O1. Nginep

755 127 19
                                    

[ hey, aku boleh minta votenya buat semangat? ]

" a man's home is his castle. "

Suara motor besar terdengar didepan gerbang rumah, Raya berdecak kala melihat sendal Doyoung ditangga teras rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara motor besar terdengar didepan gerbang rumah, Raya berdecak kala melihat sendal Doyoung ditangga teras rumahnya. Doyoung benar akan menginap — dikamarnya.

Tenang tenang, Doyoung dan Raya sudah biasa tidur satu ranjang tapi bukan berarti mereka melakukan hubungan intim. Raya nya sih gak masalah tapi DOYOUNGNYA LOH YANG GAK MAU. Padahal juga nih ya, mama sama bunda Doyoung berharap banget mereka melakukan lalu dinikahkan.

Doyoung tuh bilangnya ogah sama Raya tapi tetep aja kalau Raya bilang nanti malem nginep dikamarnya dia pasti datang, Doyoung boleh meluk Raya pasti dilakukan. Dasar anak aneh.

Raya masuk rumahnya dengan ogah-ogah an. Ya ogah Doyoung nginep dikamarnya pasti Raya gak bisa tidur leluasa. Tentang kasur, tenang deh Doyoung bakalan beresin sampai kinclong.

Cklek

"Bau asem, mandi lo."

Baru setengah pintu kebuka, udah dapet samberan aja dari si mulut cabe ini.

Raya ngelepas jaket kulit hitamnya menampilkan tank top yang sewarna. Doyoung berdecak sebal, "udah gue bilang ya Ray—"

"—jingin piki tink tip li mii ninti dipirkisi?!" Kata Raya mengikuti ucapan Doyoung biasanya namun dijelek-jelekan. "Kata lo gue mau gitu buka jaket dikeramaian anak geng gitu?"

"ck. Mandi sono."

Raya meregangkan tangannya, menatap Doyoung yang memakai kacamata tengah berbaring dikasur dengan buku matkul ditangannya. "Ayo mantap mantap in aku."

Doyoung berbalik, memunggungi Raya. "Gila lo mandi dulu."

"Abis mandi ya?"

Doyoung sih mengangguk aja biar Raya mandi padahal mah dia udah mikir nanti kalau berhubungan sama Raya tubuhnya memar dipukulin terus gak masuk-masuk.

Gak lama, Raya masuk kamarnya pakai piyama, dia membaringkan tubuhnya disebelah Doyoung lalu memeluk lelaki itu dari belakang.

"Doyoung, capek banget gue hoahhh." Kata Raya sambil menguap.

Doyoung mengelus tangan Raya masih sibuk membaca sampai akhirnya mendengar dengkuran dari belakang tubuhnya. Melihat Raya yang terlelap ia bangkit, melepas pelukannya.

"Mau kemana?" Tanya Raya menarik baju Doyoung.

"Beresin jaket sama handuk lo."

Raya mengangguk membiarkan Doyoung melakukannya. Setelah menaruh jaket dan Handuk Raya digantungan, dia menaruh buku dan kacamatanya dimeja belajar beralih menidurkan tubuhnya ditempat semula namun kini ia menghadap Raya.

"Tadi ngapain aja?" Tanya Doyoung, seperti biasa. Dia tau Raya belum terlelap ke alam mimpi seutuhnya.

"Duduk doang sambil ngobrol sama Sehun tentang balap motor besok."

"Kok jaket lo bau strawberry?"

Raya membuka matanya sedikit sambil nyengir, tawaan renyahnya terdengar samar.

"Gue—"

"Itu Sehun, lo kan gak suka vape maupun rokok makanya gue gak pernah ngisep sedikit pun."

Mendengar itu, Doyoung memeluk Raya erat sampai gadis itu menggelinjang didadanya membalas pelukan Doyoung.

"Besok gak usah ikut balap motor."

Raya mendongak, "lah kenapa?"

"Gak-bo-leh!"

Raya mendorong Doyoung, "Jauh-jauh lo dari gue."

Doyoung menarik Raya kembali memeluknya benar-benar erat sampai Raya mengelak pun tak mampu.

"Besok malam gue mau mama masak buat lo biar lo gak kemana-mana."

"Gak mau!"

"Masak semua makanan kesukaan lo."

"Gak mau!"

"Oke, besok kita pesta ramen berdua."

"Gak—apa??"

Doyoung berbisik tepat ditelinga Raya, "Ramen~"

Raya mendongak, "bener yaa?"

"ya."

"Empat ramen? Atau lima? Gimana kalau sepuluh?"

Doyoung mengucap lima tanpa suara. Raya teriak girang lalu mengecup seluruh wajah Doyoung kecuali bibir, bahkan lubang hidung pun Raya cium.

Doyoung membekap mulut Raya agar berhenti menciuminya, ia terduduk dikasur lalu beranjak pergi keluar kamar.

"DOY NGAPAIN?!"

"Cuci muka, takut jerawatan."

"Bajingan."

Walau bilang takut jerawatan, setelah kembali cuci muka Doyoung memakai selimutnya membiarkan Raya memeluknya lagi lalu ia mengecup puncak kepala Raya sebelum akhirnya mematikan lampu.

"Doyoung, gue sayang sama lo tau."

Doyoung mendengarnya. Dia jelas mendengarnya.


Na Jaeraya ;

Kalau kata Doyoung, "Raya? Anak geng? Apaan orang masih kicik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau kata Doyoung, "Raya? Anak geng? Apaan orang masih kicik."

Garis TerdepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang