24. Ada Apa?

565 72 25
                                    

"Maaf ya kemarin aku ada urusan mendadak."

Shuhua tersenyum tipis seraya mengangguk kecil, menatap renjun yang tengah menggenggam tangannya.

"Kamu gak marah kan?"

Shuhua menggeleng, "nggak kok."

Renjun tersenyum lega, ia mengelus rambut shuhua. Sementara si empunya kembali diam, teringat ucapan jeno bahwa katanya kemarin renjun pergi kerumah lina entah untuk apa.

"Sebagai permintaan maaf, aku beli hadiah kecil buat kamu." renjun memberikan paper bag kecil pada shuhua.

"Kenapa kamu repot-repot beli ini?" Pertanyaan shuhua dibalas senyum oleh renjun.

Namun senyumnya tak bertahan lama saat tangan shuhua malah meraih angin kosong, padahal jelas-jelas paper bagnya ada disamping tangannya. Shuhua punya rabun mata atau hanya bercanda saja?

Renjun mengernyit ketika shuhua meraba udara mencari keberadaan paper bag tersebut.

"Sha."

"Hm?"

"Kamu... kenapa?"

Refleks shuhua menarik tangannya, sadar sudah membuat kesalahan, "ah g-gak papa kok." shuhua memalingkan wajah tak berani menatap renjun.

"Paper bagnya disini sha." Renjun mengacungkan paper bagnya didepan shuhua.

Shuhua sedikit gelagapan, tangannya terulur ingin meraih paper bag tersebut tapi lagi-lagi tangannya malah meraih udara kosong.

Shuhua memejamkan matanya sejenak, berharap pandangannya kembali normal meski hanya sebentar.

"Sha kamu kenapa sih?"

"A-aku gak papa kok."

"Kalo kamu gak papa kenapa tangan kamu malah kearah lain."

"I-itu... Aku—"

"Shuhua punya rabun dekat."

Keduanya menoleh ketika doyoung datang dari balik punggung shuhua. Tatapannya tajam mengarah tepat pada renjun, seakan ia memiliki dendam pribadi.

"Ayo sha, kamu kan mau periksa mata." shuhua hanya menatap doyoung penuh tanda tanya.

Tapi kemudian shuhua mengerti dan teringat bahwa sebentar lagi shuhua ada pertemuan dengan dokter suho.

Shuhua melirik renjun yang menatapnya bingung "ah, iya bang."

Shuhua segera beranjak meraih lengan doyoung, "jun aku duluan ya."

Doyoung meraih bahu sang adik membuat renjun refleks berdiri saat shuhua dan doyoung sudah berbalik untuk pergi.

"Sejak kapan?"

Kedua kakak beradik itu kompak menoleh, "sejak kapan kamu punya rabun dekat? kenapa aku gak tau?" tanya renjun menuntut.

Doyoung menatap renjun datar, "udah lama, sejak lo sibuk sama urusan pribadi lo sendiri, sampe lo gak sadar banyak yang berubah dari pacar lo ini." Tunjuknya.

Doyoung kembali melangkah menuntun shuhua, sesekali shuhua menengok kebelakang memastikan renjun masih ada disana.

Renjun hanya diam menatap kepergian shuhua,  mendesah membuang napas kasar, ia melirik paper bag ditangannya yang belum sampai ke tangan shuhua.

Shuhua banyak berubah?

Renjun terdiam kembali menatap punggung shuhua yang hampir menghilang, renjun tertegun, matanya memicing membuat ia sadar akan satu hal.

Benar banyak yang berubah dari shuhua.

Sekarang shuhua lebih kurus, sering memakai topi, pakaiannya selalu tebal, wajahnya pucat ditambah shuhua tak pernah berkunjung ke kosan nya lagi seperti biasa. Shuhua juga sering dirawat dirumah sakit, meski katanya tipes— tapi apa sesering itu?

Apology✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang