| 05 | Penasaran

76 7 0
                                    

Feisya masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya.

Ia membuka tas belanjaanya dan mencoba baju itu.

"Wah, Gila keren banget." Sahut Feisya sambil berkaca.

Tiba-tiba entah ada angin apa, Feisya membayangkan Naufal bersanding didekatnya dan melihatnya memakai dress cantik itu.

Semakin tenggelam dalam pikirannya sosok Naufal, Semakin rasa ingin memiliki itu kembali lagi hadir dibenaknya.

"Astaga, Kok malah kepikiran Naufal sih gue. Duh, Inget Fey! Lo itu udah punya Kenny. Dan dia suami lo. Lo harus bisa hargain dia!" Sahut Feisya meyakinkan.

Tapi tetap saja, Sosok Naufal selalu terngiang dipikirannya.
Sampai ia terpikir oleh sebuah mesin waktu yang tergeletak di toko antik tadi.

Ia lalu membuka ponselnya dan mencari fungsi dari Mesin waktu itu.

"Mesin waktu, Berfungsi untuk memutarbalikkan waktu dan dapat membawa seseorang menuju waktu yang lampau maupun waktu yang akan datang" Ucap Feisya membaca informasi didalam ponselnya.

Ia lalu termenung sejenak.

"Wah berarti kalau gue punya mesin waktu itu, Bisa dong gue pergi ke masa lalu gue semasa SMA. gue bisa ketemu Naufal terus mungkin aja sekarang gue bisa nikah sama dia" Begitu ucapnya dalam hati.

**

Esok harinya, Ia semangat menjalani pekerjaanya.
Bahkan ia telah berjanji pada dirinya bila tabungannya tak cukup untuk membeli mesin waktu itu, Ia akan menjual beberapa tas brandednya.

Ia berangkat menuju kantornya dengan perasaan gembira.

"Dih, Seneng banget ya kayaknya kamu" Ucap Kenny.

Feisya tersenyum pada lelaki itu.

"Loh kamu ga berangkat kerja? Kok masih belum ganti kemeja sama jas?" Tanya Feisya.

"Feisya istriku sayang, Ini kan hari minggu." Balas Kenny.

Saking senangnya, Feisya lupa bahwa ini adalah hari libur.
Tapi, Ia malah bingung.
Biasanya pada hari libur, Suaminya akan mengajaknya berjalan berdua. Atau menghabiskan waktu bersama.
Padahal ia ingin membeli mesin waktu itu hari ini.
Sedangkan ia tak ingin suaminya tau jika ia ingin membeli mesin itu.

Ia lalu memikirkan berbagai alasan untuk melancarkan aksinya.

"Iya sih hari minggu, Tapi hari ini Ayla udah ngajakin aku buat jalan bareng. Janjinya udah lama sih. Gimana dong?" Ucap Feisya berbohong.

"Loh, Kok tumben ga bilang dulu?" Tanya Kenny.

"Nah ini aku bilang" Balas Feisya.

"Ya maksudnya kemarin" Ucap Kenny.

"Maaf" Sahut Feisya dengan wajah memohon.

"Iya yaudah, Gapapa. Kamu jalan aja sama Ayla. Kita kan bisa lain kali" Balas Kenny dengan sabar.

"Beneran gapapa?" Tanya Feisya.

"Iya" Balas Kenny sambil tersenyum.

Lalu, Feisya memeluk suaminya itu.
Dalam hati ia merasa bersalah telah berbohong padanya. Namun semuanya ia lakukan juga untuk membahagiakan dirinya.
Sebab, Sepanjang pernikahannya ia selalu merasa menyesal dan selalu teringat akan bayangan sosok Naufal.
Ia hanya ingin bahagia dengannya, Itu saja.

**

Siang yang terik Feisya berangkat sendiri dengan mobilnya tanpa bantuan Adit.
Tidak hanya Kenny, Feisya juga sepertinya tak mau orang lain tahu.

Feisya segera menghubungi Ayla.

Feisya Alradya : Ay, entar kalau Kenny tanya gue dimana, Bilang aja gue lagi jalan sama lo

Ayla Himawan : Gila lo, Boong? Ogah ah! Emang lo mau kemana?

Feisya Alradya : Udah ah, Sekali ini aja. Bantuin gue kek

Ayla Himawan : Iya gue bantuin lo, Tapi lo kasih tau dulu mau kemana

Feisya Alradya : Besok aja dikantor gue kasih tahu

Kemudian, Feisya menutup layar chat nya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

Ia melajukan mobilnya menuju toko antik itu.

Memarkirkan mobilnya didepan dan segera masuk kedalamnya.

"Kek?" Sahut Feisya.

Kakek itu sudah ada di meja kasir, Seperti biasa. Toko antik itu tak pernah padat pengunjung. Kadang sepi bahkan jikalau pun ada pengunjung paling hanya 2 atau 3. Tidak lebih.

"Ya?" Sahut Kakek itu sambil tersenyum.

"Masih ingat saya kan?" Tanya Feisya dengan senyumannya.

"Tentu, Kamu yang kemarin datang ke toko saya kan?" Balas Kakek itu.

" Iya benar kek" Sahut Feisya.

"Jadi gimana? Kamu tertarik dengan salah satu barang saya?" Tanya Kakek itu.

"Iya kek, Saya tertarik sama mesin waktu yang ini" Balas Feisya sembari menunjuk mesin waktu yang tergeletak didekatnya.

Wajah kakek itu berubah menjadi datar namun terlihat sedikit khawatir.
Ia seperti tak suka Feisya memilikinya.

"Emm, Itu kan cuma buat hiasan. Apa ga keberatan kalau dibawa?" Tanya Kakek itu.

"I...iya kok kek, Saya juga cuman jadiin itu jadi hiasan rumah saya. Lagipula barang antik yang lumayan besar dirumah ini kan cuma mesin waktu ini kek" Sahut Feisya berbohong.

Sesungguhnya ia ingin menjalankan fungsi dari mesin waktu itu lagi.

"Oh baiklah kalau begitu, Tolong dirawat dengan bijak ya" Balas Kakek itu.
Namun raut wajahnya tetap terlihat khawatir.

Feisya menyerahkan kartu ATM nya pada kakek itu.
Namun sayang tabungan Feisya tak cukup untuk membeli mesin waktu itu.

"Kenapa kek? Kurang ya?" Tanya Feisya.

"Tak apa, Kamu tetap bisa membawa mesin ini bersamamu." Balas Kakek itu.

"Beneran kek? Wah makasih ya kek" Ucap Feisya kegirangan.

"Iya, nanti akan saya perintahkan kurir untuk mengantar ini kerumah kamu" Balas Kakek itu.

"Ga usah kek, Saya bisa bawa sendiri kok. Lagipula saya bawa mobil" Ucap Feisya.

Akhirnya ia bisa membawa mesin waktu itu.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang