BAB 20
Revan terus berusaha menghubungi Kiran. Sudah puluhan kali lelaki itu menelepon gadisnya tetapi tidak ada satu pun yang terjawab. Ia benar-benar khawatir pada Kiran yang menghilang begitu saja.
Galuh dan Zahra sudah pulang sejak dua puluh menit yang lalu, meninggalkannya yang masih menunggu Kiran datang. Ia memang lelah menunggu di sana, tetapi ia tidak mau jika Kiran datang, gadis itu tidak akan menemukannya.
"Gue bakalan tetep nunggu lo di sini," gumamnya.
Sampai tidak lama kemudian, ponsel Revan berbunyi tanda pesan masuk. Ia dengan cepat membuka ponsel dan membaca pesannya, dan ternyata itu pesan dari gadis yang sejak tadi ditunggunya.
KiraniaML : 'Aku tunggu di cafe biasa'
Pesan singkat itu mampu membuat senyum Revan merekah. Dengan cepat Revan berdiri dan langsung melenggang meninggalkan atap kampus. Hatinya benar-benar senang mendapat pesan dari Kiran. Penantiannya tidak sia-sia.
Jarak dari kampus ke kafe tidak terlalu jauh, dan tidak memakan waktu banyak. Cukup dengan waktu sepuluh menit bisa langsung sampai di lokasi, apalagi menggunakan kendaran, bisa lebih cepat sampai.
Revan dengan cepat berlari ke dalam untuk segera menemukan gadisnya. Ia mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Kiran. Sampai kemudian, netranya menangkap sosok yang sejak tadi membuatnya khawatir, tengah menikmati es krim vanila favorit di sudut kafe.
Dengan cepat ia berlari menghampiri Kiran. Gadis itu menangkap sosok Revan yang tengah berjalan dengan sedikit berlari menghampirinya. Ia berdiri dan tersenyum manis, menyambut kedatangan lelaki itu.
"Hay, Rev ...."
Sapaannya terpotong ketika Revan berhambur memeluknya. Lelaki itu begitu erat memeluk Kiran sampai membuat gadis itu sedikit kesulitan bernapas, tetapi tidak dihiraukannya. Bahkan, kini mereka sudah menjadi pusat perhatian pengunjung kafe yang sebagian besar mahasiswa di kampus mereka.
"Kenapa nggak hubungin gue dari tadi, sih? Lo tau nggak, gimana khawatirnya gue tadi?!" bisik Revan tepat di depan telinga Kiran.
Lelaki itu menaruh dagunya di pundak sempit Kiran, mempererat pelukannya saat Kiran membalas pelukannya.
Kiran tersenyum lantas berkata, "Sorry, tadi ada keperluan mendadak. Handphone gue ketinggalan di mobil jadi nggak bisa hubungin lo."
Revan mengecup pundak Kiran sekilas, lalu mengurai pelukannya. Ia menatap lekat wajah Kiran yang sedikit membuatnya aneh sampai mengerutkan dahi.
"Kamu sakit?" tanya Revan kemudian.
Kiran tertegun, tetapi dengan cepat menggelengkan kepala seraya menjawab, "Nggak. Aku baik-baik aja!"
"Tapi kamu keliatan pucet, Yang. Beneran, nggak papa?"
Kiran mengangguk manta. "Beneran. Aku baik-baik aja," jawabnya yang berhasil dibuat salah tingkah.
Pipi Kiran merona saat mendengar Revan memanggilnya 'Yang'. Ingatan tentang kejadian semalam membuatnya tidak berani menatap Revan dan langsung menunduk malu.
Revan yang melihat itu terkekeh kecil. Ia kemudian mengacak rambut Kiran pelan seraya berkata, "Nggak nyangka banget cewek galak kayak kamu bisa salah tingkah gitu."
Kiran mendongak dengan senyum malu-malu. Ia memukul dada bidang Revan lantas berkata, "Aku nggak salting! Udah, ayok duduk."
Revan lagi-lagi terkekeh pelan. Ia kemudian duduk di kursi tepat berhadapan langsung dengan Kiran, terus menatap gadisnya itu lekat. Bahkan, sudah menopang dagunya dengan senyum tidak pernah memudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Kiran Untuk Revan (END)
Teen FictionRachella Kirania. ML., seorang gadis yang hidupnya selalu dipenuhi kesendirian, selalu merasa tidak dibutuhkan oleh kedua orang tuanya, sampai membuatnya frustrasi hidup di dunia. Kiran bukan tidak ingin bergaul, ia hanya tidak ingin jika dimanfaatk...