PART 9

22 0 0
                                    

Peristiwa lampau kan sangat berpengaruh pada masa kini. Sebab itu, jangan sia-siakan cerita hidupmu.

                ___T&D___

Dering dari ponsel Angel membuat gadis itu mengalihkan perhatian pada nama yang tertera di layar ponsel.

Kesempatan itu digunakan Celia untuk menutup buku tersebut dan membalikkan sampulnya sehingga lambang bintang besar tak terlihat.

“Halo, Kenapa Rel?”

Ngel, tolong cariin buku diary aku di kelas. Kayanya ketinggalan di sana,” ujar suara dari seberang.

“Oke, nanti Angel cari di kelas.”

Angel mematikan panggilan begitu pembicaraan selesai.

Celia segera membalikkan badan menghadap lawan bicaranya.

“Lo ngapain di sini?” ketus Celia.

Angel mendengus kasar, dia harus sabar menghadapi ketua timnya. “Angel mau tanya, masih ada latihan lagi? Soalnya Angel mau pulang.”

“Masih ada satu gerakan lagi, setelah itu lo boleh pulang,” jawab Celia.

Angel mendengus kesal, “Ya udah. By the way, itu buku apa?”

Celia spontan mencoba menutup sampul buku itu dengan tangannya, “Ini buku koreografi, lagian mau gue baca buku apapun bukan urusan lo!” ketus Celia.

“Dasar ratu jahat, kerjaannya ngomel mulu,” gumam Angel.

“Ngomong apa lo? Mau ngelakuin squats 50 kali?” ancamnya.

“Ah, ada yang harus Angel kerjain.” Dia tersenyum canggung, lalu berjalan menyelesaikan urusan Aurel.

Celia menarik napas lega. Dia rasa buku ini sangat berharga bagi Aurel, buktinya kemanapun gadis itu pergi buku ini selalu dibawa.

Celia mendengar suara khawatir Aurel saat menyuruh Angel mencari bukunya. Bukannya Celia menguping, tapi suara Aurel bisa terdengar.

“Dia udah berani deketin Dimas, pria yang sangat berharga dihidup seorang Celia Andara. Jadi buku ini milik gue, impas bukan?” Dia bertanya pada diri sendiri dan tersenyum sinis.

__T&D__

Semua meja di kelas, sudah Angel periksa bahkan keranjang sampah yang menjadi kemungkinan terkecil juga sudah dilihat. Namun buku itu tidak dia temukan. Meski tahu Aurel akan sangat kecewa, Angel harus memberitahu usahanya yang sia-sia.

“Halo Rel, Angel udah cari disemua meja ampe keranjang sampah, tapi ngga ketemu,” ujarnya.

Di dalam kamarnya, Aurel menghela napas panjang. Dia menyesal menaruh buku itu di sembarang tempat. “Ya udah Makasih, udah mau direpotin.”

"Bukan masalah, kamu kaya sama siapa aja. Udah dulu ya Rel, Angel mau balik ke ruang latihan.

Aurel meletakkan ponsel ke atas meja, begitu panggilan terputus. Dia memejamkan matanya sebentar, mencoba meresapi kejadian yang baru saja terjadi.

Saat iris cokelat itu terbuka, pigura dirinya dan Ailan yang tertangkap. Dia mengambil pigura itu dan mengusap lembut foto Ailan.

“Maafin aku kak. Aku ngga bisa menjaga benda pemberian kakak. Maaf kak,” Sebutir air lolos dari netranya.

13 April 2016

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Waktu dan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang