I remember

375 50 0
                                    

Hermione melihat targetnya dengan tegas dan tak terduga. Lelaki itu bersama Theo, lalu dia memakan sosis, lalu dia mengobrol dengan Pansy, lalu dia membaca majalah Quibbler -Astaga dia kuat membaca majalah itu- lalu dia merapikan rambutnya yang antara ada dan tiada.

Hermione menurunkan teropongnya dan mencatatnya di buku notes kecil yang dikalungkan ke lehernya. Ia kembali berbalik dan melihat targetnya itu dengan teropong jarak jauh milik Harry.

Janggut Merlin, lelaki itu hilang. Kemana dia? Apa aku kehilangan jejak?

"Permisi."

Hermione tersentak, melihat Blaise Zabini tiba-tiba saja menepuk bahunya. "K-k-kau?"

"Untuk apa kau menguntitku?"

"Tidak."

Blaise hanya tersenyum lalu matanya melihat sekeliling melihat kondisi. "Jujur saja, kau penasaran tentang perkamen Draco?" Bisiknya di telinga Hermione.

Tentu saja Hermione gengsi menjawab jujur. "Tidak!"

"Aku tahu burung hantu kalian tidak ada yang dibalas, dan kalian bingung aku dapat surat dari Draco kan?" Blaise menebak, atau dia memang tahu dari gerak-gerik Hermione.

"Tunggu dulu, jadi bukan aku saja yang penasaran?" Akhirnya dia jujur.

"Sepertinya sudah sepuluh orang menguntitku karna penasaran pada perkamen dari Draco."

Hermione memberi senyum terlebarnya pada ular itu, ia berjanji ini pertama dan terakhir kalinya ia memohon pada kawanan ular ini. "Kalau begitu, kau beritahu aku ya? Oke?" Pintanya manis.

"Tidak."

"Ahhhh!! Zabini!!" Hermione sedang mempraktekan suara menggoda lelaki ala Lavender Brown yang diajarkan pada Hermione saat masih kelas tiga.

"Tidak."

"Blaise Zabini!!"

"Baik."

"Apa yang baik?"

"Baik, dengan satu syarat."

"Jangan kaya jin deh!"

"Itu satu permintaan mbak!"

"Syarat apa?"

"Bantu Draco, aku tidak bisa membantunya, hanya kau yang bisa."

"Membantu apa?"
...

Hermione memakan makan malam nya dengan tergesa-gesa di great hall. Ia bahkan mencepol rambutnya, yang biasanya ia biarkan terurai.

"Hei, ada apa dengan kau?" Ginny bertanya keheranan.

"Entah, mungkin dia hanya lapar." Ron bantu menjawab sambil juga makan tergesa-gesa, karna memang dia lapar.

"Aku ingin kebelakang." Hermione lalu pergi begitu saja.

Ia berjanji bertemu dengan Blaise pukul tujuh, tapi karna Harry sempat curhat tentang Ginny padanya, ia jadi terlambat.

Danau hitam sangat gelap tanpa penerangan apapun disana. "Lumos." Hermione mencari sosok ular itu.

"Zabini?" Ia memanggil nama itu.

"Granger?" Akhirnya seseorang membalas.

"Uhh kau, maaf aku terlambat, kau tahu kan ini jam makan malam?"

"Tidak apa-apa." Blaise tanpa basa-basi memberinya gulungan perkamen.

"Ini suratnya?" Hermione membuka gulungannya. "Apa ini?" Wajahnya bingung setelah membacanya.

Through The Uwu Side [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang