Hari minggu yang cerah dengan sinar matahari yang menyelinap masuk di aula Durmstrang. Ruang yang indah untuk mengumpulkan semua murid.
"Lihatlah! Contoh anak-anak yang tidak punya masa depan!" Igor Karkaroff sudah mengatakan itu puluhan kali dari pagi tadi. "
Itu bukan pertama kali mereka mendapat detensi seperti ini, detensi adalah agenda rutin yang sudah jadi tradisi. Ruang detensi bahkan sudah terlalu sering disambangi, sampai-sampai mereka punya lemari tersendiri untuk menyimpan catatan detensi.
"Lihat mereka ini! Hei kau Mr Alwyn! Kalau bukan karna ibumu terkenal kau bukan apa-apa, dan lagi kau malah berulah, baru saja kemarin dapat detensi karna bercumbu dengan pacarmu di kelas, sekarang apa?" Karkaroff menggunakan semua kesalahan kemarin, kini, dan esok.
Zoe hanya menunduk sambil memperhatikan sepatunya.
"Coba kita lihat wajah suram lainya, kau Mr Choi, Kau pikir cita-cita mu jadi Magizoologist itu bagus? Ingat! Kau hanya anak dari panti asuhan." Igor terus mengeluarkan kata-kata sadis, walau Jun sudah terlalu kebal dengan hal seperti itu.
"Jadi Magizoologist mungkin bukan masa depan yang bagus bagimu sir, mungkin hanya meneliti hewan sihir nantinya, Apa kau ingin jadi yang pertama ku teliti pak?" Jun bergumam pada dirinya sendiri.
Igor mengetuk tongkat nya, menghentikan riuh omongan sana-sini yang mengganggunya. "Dan lagi kau Malfoy, kau bahkan bukan murid disini lagi, tapi kenapa masih berulah disini?" Ia kini berganti.
Draco hanya tersenyum dengan tidak ada malunya seperti Miss Universe. Ia rindu juga saat-saat seperti ini, di Hogwarts ia mana mungkin seberani ini, ia harus menjaga image nya.
Banyak gadis yang meleleh dengan senyumannya.
"Aww Draco ganteng bgttt"
"Harusnya aku yang disana~ dampingi mu~ dan bukan si Jun."
"Harusnya aku yang kau cinta~ dan bukan Pavla~"
"DIAM!" Igor naik pitam mendengar gombalan dari para penggemar Draco. Mata Karkaroff kembali pada anak-anak yang sedang dihukum "Sebagai hukuman, kalian akan berdiri disini seharian! Kalian dilarang untuk datang saat makan malam! Nilai kalian akan dikurangi! Dan orang tua kalian akan dipanggil mengahadapku! Dan tempat persembunyian kalian akan kuhancurkan!" Igor mengucapkannya seperti eminem.
"Dan Draco, kau akan pulang, dan kembali sekolahmu sekarang. Sekian." Igor lalu turun dari panggung aula.
Anak-anak yang dihukum itu lalu bergantian memeluk Draco. "Aku akan rindu saat memainkan rambut putihmu!" Zoe merengek.
"Aku akan rindu saat kau memarahi ku karna tidak bisa mengencani Yukio." Alf juga memeluk Draco.
"Aku akan rindu menghabiskan uangmu." Jun berkata dengan nada sedih.
"Tidak bisakah kalian diam? Kalian menantang ya? Kalau begitu pengurangan seratus poin untuk masing-masing anak." Igor Karkaroff mengatakannya dengan air liurnya terhempas kemana-mana, matanya bahkan seperti melompat ingin keluar.
Semuanya terdiam seperti patung, tapi lalu, kembali berpelukan. Siapa juga yang peduli dengan piala asrama bodoh, berbeda dengan Hogwarts yang menganggap itu hal penting. Di Durmstrang hal yang paling penting hanyalah naik kelas, sudah itu saja. Semua anak murid yang berkumpul di Aula juga ikut mengucapkan perpisahannya dengan Draco.
Satu hal, kenapa Draco tidak diberikan hukuman yang juga berat, karna dialah yang mengakui sendiri perbuatannya, membuat Igor setidaknya tidak terlalu kesal padanya. Walau, banyak rumor yang mengatakan Aiden lah yang mengadukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Uwu Side [Dramione]
FanfictionTahun keenam di Hogwarts tampak berwarna bagi Hermione saat mengenal murid pindahan dari Durmstrang. Draco Malfoy. Namun, semua berubah saat negara api menyerang. Ga deng boong. Saat perbedaan visi menyerang. Nah eta. . [Completed]