| 28 | Foto siapa?

20 3 0
                                    

Sampai apartemen, Feisya segera mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

Ia juga menelepon Naufal untuk menanyakan kabarnya.

"Lo udah dirumah?"

"Udah kok"

"Jangan lupa keringin badan lo, gue rasa lo banyak kena air hujan sama minum air anget ya. Pokoknya gue ga mau lo sakit"

"Ciee perhatian"

"Naufal..."

"Hehe"

Feisya melihat jaket Naufal yang ia gantung dengan hanger.

"Fal, Jaket lo gue kembaliin besok ya"

"Aelah santai aja kali, lo simpen aja gapapa kok"

"Ogah ah, Bau kotoran kuda"

"Eh ngeledek"

"hahaha becanda"

"Udah dulu ya, gue ngantuk"

"Ok"

Feisya menutup sambungan teleponnya, Ia menghampiri jaket Naufal. Melepasnya dari hanger sambil membayangkan momen indah saat hujan tadi.

Namun, saat ia merogoh saku jaket Naufal.

Sebuah foto berukuran kecil ada disana, Foto seorang gadis kecil yang sedang tersenyum.

"Hah? Ini foto siapa?" Ucap Feisya.

"Naufal kan anak tunggal, ga mungkin ini foto adiknya. Atau adik sepupunya dia? Tapi buat apa dia simpen foto ini di jaketnya?" Ucap Feisya lagi.

"Kalau seandainya ini foto sepupunya, ngapain dia taruh di jaket? berarti ini foto dia bawa kemanapun dia pergi" Sahut Feisya kemudian.

Feisya curiga dengan lelaki itu, apa diam-diam dia menyukai wanita lain selain dirinya?
Feisya harus menanyakan padanya besok.

**

Hari ini adalah hari minggu. Feisya berniat untuk mengembalikan jaket Naufal sekaligus menanyakan perihal kemarin.

Ia bergegas melajukan mobilnya menuju rumah Naufal.
Ia memarkirkan mobilnya dipucuk gang. Pasalnya rumah Naufal berada digang kecil dan untuk memasukinya hanya muat satu mobil sedangkan sudah ada mobil lain yang diparkirkan dirumah tetangga Naufal sehingga ia memilih parkir dipucuk gang.

"Gue harus samperin Naufal" Ucap Feisya.

Sampai didepan rumah Naufal, Ia mengetuk pintunya.

tok tok

Tak ada jawaban

tok tok

Tak ada jawaban

"Permisi"

"Fal, Ini gue Feisya"

Namun, tetap tak ada jawaban.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Feisya. Sontak hal tersebut mengagetkan Feisya lalu ia segera menoleh ke arah orang itu.

"Cari siapa mba?"

"Oh saya cari Naufal mba. Yang punya rumah ini. Kemana ya?"

"Mba ini siapa?"

"Saya temannya Naufal"

"Naufal kalau hari minggu pasti pergi mba, cuman saya ga tau dia pergi kemana"

"Sendirian?"

"Iya, Kan dia tinggal dirumah ini cuma sama ibunya. Ibunya biasanya kerja"

"Oh begitu ya bu"

"Iya mba, kalau begitu saya permisi ya mba"

"Oh ya bu, terimakasih"

Setelah mendapat sedikit informasi dari ibu itu, Feisya pun semakin bingung kemana laki-laki itu pergi?
Rasa kesal menyelimuti hati Feisya ketika tahu hampir setiap hari minggu Naufal tidak ada dirumah. Tapi kenapa laki-laki itu tak pernah memberi tahu padanya?
Sebenarnya dimana ia berada.

Ada hal yang janggal dari percakapan antara dia dan tetangga Naufal tadi.

Naufal tinggal hanya bersama ibunya, Kemana Ayah Naufal?
Ibu Naufal bekerja dihari minggu, Kerja apa yang mengharuskan karyawan masuk dihari libur?

Feisya mencoba menepis pikiran negatifnya, Ia segera melajukan mobilnya ke taman kota.
Mungkin Naufal ada disana, Pasalnya Naufal sering mengajaknya kesana.

Lelah berputar, Feisya malah tak menemukan Naufal dimanapun.

Feisya mencoba menelepon nomornya namun tak ada jawaban.

Melacak nomor!

Hal yang terpintas dipikirannya.
Berbekal email Naufal, ia bisa mencari keberadaan Naufal diponsel pintarnya.

Ting!
Naufal sedang berada disekolah pada pencarian itu.

"Sekolah? Ngapain dia kesana hari minggu begini?" Ucap Feisya.

Mungkin keperluan Osis, Pasalnya lelaki itu memang seorang Ketua Osis.

Ia segera memutar arah mobilnya menuju Sekolah.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang