Cinta seolah melukai setiap saat. Tak peduli meski melukai ketulusan pertemanan.
___T&D___
Aurel tak mampu mengerjakan soal matematika di depannya. Bukan karena soal yang terlalu rumit, tapi pikirannya terpaku pada penjahat yang menculik dirinya. Akhirnya dia putuskan untuk menutup buku itu.
Nalurinya berkata kalau penjahat itu ada hubungan dengan teman prianya. Mulai dari lambang pada jaket Dika, hingga foto kakak Dika yang mengingatkannya pada penjahat itu. Namun siapa pria dari masa lalunya itu? Mungkinkah mereka sempat dekat atau hanya sebatas kenal?
Ini harus diselidiki.
Dia mengambil ponsel dari laci, lalu menghubungi seseorang.
"Halo kak Bima, ini Aurel. Ada hal penting yang mau aku bicarain, tapi ngga di telpon. Kita ketemu langsung di taman dekat kota sore ini aja." Aurel terdiam, mendengar respon orang itu.
"Baik kak, sampai ketemu nanti sore."
__W&M__
Aurel tersenyum saat melihat punggung tegap seorang pria yang duduk membelakanginya. Pakaiannya serba hitam, tapi gadis itu sangat mengenal siapa pria itu. Dia pun berjalan mendekati.
"Halo bang Bima." Pria itu membalikkan badan dan menatap senang pada gadis bermata cokelat itu.
"Hei Aurel. Kamu makin cantik aja." Aurel tertawa pelan dan duduk di depan pria itu.
"Udah lama ngga ketemu. Bunda sama ayah kamu gimana kabarnya? Sehat?" Tentu saja pria itu mengenali orang tuanya. Sebab dia adalah sahabat kakaknya. Namun sejak kecelakaan itu, mereka hilang kontak.
"Puji Tuhan mereka sehat. Kakak udah nunggu lama ya?"
Dia tersenyum, menunjukan lesung pipit yang membuatnya terlihat manis. "Ngga. Kebetulan tadi gue lagi dekat-dekat sini. Makanya pas pekerjaannya udah selesai, langsung ke sini. Jadi hal penting apa yang mau dibicarain?"
Gadis itu menghela napas sebentar. "Gini bang. Sudah hampir sebulan ini aku diteror sama seseorang. Bahkan dia sampai menculik Angel dan seorang anak panti yang cukup dekat denganku. Terakhir kali, dia hampir membakar aku digudang tua, kalau temanku tidak segera datang."
"Sebentar, hal sebesar ini dan kalian tidak melaporkannya ke polisi?"
"Aku hanya takut dia akan mencelakai orang terdekatku lagi. Bunda sempat mau melaporkan ke polisi, tapi karena dia mengancam dengan penculikan Angel, aku ngga bisa apa-apa selain minta bunda batalin laporan itu," jelasnya.
"Baiklah, tapi lo bisa kasi tahu abang lo ini. Gue pasti bantuin sebisa mungkin."
"Maafin aku. Karena itu, sekarang aku minta bantuan bang Bima untuk menyelidiki penjahat itu."
Bima, mengeluarkan buku kecil dan pena dari saku jaketnya. "Beritahu ciri-cirinya."
Aurel mulai memberitahu detail pria itu, mulai dari masker hitam yang selalu digunakan, hingga jaket dengan lambang naga itu. Semua itu digambar di buku kecilnya, membentuk sketsa penjahat itu.
"Seperti ini?" Bima menunjukan hasil sketsa si penjahat, yang persis seperti pria yang menculiknya.
"Iya bang. Aku juga pengen abang cari tahu, apa jaket itu sering dijual atau limited edition? Karena lambang naganya seperti rajutan berwarna merah bercampur kuning dan ada motif aneh diekor naganya."
"Motif seperti apa?" Aurel berpikir sejenak. "Aku ngga yakin karena tidak terlalu perhatikan, tapi sepertinya lambang zodiak."
Bima memasukkan kembali buku dan pena ke dalam sakunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Mimpi
Teen FictionMeski telah berusaha melupakan kecelakaan yang merenggut orang tersayangnya, Aurel tetap mengingat hari itu. Lalu seseorang dari masa lalu mengusik hidupnya dan orang-orang terdekatnya. Kemudian waktu memaksanya mengungkap siapa sosok penuh rahasia...