun sehingga ia memilih untuk puasa dan bermain solo ketimbang memuaskan hastrat di luar sana.

Tok! Tok! Tok!

Sasuke membuka pintu kamar dan melihat seorang pria berkuncir satu layaknya buah nanas berdiri dengan wajah datar.

"Ini!"

"Tunggulah." Sasuke kembali menutup pintu dan segera memakai pakaiannya.

Naruto keluar dengan handuk putih, ia menatap Sasuke dengan wajah merah padam tanpa menyadari kalau Sasuke menatapnya intens dengan pandangan menggelap.

Sasuke menggelengkan kepalanya kuat. Ia pasti sudah gila karena bernafsu melihat tubuh gadis kecil atau bisa ia sebut sekarang wanita kecil. Gila saja, Naruto masih remaja!

"Ini pakailah." Sasuke memberikan paper bag kepada Naruto.

Naruto hanya mengangguk dan kembali masuk ke dalam kamar mandi kemudian keluar dengan tampilan cukup segar, untunglah Shikamaru juga membelikan jaket serta syal untuk Naruto karena memang ini musim dingin dan juga berhasil menutupi bekas kissmark yang Sasuke tinggalkan hampir di seluruh tubuh Naruto.

"Duduk." titah Sasuke menunjuk ranjang dengan isyarat mata sementara dirinya duduk di kursi meja rias.

"Saya akui, saya mabuk dan saya tidak bodoh untuk mengetahui apa yang sudah terjadi." Sasuke mengeluarkan sebuah kartu nama dari dompetnya kemudian ia berikan kepada Naruto.

"Saya tahu kamu gadis yang baik-baik, jika sesuatu terjadi maka datanglah kepada saya dan di balik kartu itu sudah saya tuliskan nomor ponsel saya."

Naruto membalikan kartu nama di tangannya dan melihat tulisan tangan berupa nomor telpon.

"Kamu mengerti?"

Naruto mengangguk patuh.

"Pulanglah, dan ini ongkos untuk kamu. Saya memberi uang ini bukan sebagai bayaran atau apa tapi ini bentuk tanggung jawab saya dan saya benar-benar meminta maaf padamu."

"Tidak apa Tuan, Naru mengerti." Naruto mengangguk pelan.

"Kamu bekerja disini?"

Naruto kembali mengangguk.

"Berhenti bekerja disini mulai sekarang, karena semua biaya yang kamu butuhkan akan saya transfer ke rekening bank kamu, nanti saya akan minta kepada Nagato atau kamu berikan kepada saya sekarang."

"Eh? Ti-tidak usah Tu-tuan, Na-naru akan berhenti tapi Naru tidak mau merepotkan Tuan, nanti Naru akan cari kerja di tempat lain." sahut Naruto pelan.

"Saya tidak suka di bantah, turuti apa yang saya katakan dan lagi pula kamu tidak akan bisa di terima bekerja dimanapun jika saya turun tangan."

Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah, dan ia pun memilih menganggukan kepala untuk menuruti apa yang Sasuke pinta.

"Bagus, sekarang beritahu saya nama lengkap kamu, umur dan lainnya."

"Nama lengkap Naru, Namikaze Naruto dan usia tujuh belas tahun, sekarang masih sekolah di Kiri High School kelas tiga masuk semester akhir."

Sasuke menghela napas panjang, dia benar-benar seorang pedophil karena meniduri gadis remaja.

"Tuan sendiri?" tanya Naruto takut-takut.

"Uchiha Sasuke, usia tiga puluh lima tahun dan bekerja." jawab Sasuke singkat.

.

.

"Hoooeek!" Naruto terus memuntahkan isi perutnya siang ini, padahal tadi pagi ia sudah sarapan dan tak mungkin telat makan tapi entah kenapa aroma keju di kantin tadi sangat membuatnya mual.

Naruto berkumur-kumur kemudian kembali ke dalam kelas karena bel baru saja berbunyi dan siang ini mata pelajaran biologi yang membahas reproduksi.

Naruto mulai fokus belajar dan ia mulai menyadari satu hal saat sang guru menjelaskan soal kehamilan.

Deg!

Ia telat datang bulan! Jangan-jangan?!

Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah, setelah ini ia harus segera periksa.

.

.

Sasuke masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mendapatkan pesan dari Naruto bahwa gadis itu ingin bertemu dengannya dan kini duduk di sofa tamu.

"Tu-tuan!" Naruto lantas berdiri menatap Sasuke ketakutan.

"Yah?" sahut Sasuke dingin, "Katakan apa yang ingin kamu katakan, saya sibuk." balas Sasuke.

"Naru hamil!" kata Naruto menatap Sasuke dengan kedua mata berkaca-kaca dan Sasuke kaget bukan main meski tidak terlihat jelas di ekspresi wajahnya, hanya kedua mata pria itu terlihat menajam saat menatap Naruto.

"Apa maksudmu?"

"Naru hamil Tuan, hamil anak Tuan." Naruto berkata lirih.

"Kau bercanda?"

"Tuan pikir Naru bercanda?!" seru Naruto sebal menatap Sasuke dengan pandangan berkaca-kaca.

Sasuke menghela napas sambil memijit pelipisnya pelan, "Oke, pulanglah nanti akan saya kabari lagi." ujar Sasuke.

"Tu-tuan, Naru takut hiks!" Naruto mulai terisak. "Bagaimana kalau kakek dan nenek Naru tahu? Mereka akan membunuh Naru!" Naruto menatap Sasuke kesal.

Sasuke mendengus kasar, "Saya akan bertanggung jawab, saya akan datang dan melamarmu, Naruto." kata Sasuke sedikit prustasi.

Tangis Naruto berhenti bergantikan dengan sesenggukan pelan, "Tu-tuan nggak bohongkan?"

"Tidak, saya harus bicara dulu dengan kedua orang tua saya, baru saya akan datang melamar kamu. Mengerti?"

Naruto mengangguk cepat.

"Bagus, sekarang pulanglah dan istirahat. Tunggu saja nanti saya akan datang."

Naruto segera pamit pulang sedangkan Sasuke ingin rasanya berteriak kesal atau memukuli seseorang saat ini. Yang benar saja! Ia menghamili remaja! Tapi ia harus tetap bertanggung jawab.

.

.

Bersambung

SasuFemNaru Short Story 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang