| 18 | BrokeSchool

41 5 0
                                    

Ia berlari ke koridor sekolah menuju ruang guru. Beruntung, Sekolah itu masih buka.

Feisya baru ingat, SMA nya itu sering disewa oleh sebuah ekstrakurikuler seni tari sebagai tempat latihan di hari minggu.

"Duh ngerepotin banget sih! Nasib jadi mahasiswa magang palsu" Sahut Feisya sambil terus berlari menuju ruang guru.

Tiba-tiba ia mendengar sesuatu dari taman sekolahnya.

"Duh mana sih! Kakak janjinya mau dateng. Kok sampai sekarang belum dateng juga, Apa dia lupa ya?" Ucap Ayla.

"Ayla?!" Sahut Feisya yang melihat Ayla sedang duduk sendirian ditaman. Gadis itu seperti sedang menunggu seseorang.

Ayla sedang duduk sendiri, Posisinya membelakangi tubuh Feisya.

Saat Feisya hendak menghampirinya, Tiba-tiba sosok lelaki dengan menggunakan masker berwarna hijau sedang berjalan mendekati Ayla dari arah samping. Lagi-lagi tubuh lelaki itu membelakangi Feisya dan duduk disamping Ayla.

Feisya segera berlari ke belakang pohon untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ayla mohon kak, tolong pulang ke rumah. Ayla khawatir sama keadaan kakak. Orang rumah juga pasti khawatir sama kakak" Sahut Ayla.

Lelaki itu hanya menatap diam wajah Ayla, Dirinya masih celingak celinguk kanan dan kiri mungkin untuk memastikan tak ada orang yang melihat mereka.

"Kak! Kenapa sih Kakak tetep ga mau pulang? Ayla janji! Ayla ga akan ganggu kakak dan akan turutin semua kemauan Kakak tapi Ayla mohon kakak pulang ya?" Ucap Ayla masih terus memohon.

Entah laki-laki itu bisa bicara atau tidak, Daritadi ia masih tak mau menjawab pertanyaan Ayla.
Ditambah wajah yang ditutupi sebuah masker membuat Feisya tak mengenal siapa lelaki itu.

Lalu, Lelaki itu menunduk sementara Ayla menangis.

Tak lama lelaki itu pergi meninggalkan Ayla tanpa penjelasan apapun.

"Kakak! Kak!" Ayla berteriak memanggil orang itu kemudian berlari mengejarnya.

Feisya yang penasaran pun ikut mengejar Ayla.

srtttt
Lelaki itu pergi bersama motornya.

"Kakak!" Sahut Ayla berteriak.

Saat Ayla berjalan kembali ke taman, Tiba-tiba dibelakangnya berdiri Feisya yang sedari tadi mengejarnya.

"Huff... Ayla?" Sahut Feisya masih sambil mengatur nafasnya.

"Ibu ngapain disini?" Tanya Ayla dengan nada ketakutan dan air mata masih terus membasahi pipinya.

"S..aa..yy..aa" Ucap Feisya terbata-bata bingung, kata apa yang harus ia ucapkan pada Ayla.

Kemudian, Ayla berlari meninggalkan Feisya dan duduk menangis ditaman.

Feisya mendekati gadis itu dan menenangkannya.
Ia membelai kepala Ayla dan meletakkannya pada bahunya.

Ia masih mengelus rambut Ayla.

"Bu, Kenapa harus Ayla yang ngalamin semua ini?" Ucap Ayla sambil terus menangis.

Feisya menggigit bibirnya, Sepertinya Ayla benar-benar sangat terpukul sekarang Namun ia tak mengerti masalah apa yang sedang menjajahi kehidupannya.

"Ayla, Tuhan memang selalu memberikan manusia berbagai cobaan. Tapi percaya, Tuhan memberikan kamu ini karena Tuhan tau kamu manusia yang cukup kuat untuk melalui semuanya" Ucap Feisya.

Ayla menatap Feisya dengan tatapan teduh, Matanya nampak merah bekas tangisan yang begitu perih menyayat hatinya.

"Bu, Ayla belum cukup kuat jalanin semua ini. Ayla ga yakin seberapa jauh Ayla harus bertahan dengan semua rasa sakit yang Ayla terima?" Sahut Ayla.

Feisya tersenyum sambil menatap Ayla.

"Memangnya kalau ibu boleh tau, Ayla punya masalah apa? dan maaf, Kalau boleh tau. Siapa laki-laki yang menemui kamu tadi?" Tanya Feisya.

Ayla terdiam sejenak dan ia tertunduk.

Feisya berpikir mungkin tak seharusnya ia ikut campur terlalu dalam masalah Ayla.

"Baik, kalau kamu tidak mau cerita ga masalah. Yang penting kamu harus tau, banyak orang yang peduli sama kamu. Ada sahabat kamu dan ada ibu yang selalu siap kapanpun buat kamu" Sahut Feisya sambil mengelus kedua pundak Ayla.

"Makasih bu" Balas Ayla sambil tersenyum.

Feisya tersenyum baru kemudian berkata "Kamu yakin ga mau cerita sama siapapun tentang masalah kamu? Mungkin mereka bisa membantu mengurangi beban masalah itu"

Ayla menggelengkan kepalanya.

"Ayla ga akan bu cerita sama siapapun tentang masalah ini, termasuk sama Fey. Saya ga mau dia terberatkan oleh masalah saya, Lagipula dia juga katanya ingin fokus sama sekolah untuk membantu perekonomian keluarganya dan Ayla ga mau menambah beban hidupnya dia sama masalah Ayla. Jadi lebih baik biar Ayla simpan aja masalah ini, Ayla pasti bisa. Iya kan Bu?" Sahut Ayla.

Feisya langsung terperangah dengan ucapan Ayla, Sahabatnya ini benar-benar sosok yang luar biasa. Selain baik dan cantik, Ayla adalah sosok yang perduli. Bahkan Feisya tidak pernah menyadari Ayla akan melakukan hal ini.

Feisya menangis terenyuh dengan perkataan Ayla. Ia berjanji, Nanti setelah ia pulang dari masa lalu ini, Ia kan bersedia selalu mendengarkan keluh kesah Ayla dan menjadi sahabat terbaik untuknya.

Ia pun memeluk tubuh Ayla erat-erat.

"Iya, Ayla pasti bisa" Balasnya.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang