“ you can lead a horse to the water, but you cant make him drink. ”
Kedua earphone itu menyangkut ditelinga Raya, lagu dari Jeno terputar. Sudah empat kali bahkan Raya hampir hafal liriknya, tapi dibenaknya mendadak muncul dua orang :
Doyoung yang berhubungan dengan lagu ini dan Jeno yang memberikannya.Setelah kejadian tempo hari diatas motor, Raya langsung ketawa seakan itu lelucon. Jeno juga senyum tipis. Raya gak mau disepanjang perjalanan dia dan teman adiknya merasa canggung. Tapi waktu Raya turun dari motor, Jeno gak langsung pergi. Dia sempat mengatakan sesuatu baru akhirnya meninggalkan halaman rumah.
"Kak, soal tadi gue serius. Gue gak minta lo ngebales karna gue tau lo suka sama bang Doyoung. Gue cuma mau lo tau, itu bikin gue lega."
Raya mengacak rambutnya frustasi. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tidak pernah merasakan rasanya dicintai seseorang selain keluarga. Bahkan Doyoung menjaganya seperti menjaga sang adik, bukan lebih. Toh, Raya gak suka sama Doyoung jadi Jeno ngaco pasti.
Pintu kamar kebuka, nampilin Doyoung yang bingung ngeliat Raya berantakan. Raya bahkan gak ada niat sedikitpun ngelirik sahabatnya itu.
"Raya." panggil Doyoung pelan, menghampiri Raya yang tengah berbaring diujung kasur dengan kaki menggantung. Raya tengah termenung membuat Doyoung langsung mencabut earphone dari telinganya.
"Ada apa?"
Raya menatap Doyoung. Dia lagi bingung sama mood nya sendiri.
"Raya tadi pulang sama Jaemin?" Doyoung masih mencoba bertanya agar Raya menjawabnya. Tapi Raya malah natap dia dalem. "Lagi stress?"
Raya menggeleng. "Tau darimana gue balik sama Jaemin?"
Doyoung kembali diam. Membasahi bibirnya sebelum menjawab, "tadi Jaehyun ngeliat."
"Bukan Jaemin." jawab Raya dengan nada dinginnya. "Jeno."
Doyoung mengangguk-angguk, niatnya datang untuk mengomeli Raya yang ditungguin setengah jam gak muncul-muncul tapi niat itu juga langsung hancur waktu ngeliat Raya yang... beda dari biasanya.
"Mau jalan-jalan?" ajak Doyoung, tersenyum sebelum beranjak dari tempatnya. "Ke Mall, beli apapun yang lo mau kecuali Ramen."
— g a r i s —
Senyuman Raya terus memancar setelah mereka beli es krim turki tadi. Doyoung berterimakasih kepada pedagang tersebut karna udah buat Raya sebal sekaligus tertawa padahal waktu diTimezone dia diem terus.
"Doy, mau nonton gak?" tanya Raya. Doyoung mengernyit terus geleng-geleng.
"Abisin dulu es krim nya." Doyoung ikut mengigit es krim ditangan Raya terus mengacak rambut gadis itu gemas.
Tapi jangan lupakan soal Doyoung dan hpnya, dia masih tetep sibuk sama benda itu.
"Ray, ayo pulang."
Raya mengernyit, apaan? Baru juga sejam udah langsung ngajak pulang aja.
"Mau nonton dulu... " rengek Raya. Menghentak-hentakan kakinya tapi Doyoung tetep menggeleng. "pake uang sendiri deh."
"pokoknya pulang."
Raya keukeuh mau nonton bioskop tapi Doyoung keukeuh mau pulang. Ujungnya? Raya menghentakan kaki untuk kesekian kalinya dan berbalik pergi meninggalkan Doyoung. Iya, pulang.
Waktu Raya ngerasa Doyoung gak ngikutin dirinya, dia berbalik malah menemukan Doyoung sedang menelpon seseorang. Raya cuma memerhatikan sampai panggilan itu selesai.
Tapi, Doyoung tidak menghampirinya malah berbalik berlari menaiki eskalator yang tak jauh disana.
"DOYOUNG!" Teriak Raya memanggil, Doyoung tidak berbalik. Raya ikut berlari, namun saat ingin menaiki eskalator ada yang menarik tangannya membawa Raya berlari menjauh darisana.
"Temenin gue makan yuk, gue beliin ramen deh."
Mereka turun dari lantai tiga, Raya udah ngebuang es krim turkinya karna kesel. Mereka udah duduk di ichiban sushi.
Mata Raya gak bisa diem. Seolah tau, Yuta langsung menepuk bahu dihadapannya menenangkan. "Doyoung tadi nelpon gue, nyuruh nemenin lo soalnya dia mendadak panggilan alam."
"Tapi dia gak ngehubungin gue."
Yuta tersenyum tipis. Raya gak mesen apa-apa, Yuta mesen semuanya sendiri toh kan emang nemenin doang.
"Nanti lo pulang sama gue aja."
Raya mendengus mengiyakan. Nunggu Doyoung juga gak bakalan dateng kayanya.
"Muka lo jangan begitu. Jelek banget."
"Emang gue cantik?" Tanya Raya, memajukan tubuhnya sambil memasang wajah menyebalkan.
"Nggak sih."
Raya menjitak kening lelaki dihadapannya, "kurang ajar ya lo."
Gak lama mereka bercanda, makanan datang. Pasti tau kan yang pertama dicari Raya apa? Ramen.
Yuta menyodorkan salad dan kotak bensu kehadapan gadis itu, tersenyum tipis waktu Raya menginjak kakinya.
"Mana ramen?!" Tanya Raya dengan nada suara sebal.
"Jae, gue gak segoblok itu ngebiarinin lo makan ramen."
Raya mendesah panjang sebelum memasang wajah kaget, Yuta... YUTA TAU DARIMANA GUE SUKA RAMEN?!
Tapi tunggu. Tadi dia manggil Raya pake nama Jae?
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Terdepan
Fanfiction[#김도영's] ❝ aku lah orang yang selalu ada untukmu, meski hanya sebatas teman. ❞ - garis terdepan, Fiersa Besari. @ahjusyit, 2O20