Hermione sudah melamun selama satu jam, mungkin lebih. Cormac benar-benar menjijikan. Apa yang harus ia lakukan agar Cormac tidak mengganggunya lagi.
Ia berjalan tanpa arah menuruni tangga menara Gryffindor, sambil memikirkan semua kejadian hari ini. Hanya mengobrol dengan Draco yang menyenagkan sepertinya. Merlin, lebih baik kembali terbaring di hospital wings lebih lama saja kalau begitu.
Langkah nya terhenti melihat dua orang dibawahnya. Ia melihati orang itu dengan seksama. Bukankah itu Malfoy dan Snape? Apa yang mereka lakukan di kawasan singa yang sedang berbahagia ini.
"Kau tahu aku tidak bermaksud melakukan itu pada Granger kan?" Draco berkata dengan nada tinggi pada Snape.
"Kalau begitu biarkan aku membantu mu, aku sudah membuat janji tak terlanggar."
"Tidak, kau tidak boleh membantu. Dia sudah memilihku, aku tidak akan mengecewakannya."
"Jangan keras kepala, dan biarkan aku membantumu."
"Tidak!" Draco berteriak keras.
"Kau lihat apa yang terjadi karna ulahmu?"
Hermione menutup mulutnya rapat agar tidak membuat suara sedikitpun. Ia tak habis pikir. Jadi Draco yang melakukan itu padanya? Pantas, akhirnya Ia bersifat baik pada Hermione. Tapi kenapa?
...
Hermione berjalan ragu menuju kelas ramuan. Sudah beberapa hari Ia menghindari Draco, karna Ia masih takut jika bertemu Draco, sebenarnya dia berada di pihak mana? Dia seperti membenci monster tak berhidung itu, tapi dia diam-diam memihaknya? Apa selama ini dia hanya berpura-pura baik pada semua orang.
Langkahnya terhenti.
"Menurutmu aku mencurigakan tidak?"
Hermione ingat betul Draco pernah mengatakan itu. Dan apa maksudnya?
"Hei!" Seseorang melambaikan tangannya didepannya. "Melamun saja kau?" Sapa Si Pirang lalu masuk kelas lebih dulu dari Hermione.
Hermione menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak mungkin lelaki selucu dia orang jahat, walau kadang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.. itu berarti Draco? Hermione segera membuang pikiran negatif nya itu, jika dia benar ingin tahu, harusnya ia langsung tanya pada Draco. Baik. Nanti sore.
Hermione berjalan ragu memasuki kelas. Dia segera mengambil tempat paling jauh dari Draco, juga gadis-gadis penggemarnya.
"Maaf, terlambat." Lelaki berkaca mata dan teman berambut merahnya baru saja datang.
"My boy, masuk! Kau juga Wallenby." Slughorn mempersilahkan.
Mereka berdua memasuki kelas, dan mengambil tempat di dekat Hermione.
Slughorn memberi tugas untuk membuat veritaserum, anak yang berada pada jenjang Newt memang harusnya sudah bisa membuatnya.
Hermione membuka buku panduan ramuan tingkat lanjut yang diberikan Draco. Ia mengikuti langkah yang berasal dari coretan, sepertinya yang dimaksud Draco saat di Danau hitam.
Satu jam berlalu, banyak murid yang sudah selesai membuat ramuan mereka. Termasuk Hermione.
Slughorn mengecek satu persatu semua ramuan yang sudah dibuat. Senyum nya melebar saat melihat ramuan milik Hermione.
"Ini adalah Veritaserum terbaik, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak bisa dibedakan dengan air." Jelas Slughorn.
Hermione tersenyum lebar, posisi seperti ini kembali pada dirinya. Matanya melihat pada Draco yang masih mengotak-atik ramuan gagal miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]