Hermione sudah menunggu sekitar 10 menit dipinggir danau hitam. Lengkap dengan kudapan dan buku-buku pelajaran miliknya. Matanya mengelilingi setiap tempat, menunggu lelaki pirang itu datang.
"Granger?" Tiba-tiba seorang lelaki menyapanya dari belakang.
Hermione langsung tersentak kaget dan menoleh pada lelaki itu. "Malfoy? Kau mengagetkan ku."
"Oh. Tidak sengaja." Draco lalu merebahkan dirinya diatas tanah sambil memeluk buku yang dibawanya. Ia melakukannya seperti tanpa dosa telah mengagetkan Hermione.
"Permisi, kau hanya membawa satu buku?" Protes Hermione. Mustahil belajar hanya menggunakan satu buku kan?
Draco memberikan buku dari pelukannya itu. "Sekarang ini jadi milikmu, kau baca itu, dan kau langsung pintar." Draco kembali memejamkan matanya. Menikmati angin di pagi itu.
Hermione mengerutkan dahinya bingung, ia melihat heran sampul buku ramuan tingkat lanjut yang sudah tua itu. "Apa maksudnya?"
"Buka buku itu."
Hermione membuka tiap halaman dari buku itu, terdapat banyak coretan-coretan dan catatan tangan entah tulisan siapa. "Sudah, lalu?"
Draco terbangun dari tidurnya, "nanti juga mengerti." Mata abunya mencari mata coklat didepannya, keduanya kini saling bertatapan. "Kau sudah sembuh?"
"Ya, hanya sedikit sulit berjalan."
"Syukurlah."
Hermione tampak merasa aneh dengan Draco. Biasanya dia sangat cuek, tak menanyai tentang Hermione sedikitpun.
"Granger?"
"Ya?"
"Maaf ya."
Hermione belum bisa mencerna baik kata sederhana yang keluar dari mulutnya lelaki itu, tiba-tiba saja dia meminta maaf. Apa mungkin dia minta maaf karna telah bersikap dingin? Bukannya semua ular memang bertingkah seperti itu? Banyak pertanyaan terlintas hanya karna kata 'maaf' datinya. "Karna?" Hanya itu kata yang tepat untuk meresponnya.
"Sesuatu." Ia memberikan senyum liciknya. "Menurutmu aku mencurigakan tidak?" Sambungnya.
"Mencurigakan?" Hermione benar-benar tak paham.
"Ya, seperti aneh begitu?"
"Tidak, mana mungkin kalau kau aneh, banyak gadis yang mengejarmu."
Draco mengangguk. "Jadi begitu."
"Memang kenapa? Ada yang kau sembunyikan?"
Draco menggeleng. "Kau ingin kuajari apa?" Draco mengalihkan.
Hermione justru ikut membaringkan badannya di tanah seperti yang Draco lakukan. "Tiba-tiba aku tidak ingin belajar."
"Baik. Kalau. Begitu." Jawab Draco bingung.
Hermione menoleh pada Draco yang kembali membaringkan diri sambil terlelap itu. "Aku ingin bertanya, ya sedikit melenceng dari topik sih. Tapi kenapa kau pindah dari Durmstrang?"
Draco menoleh pada Hermione yang sedang menatapnya. "Sebenarnya itu cerita yang sangat panjang."
"Sepanjang apa?" Hermione memancing.
"Sepanjang rambut Blaise." Jawab Draco asal.
"Tapi rambut Blaise saja kan cepak, tidak panjang."
"Tepat sekali!"
Hermione memberikan tatapan aneh pada Draco, sepertinya lelaki itu demam.
Draco tertawa melihat Hermione. "Becanda, tidak pernah becanda ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]