Bintang kali ini terlihat berbeda, seperti lebih bersinar. Seolah tersenyum pada rona merah di pipi Aurel. Sedari tadi gadis itu tidak berhenti memikirkan perkataan Dimas. Kalimat sederhana dari pria itu, berhasil menarik seluruh pusat kehidupan Aurel dalam rasa yang dia sendiri tak dapat gambarkan.
Dia memejamkan mata, lalu merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahnya. Begitu membuka mata, netranya melihat seseorang berpakaian serba hitam bersembunyi di sisi pohon yang mengarah ke balkon kamarnya.
Tanpa menunggu, gadis itu segera keluar dan berlari menuruni tangga secepat mungkin. Bahkan dia tidak menyadari keberadaan Linda -- yang berada tak jauh dari tangga. Tingkah Aurel membuat Linda menyusulnya.
Nafas gadis berkacamata itu masih memburu saat berada di depan pohon. Namun tidak ada siapapun di sana. Matanya mengitari sekitar dan menemukan jejak sepatu di pagar beton. Sepertinya orang itu memanjat saat sadar Aurel berlari keluar.
Rasanya tidak mungkin, bila ada yang memanjat pagar beton tanpa alat bantu. Artinya orang itu sudah merencanakan semuanya. Namun tidak sadar kalau meninggalkan jejak sepatu.
"Ada apa Aurel?" Pertanyaan dari seseorang yang sangat dikenalinya, membuat dia berbalik badan.
"Bunda kok ada di sini?" Herannya.
“Jangan mengalihkan pembicaraan,” suara yang semula lembut berubah meninggi, “Kenapa tadi kamu lari-lari ke sini?” desak Linda dengan kedua tangan yang menyilang didada.
Mata Aurel bergerak ke kanan dan kiri. Mencari jawaban yang tepat dan masuk akal.
“Tadi jam aku jatuh. Jadi buru-buru ngambil,” Dia menaruh kedua tangan di belakang, lalu melepas arloji yang melingkar di lengan kanan, “Ini jamnya udah ketemu,” ujarnya sambil mengangkat arloji itu.
“Kalo gitu kamu masuk sana. Jangan begadang, besok ‘kan sekolah.”
Dia mengangguk lalu melangkah ke dalam rumah.
__W&M__
Saat tiba di kamar, layar ponsel Aurel menampilkan baris pesan masuk. Lalu dia membuka pesan dari nomor tidak dikenal itu.
Saya tahu kamu sedang penasaran siapa pria itu. Namun tak semua hal bisa ditemukan dengan mudah.
_L_Jika yang mengirim pesan singkat ini adalah penjahat itu, dari mana dia tahu kalau Aurel sedang mencarinya?
Aurel mencari kontak Bima dan menelpon pria itu. Terdengar bunyi panjang sebelum panggilan tersambung.
“Halo,” ucap suara berat dari telepon.
“Halo Bang Bima, jadi tadi ....” Bunyi notifikasi terdengar disela-sela panggilan.
Lantas Aurel menjauhkan ponsel dari telinganya dan mendapati pesan dari nomor yang sama.
Kalau ada yang tahu soal ini, sahabat kamu taruhannya.
_L_
"Halo, kenapa Rel?" Suara dari Bima membuat dia kembali menaruh ponsel ditelinga.
"Bang. Nanti aku hubungi lagi."
Aurel mematikan panggilan telepon. Lalu melihat pesan yang dikirim nomor misterius itu. Kali ini orang itu mengirim foto. Potret Angel yang duduk di meja belajar. Semua terlihat baik-baik saja, sebelum si pengintai mengirim pesan lanjutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Mimpi
Teen FictionMeski telah berusaha melupakan kecelakaan yang merenggut orang tersayangnya, Aurel tetap mengingat hari itu. Lalu seseorang dari masa lalu mengusik hidupnya dan orang-orang terdekatnya. Kemudian waktu memaksanya mengungkap siapa sosok penuh rahasia...