Hari pertama tahun ajaran baru di Hogwarts, Seluruh murid sedang berkumpul di Great hall untuk menikmati makan malam mereka. Dan biasanya akan terdapat pidato membosankan yang biasa disampaikan Dumbledore, juga topi seleksi untuk anak tahun pertama. Sepertinya akan lebih lama lagi karna Kau-tahu-siapa diketahui telah bangkit, hal itu juga membuat banyak murid yang tidak kembali ke hogwarts tahun ini.Dan seperti biasa Ron tengah memakan agar dengan lahapnya. Tak memerdulikan Hermione yang sedang menatapnya sinis.
"Jangan Khawatir, dia akan datang sebentar lagi." Jawab Ron santai saat ditanya tentang keberadaan Harry. Ia kembali melanjutkan makannya.
"Bisakah kau berhenti makan dulu? Sahabatmu sedang hilang." Hermione panik sambil memukul Ron dengan buku tebal miliknya. "Dasar gila." Tambahnya.
"Lihat berbaliklah, kau yang gila."
Hermione membalikan hadapannya. Dan betul Harry sedang berjalan kearah mereka.
"Darimana saja kau?" Tanya Hermione.
"Nanti kujelaskan." Harry menenggak minuman di hadapannya. "Apa saja yang kulewatkan." Tanyanya.
"Seperti biasa guru pertahanan ilmu hitam diganti.. kali ini oleh Snape, dan ramuan diisi oleh-oleh-oleh siapa ya?" Jawab memikirkan nama profesor yang ia lupakan itu.
"Horace Slughorn." Hermione menjawab.
"Dan kuperkenalkan murid pindahan dari Utara, yang akan menjadi murid tahun keenam.." Ucap Dumbledore disela pidatonya.
Muncul lelaki tinggi dengan kulit putih pucat juga rambut pirang dihadapan seluruh murid. Mungkin Ia sudah tidak asing dikalangan penyihir berdarah murni.
"...Draco Malfoy" Lanjut Dumbledore.
"Janggut merlin, pertanda buruk." Ron tersedak. Ia langsung meminum air entah milik siapa didepannya.
"Kenapa?" Hermione bertanya penasaran.
"Kau ingat Lucius Malfoy dan Bellatrix?"
Harry tampak tidak senang saat Ron menyebut nama itu, terlebih saat Bellatrix disebutkan. Wanita sinting itu sudah membunuh Sirius Black.
"Dari nama belakang mereka, Aku bisa menebak." Hermione menaikan satu alisnya.
"Ya, dia adalah anak dari Lucius dan dia juga keponakan dari Bellatrix." Jelas Ron.
"Astaga Draco darimana saja kau suami ku!" Tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis dari kejauhan.
Kata-kata itu sontak menjadi gelak tawa di keadaan yang tadinya sedang serius.
"Lihat saja sampai para gadis itu tahu bagaimana Malfoy yang sesungguhnya." Ron menebak, dan kembali melanjutkan makannya.
"Seburuk itu kah?" Hermione kembali menaikan alisnya, Ia hanya penasaran saja, tak lebih.
"Tentu saja buruk, ayahnya seorang pelahap maut. Bisa jadi Ia juga termasuk kedalamnya." Harry mendengus.
"Kau seperti sudah mengenalnya saja, belum tentu dia begitu."
"Kii sipirti sidih minginilnyi siji, bilim pisti dii bigiti. my ass Mione." Sarkas Ron. "Lihat saja sebentar lagi, kalau tak dia berulah." Lanjutnya.
"Nikahi aku Draco!"
"Mind if i slither in?" Kembali teriakan para gadis itu menggoda Draco.
Suasana jadi ricuh dan ramai oleh sautan para gadis yang mengagumi Draco. Mereka mengatakan kata-kata gombalan mereka untuk Draco. Dumbledore bahkan sampai kewalahan dan akhirnya mengurangi 10 poin untuk masing-masing Asrama. Dan ia pun kembali melanjutkan pidatonya.
"Aku teringat kata-kata bijaksana--" Dumbledore memulai.
"Setiap hari, setiap jam, bahkan di menit-menit ini. Mungkin sihir kegelapan mencoba memasuki kastil ini dan pada akhirnya kekuatan terbesar itu berada pada kalian sendiri. Pikirkan itu--"
"Kau lihat wajah si Malfoy itu? Tatapannya tampak kosong." Harry berbicara disela pidato.
"Pasti karna kau sudah memasukan ayahnya ke Azkaban." Ron terkekeh.
"Berisik, Dengarkan pidatonya bodoh." Hermione memperingati.
"Sekarang tidurlah, bip bip." Dumbledore menutup.
"Iya aku mendengarkan nih." Sarkas Ron. Lalu pergi dengan Harry menuju kamarnya.
Hermione tak langsung menuju kamarnya, liburan panjang membuatnya ingin kembali melakukan aktivitas kesukaan nya di Hogwarts yaitu membaca buku di perpustakaan.
Besok di jam pertama akan ada pelajaran ramuan, pikir Hermione. Kalau begitu itu yang akan ia baca hari ini.
Ia mengayunkan tongkatnya untuk mengambil buku yang berada di rak tinggi yang tak dapat ia jangkau.
Dan buku yang harusnya melayang itu malah jatuh dan tak sengaja mengenai kepala seseorang. Mungkin ini karna sudah lama tidak memakai tongkat sihir, pikir Hermione.
"Maaf, aku tak sengaja." Hermione dengan sigap berjongkok mengambil buku yang berjatuhan dan kembali bangkit berdiri.
"Kau Draco Malfoy kan? Anak pindahan itu? Maaf aku tak sengaja menjatuhkan buku ku."
Draco tampak tidak peduli, dan malah pergi begitu saja.
Hermione hanya memandangi kepergiannya itu. Demi bulu hidung Merlin dia adalah lelaki paling sombong yang pernah ia temui, sepertinya Ron benar tentang Malfoy itu.
...
Vomment yuu!
Draco dalem hati : udah ngomongin gw bae si potter ama weasley, awas be temen lu gw sikat aokaowkaow.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]