| 14 | Dibalik pintu

49 4 0
                                    

"Gue seneng banget Fey" Sahut Naufal sembari menggenggam tangan Feisya.

Berada ditengah taman yang indah mereka berjalan berdua, Berdekatan dan bergandengan tangan.

"Gue juga" Balas Feisya.

Naufal tersenyum dan memeluk tubuh Feisya.

'Lo ga tau Fal, Gue udah sayang sama lo sejak lima tahun yang lalu tapi lo ga pernah sadar sama keberadaan gue. Dan lo jadi milik gue disaat kita harus melalui perbedaan umur di perbedaan dimensi tahun kayak gini. Rasanya bahagia bercampur sakit Fal'
Ucap Feisya dalam hati.

"Fey?" Tanya Naufal sambil memegang kedua tangan Feisya.

"Ya?" Balas Feisya.

"Gue ada sesuatu buat lo" Ucap Naufal.

"Hemm, jangan bilang kertas observasi atau penelitian lanjut tentang tugas gue ya?" Tanya Feisya.

"Dih geer banget sih lo, Kalau itu sih lo selesein aja sendiri hahaha" Balas Naufal.

"isshh jahat banget sih" Ucap Feisya dengan mulut manyun.

"Hahaha engga bercanda, Tapi bukan itu yang mau gue kasih" Balas Naufal sambil mencolek hidung Feisya.

"Apa?" Tanya Feisya.

"Nih" Balas Naufal sembari memberikan sebuah kotak musik.

"Hah? Kotak musik?" Ucap Feisya sambil menerimanya.

'Kuno banget sih lo, Kotak musik begini kalau di 2020 udah ga dijual kali '
Batin Feisya.

Naufal menganggukkan kepalanya.

"Kenapa? Ga suka ya?" Tanya Naufal.

"Suka lah, Kan yang ngasih pangeran berkuda putih" Balas Feisya.

"Pangeran berkaos putih tuh baru bener kali hahaha" Sahut Naufal terkekeh.

Feisya membuka kotak musik itu dan memainkannya. Terlihat dua pasang boneka yang nampaknya digambarkan sebagai seorang kekasih sedang menari ditengah kotak musik itu.

Feisya tersenyum melihatnya.

"Ini Gue ini lo" Ucap Naufal sambil menunjuk boneka itu bergantian.

Feisya mendongakkan kepalanya menatap wajah Naufal yang lebih tinggo darinya. Ia tersenyum.

"Makasih ya" Sahut Feisya.

Naufal menganggukkan kepalanya dan memeluk gadis itu, Mengusap pangkal rambutnya dan menciumnya.

Feisya begitu bahagia dan sangat bahagia. Ia ingin seperti ini terus selamanya sampai bahkan berangan-angan dapat hidup berumah tangga bersama Naufal.

**
Feisya memarkirkan mobilnya di depan apartemen, dibelakang Naufal bersama mobilnya pun ikut berhenti didepan rumah Feisya. Ia keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil Naufal.

"Bye Kapten!" Ucap Feisya sambil melambaikan tangannya dari jendela mobil Naufal.

"Bye Princess! Jangan lupa istirahat ya" Sahut Naufal dari dalam mobil.

"Iya" Balas Feisya sambil tersenyum.

Lalu, Naufal berlalu bersama mobilnya meninggalkan Feisya.

"Besok gue harus ikutin terus aktivitas Ayla, tapi gue jangan sampai ketemu sama gue sendiri. Gue yakin ada sesuatu yang dia sembunyiin selama ini sama gue" Ucap Feisya.

Keesokan harinya, Seperti janjinya kemarin.

Namun kali ini ia akan melakukan hal yang lebih ekstrim untuk bisa dekat dengan Ayla terus menerus.
Ia akan membuat dokumen palsu menggunakan laptop yang ia bawa dari 2020. Teknologi yang memadai dapat ia gunakan untuk menjebak sekolah agar percaya dengan dokumennya.

Ia akan menyamar menjadi mahasiswa magang. Dengan begitu ia akan lebih dekat dengan sosok Ayla.

Pagi sekali ia sudah ke sekolah, Menyerahkan seluruh dokumennya dan memaksa pihak sekolah dengan argumennya agar dirinya dapat bekerja saat itu juga.

"Terimakasih Pak" Ucap Feisya sambil berjabat tangan dengan guru itu kemudian ia berjalan keluar dari pintu.

"Ayla?" Ucap Feisya saat melihat Ayla dari kejauhan sedang berlari menuju koridor dekat ruang panitia.

Ia langsung mengejar Ayla.
Namun sial, Ia hanya dapat mengintip melalui lubang kecil saat Ayla memasuki Ruang Panitia.

"Ngapain dia masuk? Setau gue Ayla ga pernah jadi panitia atau ikut organisasi sekolah" Sahut Feisya.

Disana terlihat Ayla sedang terlibat obrolan dengan seorang pria namun tak terlihat siapa pria itu. Postur tubuhnya membelakangi Feisya sementara Ayla tepat berhadapan dengannya. Mereka sedang duduk berhadap-hadapan.

"Kak, Ayla janji Ayla ga akan gangguin kakak tapi tolong kak. Kakak pulang, Kakak jangan buat Papa sama Mama khawatir" Ucap Ayla dengan nada memohon.

Lelaki itu tak menjawab apapun, Ia hanya memalingkan mukanya dari Ayla.

Setelah itu, Feisya tak begitu jelas mendengar suara mereka.

Terakhir, Ayla mencoba menahan tangan laki-laki itu saat hendak beranjak pergi namun Laki-laki itu dengan segera mendorong tubuh Ayla menjauh.

Saat laki-laki itu hendak berbalik menghadap posisi Feisya yang sedang mengintip mereka melalui lubang kecil jendela, Feisya langsung melarikan diri.

Ia berjalan sejauh mungkin dari ruangan itu dan menuju kantin.

"Siapa sih cowo itu? Berani nya dia dorong Ayla" Ucap Feisya.

"Eh Mba cantik, Ada perlu apa mba kesini lagi? Nyariin aku ya pasti?" Sahut Bagas, Teman Naufal yang datang dan mencolek bahu Feisya.

Kurangajar sekali anak ini
Batin Feisya.

Feisya hanya tersenyum pada Bagas.

"Ga masuk kelas?" Tanya Feisya.

"Engga ah, Nanti aja. Bosen" Balas Bagas.

Feisya mengangkat alisnya.
"Pantes aja bodoh, Ternyata ga pernah belajar" Ucap Feisya dengan tak sengaja.

Memang dulu sewaktu SMA, Bagas ini adalah sosok yang paling bodoh diantara anak kelasnya. Sering kali mendapat remedial dan bahkan kerap mengulang ujian praktek.

"Hah? Iya emang mba cantik, saya ga pernah belajar soalnya belajar kan ga buat perut kenyang. Iya ga?" Sahut Bagas.

Pikirannya memang selalu diliputi makanan, Meski badannya tidak terlalu gemuk dan wajahnya juga lumayan berkarisma.

"Lebih baik kamu sekarang masuk kelas terus belajar, Masa depan kamu itu lebih penting. Jangan sampai kamu menyesal dimasa depan" Balas Feisya bijak.

"Aduh, ngapain? Kan masa depan Bagas itu mba cantik. Iya ga? hehe" Sahut Bagas sambil mengangkat alisnya naik turun.

Feisya hanya bisa menggelengkan kepala dan meninggalkan Bagas.
Teman masa lalu nya itu ternyata genit.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang