"Kau makan tempat." Alf menyikut tubuh lelaki disebelahnya kesal.
"Kau tuh!" Jun menyikut-nyikut lebih parah.
Draco hanya bisa menunduk menatap sepatunya, berharap ada suatu keajaiban datang padanya. Baginya penyesalan tidak selalu datang diakhir, diawal pun sudah terasa. Karna harusnya dua orang itu masih berendam saja di kolam, dan harusnya ia tidak mendengar dongeng Poseidon itu. Draco menghela napas panjang sambil membuka pintu lemari tempat mereka berada sekarang. "Kita sampai."
"Ini Hogwarts?" Mata Jun menjelajahi tiap sudut ruangan, "..Seperti gudang."
"Karna.. ini ruang kebutuhan." Draco menjawab dongkol, Ia langsung mencari jalan keluar dan bergegas pergi. "Cepat, kita tidak ada waktu lagi!"
"Kita langsung pergi kesana gitu?" Pekik Jun.
"Iya." Draco mengangguk.
"Di tempat dipenuhi barang seperti ini? Kita harus Looting dulu men." Jun menepuk bahu Draco, dan pergi mengitari tiap ruangan
"Maksudmu?" Draco menaikan suaranya, ingin rasanya meninju wajah lelaki Choi itu. "Aku serius, kita harus cepat!"
"Hei lihat!" Alf memamerkan tiara berbentuk elang dengan permata biru yang baru saja ditemukannya. Matanya menyipit mencoba membaca tulisan di tiara itu. "Sepertinya harganya ribuan galleon."
Jun menyambar tiara itu menatapnya kagum, ia meletakan tiara itu dikepalanya iseng. "Bagaimana penampilanku?"
"Lebih cantik dari Mulan." Alf memberikan jempolnya.
"Kita sudah kehabisan waktu!" Draco memperingatkan, "Atau, bagaimana kalau aku duluan? Kalian menyusul?" Kakinya melangkah sedikit-demi sedikit mulai berpindah menuju pintu keluar.
"No! Bagaimana kalau kita tersesat? Kastil sebesar ini bisa saja ada anjing kepala tiga, troll, manusia serigala, mungkin ular besar mematikan, atau malah kecoa? Kita tidak boleh berpisah, jadi kau harus tunggu disini Drake." Alf kembali melanjutkan mencari barang.
Draco tersenyum pasrah. "Oke."
"Bagaimana kalau ini?" Jun menunjukan pistol kolibri yang ditemukannya berada ditumpukan koran penuh debu. Ia memutar pistol itu seperti gangster garang di film koboi. "Sepertinya tidak perlu sih." Ia mengembalikannya lagi.
"Bagaimana dengan ini?" Alf menunjukan benda persegi panjang berwarna hitam dengan antena panjang.
"Apa itu?" Tunjuk Draco bingung.
"Walkie talkie, kita bisa berkomunikasi dengan itu!" Jun berteriak.
P.s kalau tulisannya miring, berarti itu suara dari walkie talkie.
...
Draco mendaratkan kakinya ditangga menuju halaman Hogwarts. Matanya yang sedari tadi hanya berani menatap kearah tanah mulai bangkit untuk menyadari apa yang ada didepannya. Semua orang berada disana, dari pihak Voldemort maupun Harry Potter, Semua sama seperti yang dilihatnya.
"Kau lihat Jun?" Tanya Alf disampingnya.
"Aku ke toilet sebentar."
Walau sebenarnya Draco sedang jengkel karna tingkah kedua temannya, yang cukup diluar normal. Tapi tak bisa dipungkiri mereka adalah penyihir cerdik juga teman yang baik. Jun yang sudah sangat paham tentang benda muggle, menyihir Walkie Talkie yang ditemukan Alf, agar hanya mereka bertiga yang bisa dengan suaranya. Sementara Alf, berjanji akan menendang bokong semua pelahap maut yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]