| 12 | Love u

46 4 0
                                    

Feisya mencoba membenamkan dalam-dalam rasa penasarannya itu, Ia hanya tak mau terjebak dalam masa lalu itu.

Tak lama, Naufal datang mengetuk jendela mobilnya.

"Hei! Masuk" Ucap Feisya sambil membuka jendelanya.

"Lo keluar dulu deh, Biar gue aja yang nyetir" Balas Naufal.

"Ok" Ucap Feisya.

Ia segera keluar dan berpindah ke pintu samping mobil.
Kursi sopir diduduki oleh Naufal.

"Sekarang mau kemana?" Ucap Naufal saat setengah perjalanan mereka lalui.

Tak ada jawaban dari Feisya, Gadis itu masih sibuk melamun. Sebenarnya, Ia masih penasaran dengan Ayla.

"Hei?" Ucap Naufal sambil mengepakkan tangannya didepan muka Feisya.

"Eh, Iya kenapa?" Tanya Feisya terkejut.

"Lo kenapa ngelamun? Mikirin apaan sih?" Balas Naufal.

"Engga, Kita melipir di samping itu ya. Makan di warung yang itu aja. Terkenal dan awet citra rasanya sampai 12 tahun kok" Ucap Feisya sambil menunjuk warung dari arah kanan.

"Dih, Hahah. Bahasa tinggi amat ya" Bals Naufal sambil terkekeh pelan.

"Hehe" Sahut Feisya.

Naufal memarkirkan mobilnya didepan warung itu.

Dan kemudian mereka memesan makanan.

"Fal?" Sahut Feisya.

"Ya?" Balas Naufal.

"Tau Ayla?" Tanya Feisya.

"Ayla Himawan?" Balas Naufal.

Feisya mengangguk.

"Kenapa dia?" Tanya Naufal.

"Dia tinggal dimana sih?" Balas Feisya.

"Oh dia tinggal diperumahan elit deket sekolah. Gampang kok dari arah sekolah tinggal belok kanan lurus aja. Ketemu pertigaan pilih jalan sebelah kanan. Disana isinya perumahan elit. Cuma ada rumah gedongan doang disana" Ucap Naufal panjang lebar.

"Hafal banget, Udah pernah kesana ya?" Tanya Feisya.

"Iyalah, Jangankan gue. Semua satu sekolah juga tahu rumah dia" Balas Naufal.

Feisya mengerutkan dahinya menghadap Naufal.

"Iya, Jadi Ayla itu adalah anak Pak Surya Himawan. Pemilik yayasan sekolah gue dan satu-satunya anak terkaya di sekolah juga. Papa nya dia pemilik perusahaan.." Sahut Naufal.

"Tambang" Sambung Feisya.

"Kok lo tau?" Tanya Naufal.

Mati! Lagi-lagi Feisya harus keceplosan.

"Ya tau, Dari salah satu anak yang gosipin dia pas gue observasi beberapa hari yang lalu" Balas Feisya sambil menggaruk dahinya yang tak gatal.

"Oh, Gitu" Sahut Naufal.

Feisya mengangguk.

"Emang kenapa lo tanya tentang anak itu?" Tanya Naufal.

"Ya gapapa gue penasaran aja, Soalnya kan gue banyak denger gosip juga tentang dia" Balas Feisya.

"Oh" Sahut Naufal.

"Dia pasti banyak dong ya temennya, Secara duit nya banyak. Dapet traktiran lumayan kan tuh" Ucap Feisya memancing.

"Hahaha, Ga juga sih" Sahut Naufal.

"Ga juga? Maksudnya?" Tanya Feisya.

"Ya maksudnya, Ga banyak juga yang temenan sama dia. Ayla itu kan orangnya pendiem jadi ya jarang ada yang betah temenan sama dia selain teman sebangkunya" Balas Naufal.

"Oh gitu, Emang siapa teman sebangku dia?" Tanya Feisya masih memancing.

"Feisya" Balas Naufal.

"Feisya?" Tanya Feisya.

Naufal mengangguk.

Namun kemudian Naufal baru menyadari, Nama itu sama persis dengan wanita yang sedang duduk berdua dengannya saat ini.

"Loh, Namanya sama deh kayak nama lo" Ucap Naufal.

"Masa sih?" Tanya Feisya.

"Iya" Balas Naufal.

"Fey, Panggilan dia" Ucap Naufal kemudian.

Ini kesempatan ia juga untuk mengetahui sejauh mana Naufal mengenal dirinya di masa lalu.

"Unik juga ya bisa sama gitu" Ucap Feisya.

"Iya, Mungkin cuma beda umur aja" Balas Naufal.

Feisya hanya tersenyum.

"Kira-kira si Feisya yang disekolahnya itu sifatnya sama ga ya kayak gue?" Ucap Feisya kemudian.

"Beda kali, Gue juga ga terlalu tahu soal dia. Sama pendiamnya kayak Ayla" Sahut Naufal.

Ternyata, Naufal belum tahu banyak mengenai dirinya.

"Sama cantiknya dia kayak gue hahah" Sahut Feisya.

"Ya namanya cewek, ya cantik lah. Kalau ganteng itu cowok" Balas Naufal sambil terkekeh pelan.

Rupanya sedari tadi Naufal memang tak pernah mengucapkan kata-kata menghina akan dirinya dan Ayla.
Meski ia tahu dulu, Feisya bukanlah sosok gadis cantik dan hanya gadis biasa.

"Hahaha iya" Ucap Feisya.

"Andai aja lo sekolah disana, Udah populer deh" Balas Naufal.

"Hm? Iya" Sahut Feisya kemudian.

Naufal tersenyum sambil menatap Feisya.
Feisya kemudian membalas tatapan teduh itu.

Andai saja dahulu ia lebih berani mendekati Naufal, Mungkin kejadiannya akan lebih indah.
Mereka bahkan bisa menikmati waktu bersama saat dimana saja, Termasuk di sekolah.

"Fal?" Tanya Feisya.

Naufal menaikkan alisnya.

"Kalau ada cewek yang jadi pacar lo dia pasti beruntung banget" Ucap Feisya.

"Dan gue berharap cewek beruntung itu adalah lo" Balas Naufal kemudian.

Hal itu langsung membuat jantung Feisya berdegup kencang, Nafasnya menderu. Ia tak mampu mengucap sepatah katapun. Ia seperti terbuai dengan ucapan Naufal.

"Fey, Meskipun kita baru kenal. Gue ngerasa yakin lo adalah cewek yang tepat dan bisa bahagiain gue" Ucap Naufal.

Feisya membelalakkan matanya, Tak percaya akan perkataan Naufal.

"Lo ngomong apa?" Tanya Feisya.

"Gue serius" Balas Naufal.

Feisya menaikkan alisnya tak paham dengan arti kata 'Serius'yang dikatakan Naufal.

"Lo mau ga jadi pacar gue?" Tanya Naufal.

What?! Apa?! Naufal mengatakan perasaan padanya?
Naufal menyukainya!
Ia benar-benar tak percaya!
Apakah ini hanya mimpi?
Tapi mengapa terasa sangat nyata?

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang