Seorang lelaki berdarah Asia berjalan menghampiri Draco sambil memberinya minuman hangat. Belum mengatakan sepatah kata apapun, Draco langsung menyesapnya sambil menghangatkan diri dengan selimut milik Alf.
"Jadi, Bagaimana kau bisa kesini?" Alf membuka pertanyaan.
"Ceritanya panjang, lebih baik kau pinjamkan aku baju." Draco menjawab kesal.
Alf berdiri dari tempat duduknya, dan pergi ke lemari tempatnya menaruh beberapa pakaian, menuruti permintaan Draco itu.
"Kau datang disaat yang tepat, masih ingat Pavla kan?" Jun bertanya kegirangan.
Draco tersedak mendengar nama itu. "Kenapa tiba-tiba bertanya itu?" Tanya Draco ketus.
"Dia akhirnya putus dengan Isaac, kesempatan besar bagimu."
"Lebih baik kau ambilkan aku cemilan." Draco mengalihkan.
"Ah iya, dengan wajah seperti mu harusnya kau sudah punya kekasih lagi kan?" Jun menggoda Draco, dia memang satu-satunya orang yang berani mengolok-olok seorang Malfoy.
Tapi, tunggu, haruskah diceritakan dahulu siapa itu Pavla Anke?
Mungkin harus, jadi ya Pavla Anke. Satu-satunya penyihir berdarah muggle di Durmstrang, entah apa yang membuatnya dapat bersekolah disana. Tidak ada yang mau bicara dengannya karna hal itu. Bahkan banyak yang mencacinya, salah satunya Draco juga teman-temannya.
Tapi lambat laun, Pavla mendapat banyak teman karna sifatnya yang baik, juga kepintarannya di mata pelajaran manapun. Menyisakan Draco yang masih terus mencacinya, bukan lagi karna dia seorang kelahiran muggle, tapi rivalnya dalam pelajaran. Draco memang pintar, tapi Pavla lebih pintar lagi darinya, yang membuat Draco selalu berada diurutan kedua.
Tahun ketiga lah yang membuat kedua orang musuh ini menjadi orang 360 derajat sebaliknya. Pavla menampar Draco, ketika Draco untuk kesekian kalinya menghinanya mudblood. Mungkin tamparan itu selain membuat pipinya sakit, juga membuat hatinya tersentuh. Sebagai permintaan maaf dia membuat tulisan 'Sorry' dari 100 buah pie labu yang dapat dipandang sangat jelas didepan jendela kamar Pavla, saat ujian tahun ketiga berlangsung.
Sejak itu mereka berteman dekat, kadang Jun bahkan merasa Draco punya maksud lebih dari sekadar 'minta maaf' saja dan benar, Draco menyukai gadis itu. Tapi, Isaac Sveins, salah satu teman geng Draco, lebih dahulu menyatakan perasaannya pada Pavla. Itulah pertama kalinya Draco patah hati.
Tetapi sebagai pelampiasan Draco justru mengencani banyak gadis, mengingat ia memang punya banyak penggemar. Dengan tujuan agar Pavla cemburu, tapi hubungan Pavla dengan Isaac tetap baik-baik saja, bahkan di penghujung tahun kelima saat-saat terakhir Draco di Durmstrang pun, mereka masih bersama, saat Draco sudah memiliki banyak barisan mantan.
"Ini!" Alf melemparkan baju hangatnya ke wajah Draco. Lalu merebut minuman hangat milik Draco. "Jadi, kau ingin bersembunyi disini?" Tanyanya.
"Iya." Jawab Draco singkat, sambil mengganti pakaiannya dengan yang barusan diberikan Alf.
"Kau jatuh miskin ya? Untuk apa sembunyi di Durmstrang, kenapa tidak ke hotel mewah sekalian?" Jun bertanya keheranan, dia memang terlalu jujur soal apapun. Entah itu kekurangan atau kelebihan.
"Kau pikir aku tidak berpikir itu?" Jawab Draco sambil memandangi tanda kegelapan di lengannya. "Aku mau sembunyi dari kau-tahu-siapa, kalau ke hotel tentu aku bisa ketahuan, Makanya aku kesini."
Kedua temannya saling bertatapan. "Aww sedih, mau kupeluk?" Jun bergurau.
"Diam kau idiot." Draco membalas gurauannya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
Fiksi PenggemarTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]