Kau tidak bisa memilih untuk tak melakukan kejutan yang telah takdir berikan.
___T&D___
“Bagaimana, tawaran yang menarik bukan? Bapak tahu kan mama pemilik sekolah ini, jadi saya bisa dengan sangat mudah memecat bapak, kalau keinginan saya tidak terpenuhi,” ujar Celia.
Ditengah kekelaman koridor sekolah, keringat pria berkumis tebal itu bercucuran. “Apalagi isteri bapak sedang hamil anak pertama? Jadi bapak tidak mau kan dipecat sekarang? lagi pula bapak akan mendapat banyak komisi nanti,” rayu Celia.
Raut ketakutan terlihat jelas pada gurunya, mengancam seperti ini bukan sesuatu yang baru baginya. Dengan status yang dia miliki, sangat mudah untuk membuat orang tergiur dengan rayuannya.
Pria itu menelan salivanya, “Saya setuju. Nak Celia tidak perlu khawatir tentang apapun dan saya akan membujuk juri lainnya. Besok nak Celia tinggal mengikuti audisi lanjutan.”
Seorang gadis berambut ikal baru keluar dari toilet saat pembicaraan antara Celia dan guru musik itu dimulai. Dia menutup mulutnya dengan rapat, jika dia ketahuan maka tamatlah riwayatnya.
Pipinya berjerawat dan menggunakan kalung dengan bandul matahari. Dia akan berjalan pergi, tapi kakinya tak sengaja menginjak botol plastik yang dibuang oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Siapa itu?”
Mendengar suara Celia gadis itu berkeringat dingin, bagi siswi beasiswa sepertinya berurusan dengan anak pemilik sekolah ini bukanlah pilihan.
Celia berjalan agak cepat diikuti pria itu. Dia tidak akan biarkan ada yang mengetahui percakapan mereka.
Langkahnya semakin mendekati tiang yang terhubung dengan tembok. Namun tidak ada siapapun di sana, hanya botol mineral yang terinjak. Dia menunduk dan melihat kondisi botol yang sudah remuk.
“Sepertinya ada orang yang mendengar percakapan kita,” gumam Celia.
Sebuah jepitan bunga matahari terjatuh tak jauh dari botol itu. Celia pun memungutnya. “Mungkin ini milik orang itu,” ujar pria itu.
“Kalau gitu dia perempuan. Gue harus temuin siapa orang itu, sebelum dia bongkar semuanya,” gumamnya.
__T&D__
Bangku di aula pentas telah diduduki oleh para peserta yang menanti giliran audisi dan keputusan akhir. Guru berkumis tebal tampak tersenyum penuh arti pada dua orang juri. Hingga seorang wanita - Yang baru menyelesaikan perkuliahannya- datang, semuanya terdiam seakan tidak tahu apapun.
Pria itu sengaja tidak memberi tahu semuanya pada guru baru itu, sebab pasti akan ditolak mentah-mentah oleh dia. Lalu semua rahasia ini menjadi rahasia publik.
Wanita berparas cantik dengan rambut kecokelatan yang terikat dengan sempurna, terlihat begitu menawan dengan riasan sederhana. Hanya bedak dan sedikit perona bibir. Dia tersenyum ramah pada rekan sekerjanya kemudian duduk dengan anggun dikursi paling akhir.
Sekarang giliran Celia menampilkan aksinya. Microphone kecil menempel di pipinya. Dia membawakan lagu Dalla-dalla dari Itzy dengan dance yang lebih sederhana dan untuk solo.
Kegesitan tubuhnya yang bergerak mengikuti irama membuat semua terkagum-kagum. Namun lain halnya dengan guru seni budaya itu. Keningnya sedikit berkerut melihat penampilan Celia sehingga menimbulkan penilaian tersendiri baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Mimpi
Ficção AdolescenteMeski telah berusaha melupakan kecelakaan yang merenggut orang tersayangnya, Aurel tetap mengingat hari itu. Lalu seseorang dari masa lalu mengusik hidupnya dan orang-orang terdekatnya. Kemudian waktu memaksanya mengungkap siapa sosok penuh rahasia...