[ hey, aku boleh minta votenya buat semangat? ]
" honesty is the best policy. "
Ini udah tiga hari Doyoung di diemin Raya. Gak bisa begini terus, Raya buat dia khawatir benar-benar khawatir. Bahkan malam ini dia masih duduk dicafe bareng kedua temennya. Oh ya, ditambah Ten temen SMP nya."Muka lo kusut banget kaya kerudung adek gue yang bahannya licin."
Doyoung menatap Ten sebentar. Dia terus memerhatikan ponselnya diroomchat Raya. Yang terakhir hanya berisi ;
Rayaa jelek :
D pgl jmnDoyoung :
Ngetik yang benerRayaa jelek :
Di panggil j a e m i nDoyoung :
Raya kenapa?
ReadTelepon terakhirnya cuma suara Jaemin yang minta bantu cari tukang servis hp. Raya bener-bener gak mau ngomong sama Doyoung.
"Argh!" Doyoung ngelempar ponselnya ke meja kayu. Dia meninju udara dengan emosi. "Dia kenapa sih?!"
Ten ngelirik Doyoung, eh malah dilirik balik pakai lirikan lebih tajam.
"Se-serius Young gue juga gak tau. Dia waktu itu tiba-tiba balik lagi rada kesel ke meja mesen ramen minta gue yang bayar."
Doyoung diem, "Meja?"
"Iya. Gue waktu hari kamis pulang ngampus ke kedai koreanfood yang baru." Ten bercerita, mengingat gimana emosi Raya waktu itu. "Dia mau pulang tapi gak lama balik lagi ke meja sambil ngedebrak meja."
Doyoung diam.
"Jadi gue gak ngerti ya dia kenapa. Mukanya bete banget."
Doyoung diam season dua.
Tiba-tiba ingatannya menuju kedai koreanfood, diparkiran, Raya nelpon nanyain dimana, baru dijawab sambungan udah dimatiin. Bentar-bentar. Hari itu juga kan... DOYOUNG PERGI KESANA DENGAN BERBOHONG ADA KELAS.
Shit shit shit
Ten nunjuk wajah Doyoung yang udah pasi, "wah, ada apaan nih Young."
"G-gue hari itu juga ngebohong sama Raya kalau gue ada kelas padahal—lo berdua pasti tau."
Johnny sama Jaehyun saling tatap. Ten bingung soalnya dia sendiri yang gak tau.
"Lo gak pinter boong." Sungut Johnny.
Pulang dari cafe, Doyoung ganti baju langsung bergegas ke rumah Raya. Katanya Raya cabut dari siang. Gak makan juga, pamitnya cuma deru motor ngebut.
Pas Doyoung lagi beresin meja belajar Raya yang selalu berantakan, Raya masuk kamarnya. Ngeliat Doyoung mukanya langsung bete lagi.
"Ray."
Detik itu juga, Raya meluk Doyoung sampai mereka terdorong ke kasur disebelah Doyoung. Raya menangkup mukanya dibahu Doyoung posisinya sih diatas lah ya Doyoung nya ketindihan.
"Doy minta maaf."
Raya diam, gak ada jawaban. Bahunya bergetar pelukannya juga makin erat.
"Raya jangan nangis."
"Doy bego, Doy tolol."
Doyoung mengangguk, membalas pelukan Raya menaruhnya disebelah masih berpelukan.
"Doy kenapa ngebohong?"
Suara bocah Raya. Yang paling Doyoung suka.
"Doy mau ngehindar dari Raya ya?" Raya menarik ingusnya. "Raya pasti bikin emosi Doy. Raya minta traktir Doy terus. Raya ngehabisin duit Doy. Yakan?"
Doyoung tersenyum, memberikan jarak tubuh nya dengan wajah Raya yang terpejam. Raya kalau nangis tuh jadi pemalu.
"Doy cuma ketemuan sama orang doang Raya."
Raya masih gak mau ngebuka matanya, "melek dong."
"Gak mau ah jelek."
"Masa anak geng nangis sih?"
"Aku anak mama Jaen."
Doyoung terkekeh, dia nyium pucuk rambut Raya sambil ngucapin maaf ribuan kali.
"Raya abis darimana?"
"Rumah Mama dedeh."
"Hostnya siapa?"
"Sehun lah."
Doyoung diam, matanya menatap tembok kosong. "Raya suka sama Sehun?" Tanya Doyoung. Raya menggeleng, "Atau Kai?"
Raya menggeleng lagi. Dia memencet hidung Doyoung. Meluk cowo itu erat lagi.
"Raya cuma suka Doy. Hanya Doy."
Bonus foto Jaehyun karna yang diatas kurang dia ;
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Terdepan
Fanfiction[#김도영's] ❝ aku lah orang yang selalu ada untukmu, meski hanya sebatas teman. ❞ - garis terdepan, Fiersa Besari. @ahjusyit, 2O20