Harry dan Ron segera menghampiri Hermione yang terombang-ambing diudara berkali-kali dengan sendirinya.
Beruntung Hagrid berada tak jauh disana, ia langsung membawa ke Hospital wings. Syukurlah ia masih bisa selamat, walau tak sadarkan diri.
Mcgonagall dan Snape yang sedang menikmati akhir pekam langsung datang kesana begitu mendengar Hermione ke hospital wings. "Apa yang terjadi?" Tanya Snape dengan suara datar.
"Itu semua karna kalung itu." Ron menunjuk kalung yang diletakan dimeja didekat mereka.
Snape mengayunkan tongkat sihirnya dan melayangkan kalung itu kehadapannya. "Sepertinya miss Granger terkena kutukan yang cukup serius, beruntung ia masih bisa hidup." Jelas Snape dengan nada santai walau sedang menjelaskan tentang hidup dan matinya seseorang.
"Kalian ada yang mengetahui siapa yang melakukannya?" Tanya Mcgonagall begitu khawatir.
Harry dan Ron menggeleng. "Yang jelas Hermione tidak membawa bungkusan itu sebelumnya." Jelas Harry. "Aku yakin seseorang memberikannya pada Hermione."
Snape memandang aneh pada Harry, ia menyepelekan begitu saja dugaan Harry. "Kalau begitu, kalian berdua kembali ke ruang kalian sekarang!"
Harry melirik Ron yang masih terdiam ditempat "Ayo." Ia pun pergi disusul Ron dibelakangnya.
...[1 Minggu kemudian]
Harry dan Ron merangkul Hermione yang masih sedikit sulit berjalan. Mereka menuju great hall untuk makan siang.
"Hermione kau sudah sehat?" Ginny langsung menaruh lagi makan siangnya dan menyambut Hermione gembira.
"Ya, dia sehat karna ingin menonton pertandingan quidditch ku." Jawab Ron membanggakan dirinya yang akhirnya masuk tim.
Harry membantu Hermione untuk duduk diantara kerumunan orang yang berkumpul ingin melihat Hermione yang sudah pulih.
"Kau ingat siapa yang melakukan ini?" Tanya Neville dengan mulut penuh makanan.
Hermione hanya menggeleng. "Aku tidak ingat, bahkan kejadiannya saja aku tidak ingat persis."
"Kau ingat jawaban tugas Herbologi minggu kemarin tidak?" Tanya Seamus.
Hermione menggeleng, "Sepertinya tidak." Lagipula siapa yang akan mengingat hal semacam itu saat baru sembuh dari satu minggu terbaring di Hospital wings.
"Kau ingat siapa namamu?" Tanya Luna penasaran.
"Aku kan kutukan, bukan kena Obliviate sayang." Hermione menjawab pasrah dengan pertanyaan yang didapatnya.
"Apakah kalung itu bagus?" Tanya Lavender bergabung.
"Kau ingat Iron man mati karna apa?" Tanya Colin entah darimana.
"Kau mau kudapan kabur? Kalau-kalau sakit mu kambuh?" Susan menawarkan cemilan yang bisa membuat pergi.
"Bubar bubar, kurasa Hermione ingin memakan sarapannya dengan tenang." Ginny mengusir teman-temannya yang semakin tidak logis pertanyaannya.
Hermione menghela napasnya lega, dan mulai melahap cereal dihadapannya. "Memang sudah berapa lama aku pingsan? Mereka seperti menganggap aku mati suri saja." Tanyanya sambil menyendokan sarapannya.
"Satu minggu? Kau tentu bisa menyusul pelajaran kan?"
Hermione tersedak dengan sereal yang belum terkunyah sempurna dari mulutnya. "Satu minggu?" Ia mengulang kata itu. Kata yang sekarang membuat hidupnya tidak tenang. "Ginny, kau melihat Malfoy?"
Mata Ginny mengelilingi seluruh Great hall mencari pria pirang itu. Ia memajukan wajahnya, "Tapi aku beberapa kali melihat dia ke ruang kebutuhan." Bisiknya.
Hermione langsung beranjak dari tempat duduknya. "Aku kesana."
"Kau gila? Kondisi mu belum sepenuhnya baik. Mau kuantar?" Ginny menawarkan bantuan. "lagipula kenapa kau ingin menemui Malfoy?"
"Kau tahu, dia seperti aku namun versi laki-laki. Tempat yang bagus untuk mengejar ketertinggalan." Hermione langsung berjalan sedikit kesulitan dari great hall ke ruang kebutuhan.
...Gadis itu berjalan mengendap-endap ke ruang kebutuhan. Tempat itu sepertinya kosong, pikirnya. Terdengar suara kicauan burung samar-samar.
Hermione melihat sebuah lemari tinggi nan kokoh dengan ukiran indah disekelilingnya. Ia membuka pintu lemari itu, dan cukup mengejutkan sebuah burung kecil keluar darisana. "Burung dari lemari?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Granger?"
Hermione berbalik panik, dan mulai tenang setelah melihat orang didepannya itu. "Malfoy?"
"Sedang apa kau disini?"
"Mencari mu, kau tidak ada kelas kan sekarang?" Hermione bertanya ragu, ia ingat betul sudah berapa kali Draco menolak ajakan Hermione untuk belajar bersama.
"Ya."
"Kau tahu, aku hanya terbaring seperti orang bodoh selama seminggu, sudah berapa pelajaran kan yang aku tinggalkan?" Ia tertunduk mengharapkan pengertian dari lelaki Malfoy itu.
Draco langsung mengangguk paham. "Kau ingin belajar bersama?" Tanyanya tersenyum.
Senyum perlahan ikut terukir di wajah Hermione. "Ya!"
"Bawa buku mu, dan temui aku di dekat danau hitam." Ucap Draco tidak begitu yakin.
"Siap!" Hermione memberi hormat bendera pada lelaki itu. Ia langsung berjalan pergi menyiapkan yang dikatakan lelaki itu.
"Tunggu!" Draco memanggil.
Hermione langsung menoleh . "Apa?"
"Apa kau ingat yang melakukan itu padamu?" Tanya Draco.
Hermione menggeleng dan kembali melenggang pergi.
Dengan penuh semangat Hermione langsung pergi ke kamarnya mengambil buku yang akan diperlukan nantinya. Saking semangatnya rasa sakitnya seakan hilang begitu saja.
...
Vomment 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]