Kebahagiaan tidak selamanya berada dalam hidup. Kamu tidak pernah tahu kapan kebahagiaan itu direnggut.
___T&D___
Aurel jenuh terus berbaring seharian di rumah sakit. Ditemani suara televisi yang sedari tadi tak dia perhatikan.
Dia tak akan merasa kesepian saat bisa membaca buku, tapi tidak diperbolehkan oleh bundanya sebelum pulih total.
Dering ponsel mengalun dalam kehampaan ruangan. Nomor tak dikenal terdapat dilayar, walau sedikit ragu dia tetap mengangkat panggilan.
“Halo,” sapanya.
Tidak ada suara yang terdengar. Dia menjauhkan ponsel dari telinga dan panggilan masih terhubung.
“Halo, ini siapa?” ulangnya.
Masih tidak ada suara, pasti ulah orang jahil. Aurel memutuskan panggilan. Padahal dia sedang bosan dan kesal hari ini, sekarang kekesalannya bertambah.
Baru saja Aurel akan kembali meletakkan ponsel, nomor yang sama kembali menghubunginya.
“Halo ini siapa?”
Tingkat kesabarannya sedang diuji sekarang, sebab si penelpon masih tidak membuka suara. Langsung dia putuskan panggilan sepihak.
Sekali lagi ponselnya berdering, melihat nomor yang sama tertera dia langsung putuskan panggilan. Tidak ada gunanya meladeni orang tidak ada kerjaan seperti itu.
Benda pipih itu kembali ke tempatnya bersamaan dengan kedatangan Angel. Gadis berseragam putih abu-abu membawa sekantung plastik yang berisi aneka makanan ringan dan sekeranjang buah.
Yang benar saja, dia sedang menjenguk atau mengajak piknik.
“Selamat siang Aurel,” sapanya.
Sapaan itu mengalihkan Aurel dari kantung bawaan Angel.
“Siang, itu semua buat aku?” herannya.
Tenggorokan Aurel menjadi kering saat melihat cokelat yang dibawa sahabatnya. Mengonsumsi makanan rumah sakit seharian membuatnya muak. Makanan hambar tanpa rasa tak akan membuat dia pulih dengan cepat. Berbeda dengan sebatang cokelat manis yang mengembalikan gairah hidupnya.
“Enggaklah. Snack, cokelat sama minuman kaleng punya Angel. Aurel kan lagi sakit jadi ngga boleh makan kaya gini. Buahnya baru buat kamu,” jelasnya. Lalu meletakkan keranjang buah ke meja.
Harapannya pupus seketika mendengar jawaban Angel. Padahal sebatang cokelat dapat mengembalikan semangat hidupnya.
“Bunda Linda kapan ke sini?” tanya Angel.
“Mungkin jam 3, kata bunda kafe ditutup lebih cepat,” jawab Aurel.
Pintu ruangan terbuka, kali ini bukan suster yang datang memberi obat. Melainkan dua pria yang tak diduga dan diharapkan kedatangannya.
“Hai Aurel,” Sapa Dika.
“Hai Alien and Brian. Ngga nyangka kalian datang ke sini,” balas Angel.
“Gue sapa Aurel bukan Malaikat maut,” tegas Dika dengan menatap tajam lawan bicaranya.
“Karena Aurel lagi sakit dan dilarang banyak ngomong sama dokter, jadi Angel juru bicaranya.”
Sontak Aurel mengangkat kedua alisnya dengan mulut sedikit terbuka. Sementara Angel memberi senyum penuh arti dengan satu kedipan mata.
Tidak disangka gadis itu akan berbohong demi menanggapi ucapan Dika. Lebih baik Aurel mengikuti permainan sahabatnya dari pada semakin sakit kepala karena meladeni kedua manusia yang konyol.
![](https://img.wattpad.com/cover/122482644-288-k678544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Mimpi
Novela JuvenilMeski telah berusaha melupakan kecelakaan yang merenggut orang tersayangnya, Aurel tetap mengingat hari itu. Lalu seseorang dari masa lalu mengusik hidupnya dan orang-orang terdekatnya. Kemudian waktu memaksanya mengungkap siapa sosok penuh rahasia...