Beberapa puluh menit setelah shuhua tiba disekolah beberapa teman sekelasnya langsung digiring kelapangan setelah berganti pakaian. Sebagian ada yang masih ganti baju, ada juga yang masih leha-leha menunggu ditegur guru dulu.Shuhua sendiri pun baru selesai berganti pakaian, sebelum pergi kelapangan ia selalu melakukam rutinitasnya berdiri didepan loker sembari memakan sesuatu diam-diam. Baru setelahnya ia menghampiri tiga temannya yang sudah menunggu diluar kelas.
"Lama amat sih lu." omel ten.
Shuhua menyengir tanpa dosa sambil mendekat. "lo mah kayak gak ngerti cewek aja." celetuk jungwoo.
"Emang lo ngerti?" sahut shuhua.
"Kagak."
Shuhua mendelik seraya menoyor pelan kepala jungwoo sebelum ten merangkulnya dan menarik shuhua jalan lebih dulu.
"Woy buruan kelapangan, bentar lagi mulai" ucap yuta yang hampir sampai ketengah lapangan.
Mereka pun jalan beriringan menuju tengah lapangan, ada beberapa siswi yang memandang shuhua iri. Seakan shuhua tuan putri yang dikawal oleh tiga pangeran.
Tapi ya wajar sih orang shuhua cantik, lagian mereka kan cuma teman, toh shuhua juga sudah punya pacar. Tapi ya namanya orang iri gak pandang bulu, gak peduli shuhua sudah punya pawang atau belum tetap saja dijulidi, dikata kecentilan lah, kegatelan lah. Dan shuhua hanya bisa menutup telinganya saja.
Setelah tiba di tengah lapangan, mereka langsung berbaris rapi untuk peregangan. Olahraga akan dimulai dengan lari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali.
Dilanjut dengan sit up, push up hingga voli.
Posisi shuhua lari dibelakang jungwoo dan ten, sedangkan disebelahnya ada yuta. Dimenit pertama semua berjalan baik-baik saja hingga dimenit kelima pandangan shuhua mulai memburam, keringat mengucur deras, nafasnya juga tidak beraturan. Sesekali shuhua mengelengkan kepalanya dan mengerjapkan matanya agar pandangan nya kembali normal.
Tapi bukannya membaik kondisinya malah semakin parah. Apa lagi dengan cuaca yang lumayan panas.
Yuta yang ada disampingnya sesekali melirik shuhua yang terus mengerjapkan matanya, yuta sedikit mempercepat laju larinya hingga berada didepan shuhua. Membuat shuhua tak terkena sinar matahari karena tubuh tinggi yuta menghalanginya, menjadi tameng untuknya.
Yuta tersenyum tipis ketika shuhua menepuk bahunya dua kali, seperti nya shuhua sadar kalau yuta sengaja berlari didepannya untuk meneduhinya.
Setelah selesai berlari shuhua duduk ditepi lapangan dibawah pohon, shuhua meminum air yang dia bawa hingga tinggal setengah.
Sampai guru olahraga menghampiri nya. "shuhua" panggilnya.
"Iya pak?" Shuhua tersenyum ramah.
"Maaf saya gak tau kalo kondisi kamu makin memburuk." ucapnya tiba-tiba.
Senyum manis shuhua memudar berganti dengan senyum hampa, "gak papa pak. Saya baik-baik aja kok." ucapnya.
"kamu gak usah ikut olahraga lagi ya? Duduk aja disini, saya gak mau bikin kamu makin sakit" shuhua mengangguk kecil.
"Terima kasih pak" ucapnya sebelum sang guru melenggang pergi. Untunglah gurunya mengerti kondisi shuhua.
Meski sebenarnya shuhua ingin ikut bermain dengan teman-temannya tapi kondisinya tak memungkinkan, yang ada malah ia akan merepotkan mereka jika tiba-tiba ia tumbang ditengah lapangan.
Dari tengah lapangan yuta memandangi kepergian guru olahraganya dengan dahi mengernyit setelah menepuk pundak shuhua seakan memberi semangat, apa lagi dengan ekspresi shuhua yang menyendu.
