1O . Ratu julid

293 56 6
                                    

[ hey, aku boleh minta votenya buat semangat? ]

" Keep your friends close and your enemies closer. "

"Tapi perut Raya sakit ma!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tapi perut Raya sakit ma!"

Mama pusing, Raya daritadi gak berhenti ngeluh karna perut yang katanya melilit. Disuruh ke kamar mandi cuma nongkrong doang gak keluar. Jaemin bahkan beliin promag kali aja kakaknya sakit maag. Kali aja lagi lambungnya pindah ke perut.

"Kamu udah selesai datang bulan?"

"Belum."

"Mungkin efek itu."

Raya mendengus, "tapi Raya gak pernah sampai sesakit ini."

"Mau makan?"

Raya menggeleng.

"Minum?"

Menggeleng lagi.

"Doyoung?"

Raya mengangguk, tapi sedetik kemudian dia menyadari nama yang dipanggil Mama hingga ia tersentak lalu menggeleng cepat. Mama terkekeh, gengsi banget anaknya.

"Ini buburnya gue taro sini. Plus sama minumnya." Kata Jaemin masuk kamar Raya menaruh nampan berisi mangkuk dan segelas air putih dimeja belajar.

Mama mengangguk-angguk, "Kamu serius gak mau sarapan dimeja makan?"

"Gak, sakit banget."

"Makanya jangan banyak gerak. Mama sama Jaemin sarapan dulu, sama mau nelpon Doyoung."

"HAH NGAPAIN??"

"Katanya tadi mau Doyoung."

Raya melotot, dia menggeleng. "GAK MAH RAYA REFLEKS DOANG"

"Tuh kan refleks, berarti dipikiran kamu cuma Doyoung ya kan?"

Raya menahan tubuhnya untuk tidak mendorong mamanya, sabar banget sumpah.

"Ma, Ngga!"

"Kamu gengsi ah mama gak suka." Abis itu mama pergi keluar kamar. Raya menghembuskan nafasnya jengah.

Ponselnya berdering, salah satu nama terpampang dari teman salah jurusannya.

Citapo(n)cong calling you

"Apaan?!"

"Buset sabar apa, gue aja belum ngomong galak banget sih."

"Cepetan, gue sibuk."

"Sibuk sibuk, ngampus gak lo?! Ini dosen masuk lima menit lagi. Mana Mina belum dateng, Jihyo absen."

Raya diem, gak ngejawab.

"Heh kunti."

"Jihyo absen???"

"Iya dia nitip absen ke gue tadi."

"Oh yaudah absenin gue juga ya."

Tutt

Baru saja Raya mematikan sambungan, pintu kamarnya terbuka dengan penampilan Doyoung yang cukup—sedikit kecapekan atau mungkin memang.

Raya diam memerhatikan Doyoung yang menaruh ranselnya lalu duduk disebelahnya sambil menatap jendela kosong. Doyoung kenapa?

"Lo pulang aja."

Doyoung menoleh, wajahnya tanpa ekspresi.

"Gak. Lo yang minta." Jawabnya datar lalu masuk kedalam selimut sambil memeluk lengan Raya.

"Lo capek, lo mau ngampus?"

"Udah nitip absen."

Raya menahan nafasnya, dia memeluk kepala Doyoung sambil mengusapnya beberapa kali.

"Doy, maaf ya Raya bikin repot lagi."

Doyoung mengeratkan pelukannya ditangan, "Raya udah makan belum?"

Raya menggeleng, Doyoung bangkit melepaskan pelukannya lalu mengambil nampan disisi ranselnya. Wajah Raya pucat.

"Besok lo masih absen?"

Raya diam, membiarkan sesendok bubur masuk kedalam mulutnya. Hambar.

"Maunya nggak cuman Jihyo absen kayanya gue males kalau harus samping-sampingan sama citapingpong."

"Tumben biasanya dia gak pernah bolos. Kenapa?"

Raya menurunkan bahunya, "Daniel foto bareng sama Sejeong pas dia perform."

Doyoung diam, tangannya terasa kaku.

"Mana gandengan tangan lagi. Gak tau diri banget tuh cewek udah tau Daniel berpawang." Raya berujar dengan emosi. "Gak mau lagi gue kenal sama Sejeong."

Kekehan renyah Doyoung terdengar, dia mengecup puncak rambut Raya.

"Ratu Julid dasar."



Doyoung pas baru dateng ;

Doyoung pas baru dateng ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Garis TerdepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang