Dika tidak pernah menyangka kalau penjahat yang menculik Aurel adalah KAKAKNYA SENDIRI. Mereka memang terpisahkan selama 14 tahun, tapi foto kakaknya yang terpasang di rumah mereka, membuat dia sangat yakin itu kakaknya. Namun mengapa dia menculik Aurel?
"Alien, kamu berhasil tangkap penjahatnya?"
Suara Angel menggema dalam gendang telinganya. Namun dia tidak bisa memberitahu bahwa orang yang menculik Aurel adalah abangnya. Baru kemarin dia mengatakan perasaannya pada Aurel, bagaimana kalo Angel memberitahu Aurel? Apa yang akan gadis itu pikirkan?
"Sorry Malaikat Maut, gue ngga berhasil. Dia larinya kenceng banget," ucap Dika.
"Ya udah, buruan masuk dan lepasin ikatan Angel sama Aurel," pinta Angel.
"Iya Malaikat Maut, bawel deh."
__T&D__
Atmosfir yang terjadi dimeja makan terasa berbeda. Angel merasa papanya terasa lebih dingin hari ini, sedangkan kakaknya sibuk dengan ponsel.
Dia menarik kursi yang berhadapan dengan Kesia, dia duduk dengan tenang di sana, tanpa menegur atau berbicara sepatah katapun. Sebab raut wajah sang papa terlihat tak bersahabat hari ini.
Angel mengambil sepotong sandwich dan mengunyah perlahan. Ditengah kesunyian, membuat suara kunyahan Angel, mengalihkan perhatian Kesia walau hanya sebentar. Rasanya Angel ingin merampas ponsel itu lalu buang dikeranjang sampah. Bisa-bisanya dia mengabaikan raut dingin papa mereka dan fokus dengan ponsel.
"Angel. Kemarin sore kamu kemana?" Angel tersedak makanan, saat pertanyaan diontarkan papanya.
Kesia melepas ponsel, lalu menuangkan air ke gelas dan memberikan pada Angel. Tanpa menunggu, Angel segera meminumnya. Air ini, sekaligus menormalkan rasa gugupnya.
"Hmm, kemarin Angel ke rumah Aurel pa," ujarnya.
Lebih tepatnya nyelamatin nyawa Aurel.
"Mbo Marnih bilang kamu pulangnya jam 10, kenapa sampai setelat itu? Dan papa juga ngga bisa menghubungi kamu," dia menekankan kalimat terakhirnya.
Pasti waktu papanya menelpon, dia sedang berhubungan dengan Dika lewat handsfree.
"Pasti saat papa nelpon Angel ... Angel lagi telponan sama teman dancer. Buat pastiin jadwal latihan nanti."
Astaga, sejak kapan dia pandai berbohong seperti ini?
Sebagai psikolog, Kesia paham kalau ada yang disembunyikan adiknya. Namun saat ini dia memilih menjadi pengamat, dia akan menanyakan hal ini nanti. Saat hanya mereka berdua.
Pria itu menyeruput kembali kopinya. "Sudahlah, pulang sekolah nanti jangan kemana-mana. Mister dan Mistress Alex akan datang bersama putera mereka."
"Mister Alex itu ... klien papa kan?" ragu Kesia.
"Ya, tapi sebentar lagi mereka akan berbesan dengan kita." Papanya menatap kearah Angel sehingga Kesia ikut menatap adiknya.
Dia membuka sedikit mulutnya dengan mata yang membulat sempurna. Sedangkan Angel menghembus kasar dengan mata yang berganti arah pandang ke samping. Dia kembali menatap kakaknya dan melihat tatapan tajam yang seakan berkata 'kamu punya hutang cerita sama kakak'.
Paginya benar-benar mengesalkan.
"Iya pa. Angel berangkat sekolah dulu. Good morning." Dia menunjukan senyum paksa lalu berjalan keluar.
Supir pribadi Angel, bingung saat melihat raut wajah majikannya yang tidak ceria seperti biasa. Wajahnya terlihat sangat kesal kali ini.
"Non Angel kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Mimpi
Teen FictionMeski telah berusaha melupakan kecelakaan yang merenggut orang tersayangnya, Aurel tetap mengingat hari itu. Lalu seseorang dari masa lalu mengusik hidupnya dan orang-orang terdekatnya. Kemudian waktu memaksanya mengungkap siapa sosok penuh rahasia...