| 04 | Toko Antik

84 8 0
                                    

Feisya terkagum-kagum menyaksikan banyak benda antik dan unik terpampang nyata di depan matanya.
Telah disusun rapi dan memenuhi toko itu.

Sepeda antik dan tas jaman belanda terletak bagaikan sesuatu yang mahal harganya.

"Wah, Sepeda begini kalau gue pakai buat jalan-jalan pasti lucu kali ya" Ucap Feisya.

Tiba-tiba seseorang mengangetkannya dari arah samping saat ia sedang asik melihat sepeda antik.

"Selamat Sore, Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Orang itu.

Seseorang itu adalah sosok kakek tua dengan kaos polo berwarna putih dan rompi berwarna coklat serta topi yang kelihatannya topi kuno jaman belanda.
Sepertinya ia adalah pemilik toko ini.

"Engga kek, Saya cuman kebetulan lewat terus saya lihat toko ini. Saya jarang masuk toko antik makanya saya penasaran terus masuk ke toko kakek" Balas Feisya sambil tersenyum.

"Oh iya, Kalau begitu mari saya antar melihat-lihat benda milik saya di toko ini" Ucap Kakek itu menawarkan.

Tawaran menarik itu tak mau ia sia-siakan, Feisya segera mengangguk mengiyakan ucapan kakek itu.

"Iya kek, Boleh" Balas Feisya.

Kakek itu lalu berjalan, Diikuti Feisya dibelakang.

"Ini namanya Piring kuno, Piring ini sudah ada sejak jaman belanda. Biasanya piring ini digunakan sebagai hiasan. Kalau piring yang untuk makan, Saya sediakan sendiri didalam. Benda antik juga namun memiliki fungsi yang berbeda" Penjelasan kakek itu.

Feisya mengangguk tanda ia mengerti.

Kakek itu berlanjut ke benda antik berikutnya dan kembali menjelaskannya. Kejadian itu berulang sampai benda antik yang paling ujung.

Namun, Feisya tertarik pada benda antik yang diletakkan didekat meja kasir.
Benda itu terlihat seperti bola dilengkapi geer dan ditengahnya terdapat sebuah kursi berwarna merah serta tombol yang begitu banyak.

"Kek, Kalau yang ini apa ya?" Tanya Feisya.

"Oh ini namanya mesin waktu. Sudah ada sejak jaman dulu. Namun sepertinya ini sudah tidak berfungsi lagi. Mengingat banyak mesin waktu yang diaplikasikan di tahun yang serba modern ini. Jadi, Ya mungkin dia sudah tidak bisa digunakan lagi. Paling hanya untuk hiasan rumah" Ucap Kakek itu.

Feisya penasaran, Mesin waktu ini memiliki fungsi apa? Dilihat dari harganya yang tak murah membuat Feisya semakin penasaran. Jika memang sudah tidak dapat digunakan lagi, Dan hanya sebagai hiasan. Mengapa harganya bisa semahal ini? Bahkan 12 tas branded mungkin baru bisa untuk membeli mesin waktu itu.

**

Tiba-tiba Ponselnya berbunyi, Saat ia melihat layar ponsel ternyata Ayla meneleponnya. Mungkin gadis itu mencarinya sebab dia tidak tahu kalau Feisya ada didalam toko antik.

"Hallo, Fey? Lo dimana sih? Gue udah keliling nih daritadi. Tapi kok lo ga ada?" Tanya Ayla.

"Iya bentar, Gue kesana ke butik. Lo tunggu didepan sana aja, Jangan kemana-mana" Balas Feisya.

Setelah itu, Feisya menutup sambungan teleponnya.

"Kek, Saya pulang duluan ya. Terima kasih atas penjelasannya, Saya senang dan merasa puas telah berkunjung di toko ini" Ucap Feisya pada kakek itu.

"Iya sama-sama. Kalau kamu minat dengan salah satu barang disini, Kamu bisa kembali lagi kesini" Balas Kakek itu sambil tersenyum.

"Iya kek, Permisi" Sahut Feisya berpamitan baru kemudian keluar dari toko antik itu menemui Ayla.

Ia pun berjalan menuju butik tempat Ayla berada, Rupanya Ayla sudah tidak ada. Dan hanya ada mobilnya menunggu didepan butik itu.

Feisya mendekat, Lalu Ayla membuka jendela mobilnya.

"Ayo buruan masuk, Dicariin daritadi juga. Pening nih kepala Princess" Sahut Ayla.

"Astaga, Iya" Balas Feisya dan kemudian masuk ke dalam mobil Ayla.

**

Ayla mengantarkan Feisya sampai ke depan rumah mewahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tak terasa sudah 2 jam Feisya menemani sahabat perempuannya itu.

"Thanks ya Fey, Udah nemenin gue" Ucap Ayla lewat jendela mobil saat Feisya sudah keluar dari mobilnya.

"Iya santai aja, Biasanya juga ngerepotin gue hahaha" Sahut Feisya sambil terkekeh pelan.

"Dih, jadi lo ngerasa direpotin nih?" Tanya Ayla.

"Emm gimana ya" Balas Feisya sembari telunjuknya memangku dagunya.
Sementara tangan sebelah kirinya membawa belanjaan dari butik.

"Dih ngeselin lo!" Ucap Ayla.

"Hahaha" Balas Feisya.

"Udah ah balik dulu ya gue? Jangan lupa urus tuh suami lo. Sibuk kerja mulu mengejar cita-cita sebagai ibu negara hahahah" Ucap Ayla.

"Eh rese ya lo" Sahut Feisya.

"Hahaha bodoamat" Balas Ayla.

Feisya hanya terkekeh pelan.

"Balik dulu ya gue, Bye" Sahut Ayla.

"Ok, Bye" Balas Feisya.

Mobil Ayla melaju meninggalkan rumah mewah milik Feisya.

Feisya segera masuk menuju rumahnya, tak sabar rasanya ia ingin mencoba baju yang ia beli di butik tadi.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang