BAB 11
Akok yang tengah bermain game online, dikejutkan dengan sebuah pesan masuk dari Kiran. Ia kemudian beralih pada aplikasi chat dan membaca pesan pacar sahabatnya itu.
KiraniaML : 'Sibuk nggak? Kalau nggak, sekarang gue tunggu di cafe Hati Orang. Ada yang mau gue tanyain soal Zidan'
Akok yang mendapat pesan itu, sempat bingung. Ia takut Kiran menanyakan hal yang di luat dugaan. Namun, ia tidak ingin mengecewakan Kiran yang sekarangn menjadi temannya.
AkokRaf : 'Otw'
Dengan cepat Akok memakai jaket dan mengambil kunci motornya. Ia pun langsung tancap gas menuju cafe yang sudah Kiran sebutkan.
Tidak butuh waktu lama untuk Akok sampai di tempat itu. Perasaannya mulai gelisah saat melihat Kiran sudah duduk membelakanginya. Ia menghela napas pelan, berusaha tenang bertemu dengan Kiran.
"Hay, Ki," sapa Akok seraya duduk di kursi kosong depan Kiran.
Kiran tersenyum lantas menjawab, " Hay, Kok. Langsung pesen aja, gue udah pesen."
Akok merasakan ada aura tidak enak dari gadis di depannya itu. Ia pun hanya memesan minuman. Setelah cukup lama dalam keheningan, akhirnya Kiran membuka suara.
"Lo nggak lagi sama Zidan, kan, tadi?" tanya Kiran kemudian.
"Nggak. Kenapa emang?"
Kiran menggeleng seraya tersenyum. Namun, Akok tahu, senyum itu palsu. Sepertinya Kiran tahu sesuatu, pikirnya.
"Ada apa, sih? Nggak kek biasanya lo ngajak gue mendadak gini," kata Akok.
Kiran menghela napasnya sebelum akhirnya bertanya, "Gue pengen nanya sama lo, tapi jawab jujur, ya?"
Akok terkekeh kecil. "Kapan, sih, gue bohong sama lo? Dari awal gue nggak pernah bohong sama lo. Masih ngeraguin gue, hmm?" tanyanya.
Kiran hanya terkekeh mendengarnya. Ia tahu Akok tidak pernah berbohong padanya, tetapi dalam masalah ini, Kiran tidak yakin Akok akan menjawab jujur.
"Gue pengen tau, ada hubungan apa Zidan sama Syeina?"
Akok yang mendengar pertanyaan gadis di depannya itu, langsung tersedak minuman yang sedang ia seruput. Lelaki itu menepuk-nepuk belakang lehernya keras, dan itu membuat Kiran yakin jika Akok mengenal Syeina.
"Lo pasti kenal, ya, sama Syeina?" tanya Kiran dengan senyum mirisnya.
Akok menghela napasnya jengah, lalu kemudian menyeruput minumannya sebelum akhirnya menatap Kiran serius.
"Gue kenal sama Syeina udah lumayan lama, sih. Kenapa? Lo kenal dia juga, Ki?"
Kiran mengangguk pelan. "Dia temen SMA gue, tapi sekarang udah nggak."
Akok hanya menganggukkan kepala. Ia berniat untuk mengalihkan setiap pertanyaan yang Kiran luncurkan, apalagi bersangkutan dengan Syeina dan Zidan. Ia tidak ingin menyakiti hati gadis itu.
"Terus hubungan Zidan sama Syeina apa? Lo pasti tau, kan?" tanya Kiran kemudian.
"Mereka ...." Akok mulai gelisah, duduknya pun tidak nyaman. Ia bingung harus menjawab apa, teapi tatapan Kiran terlalu mengerikan.
"Mereka?" tanya Kiran mempertegas.
"Mereka ...." Lagi-lagi Akok menjeda ucapannya, dan itu membuat Kiran kesal. "Mereka ... itu ... eumm anu ...."
Kiran memutar bola matanya jengah saat mendengar Akok berbicara terbata-bata. "Mereka apa, Kok?!" tegas Kiran.
"Mereka ... Itu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Kiran Untuk Revan (END)
Teen FictionRachella Kirania. ML., seorang gadis yang hidupnya selalu dipenuhi kesendirian, selalu merasa tidak dibutuhkan oleh kedua orang tuanya, sampai membuatnya frustrasi hidup di dunia. Kiran bukan tidak ingin bergaul, ia hanya tidak ingin jika dimanfaatk...