Saat pelajaran disekolah usai, Feisya menunggu sambil duduk di taman sekolahnya.
Biasanya, dulu sewaktu pulang sekolah ia dan Ayla akan berpisah disini.
Feisya akan mengendarai sepeda untuk pulang kerumahnya sementara Ayla akan dijemput dengan sebuah mobil."Itu gue!" Ucap Feisya saat melihat dirinya dengan Ayla.
Ia langsung membalikkan badan. Menghindari pertemuan dengan dirinya.
Setelah dirasa aman, Ia pun membalikkan badannya kembali.
Feisya di masa lalu telah berlalu menggunakan sepedanya.
Sementara, Ayla hendak menaiki mobil dan langkahnya tiba-tiba terhenti.
"Kakak!" Ucap Ayla lalu berlari entah kemana.
Feisya kehilangan jejak, Namun ia tak putus asa. Ia berlari ke dalam mobil dan melajukan kecepatan penuh menuju rumah Ayla.
Tepat sekali, Ayla sedang berjalan keluar mobil dalam keadaan lesu. Seperti tidak ada semangat dalam dirinya.
"Gue harus cari cara supaya bisa masuk ke rumah Ayla" Ucap Feisya.
Ia berjalan menuju depan rumah.
"Maaf mba, Sedang mencari siapa?" Tanya Pak Satpam.
"Oh ini, Saya guru sekolah Ayla Pak. Kedatangan saya kesini ingin melakukan tawaran beasiswa pada Ayla, Karena prestasi Ayla disekolah tergolong bagus Pak" Balas Feisya berbohong.
"Oh begitu,Baik bu silahkan masuk" Ucap Pak Satpam itu.
Sepertinya ia sudah lupa dengan wajah Feisya, Padahal beberapa hari yang lalu ia sempat kesini dan mengaku padanya sebagai teman Ayla.
Setelah berhasil memasuki rumah Ayla, Ia disambut oleh Pembantu Ayla.
Feisya dipersilahkan duduk diatas sofa mewah milik keluarga Ayla.
"Sebentar Bu, saya panggil Non Ayla nya dulu" Ucap pembantu itu lalu menuju ke atas.
"Seumur-umur waktu gue SMA, Ayla ga pernah ngajakin gue kerumahnya yang ini. Baru pas kita pindah ke Bali aja dia bolehin gue mampir ke rumah baru nya" Ucap Feisya.
Tak lama, datanglah seorang gadis dengan rambut kepang dua dan kacamata bulatnya yang khas.
'Dulu aja polos banget begini, Sekarang beuhh pake softlens, warna rambut gonta ganti mulu udah kek anak ayam'
Ucap Feisya dalam hati saat melihat perubahan Ayla."Hallo Ayla" Sahut Feisya menyapa.
Ayla hanya tersenyum lalu duduk disebelah Feisya.
"Ada apa ya?" Tanya Ayla.
"Ini Ayla, Sekarang saya mahasiswa yang sedang magang di sekolah kamu. Jadi kedatangan saya kesini mau menawarkan beasiswa sama kamu. Apa kamu tertarik?" Sahut Feisya.
Ayla menatap Feisya sebentar, menatap setiap sisi rumahnya, lalu kembali menatap Feisya.
"Beasiswa tidak hanya diperuntukkan bagi orang yang tidak mampu, Beasiswa yang kamu dapatkan bisa menjadi tolak ukur kamu ketika mencari pekerjaan nanti bahkan bisa membantu kamu ketika hendak mengikuti olimpiade" Ucap Feisya panjang lebar.
"Bukan seperti itu maksud saya Bu, Maaf. Kalau soal beasiswa orang tua saya tidak akan mau menandatangani itu. Mereka takut dianggap tidak mampu dan menurutnya itu menurunkan derajat keluarga" Balas Ayla.
Feisya tertegun menatap Ayla yang kebingungan. Ia mau tapi apa daya keluarganya terlalu egois dan gengsi.
Feisya menghela nafasnya.
Prank
Suara piring jatuh mengagetkan keduanya. Tampak diwajah Ayla, Ia sedang khawatir sekaligus kaget.
"Sebaiknya ibu pulang sekarang saja" Sahut Ayla.
"Saya harus pamit dulu sama kedua orang tua kamu" Balas Feisya.
Ayla menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Ibu tunggu disini jangan kemana-mana" Ucap Ayla sambil menuntun Feisya untuk duduk.
Ayla berlari ke asal suara yang berasal dari ruang tamu kedua yang berada disebelah.
Karena penasaran, Feisya mencoba mengendap-endap untuk mengetahuinya.
"Mama udah ga tahan lagi Pa! Papa itu ga pernah ngerti perasaan Mama!" Sahut Seorang perempuan yang sepertinya adalah Ibu Ayla. Ia membanting piring dengan raut wajah marah.
"Mama yang ga ngerti perasaan Papa! Mama ga mikirin anak-anak kita?" Sahut Pak Surya.
Mereka sedang bertengkar.
Ayla memeluk Papa nya, Pak Surya. Ia memegang tubuh anaknya itu dengan wajah marah dan masih beradu mulut dengan perempuan didepannya itu.
"Ayla ayo ikut Mama!" Ucap Perempuan itu sambil menarik tangan Ayla.
"Engga! Ayla ga mau ikut Mama atau Papa. Ayla mau Papa sama Mama ada disini sama Ayla dan kakak" Sahut Ayla sambil mendorong kedua orang tuanya dengan tenaga kecilnya itu.
Ia lalu berlari meninggalkan mereka melewati koridor ruang tamu dengan jalan cepat tanpa menyadari kehadiran Feisya.
"Ayla!" Ucap Perempuan itu.
Dan mereka tetap melanjutkan pertengkaran itu tanpa memperdulikan Ayla.Feisya tetap menyaksikan pertengkaran itu, Pasalnya ia hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga sahabatnya itu.
Tak lama setelah beradu mulut, Pak Surya menampar wajah wanita didepannya itu.
"Keterlaluan kamu mas" Ucap Wanita itu.
Feisya yang melihatnya hanya menutup mulutnya rapat-rapat, Takut dengan kejadian didepannya itu.
Karena tak mau terlalu ikut campur dan takut ia ketahuan mengintip, Ia pun segera keluar dari rumah Ayla.
Tiba-tiba, Saat sedang keluar. Ia seperti melihat sebuah mobil yang ia kenali.
Namun ia mencoba tak memperdulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Masa Lalu ku
Teen FictionKisah seorang gadis cantik, bergelimang harta dan berkaki jenjang yang merasa gagal menjalani kehidupan barunya. Rasa ingin mengulang masa lalu terjadi ketika ia bertemu dengan sebuah mesin waktu. Bagaimanakah petualangan gadis itu dengan mesin wakt...