O6 . Temen Jaemin

380 72 8
                                    

[ hey, aku boleh minta votenya buat semangat? ]

" make hay while the sun shines. "

"WOAH DI RUMAH CHAN DI RUMAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"WOAH DI RUMAH CHAN DI RUMAH."

"KAGAK ANYING ADA DI BALIK MOBIL."

"EH IYA ANJRIT NOH TEMBAK TEMBAK."

"YAH BANGSAT GUE DISERBU."

"FAK PAYAH LO NO. SEMBUNYI SEMBUNYI MAU GUE SAMPERIN."

"GECE ANJING KEBURU GUE MATI."

"WOAH WOAH DAR DAR MATI LO! JEN PANTAT LO HAMPIR DITEMBAK."

"DEMI APAPUN UNTUNG GUE GAK MATI BANGSAT."

Raya nendang-nendang selimutnya sebel, diluar berisik banget sumpah gak tahan kan dia.

Jaemin tuh dari malem nginep sama temen-temennya, cuma dua orang doang sih sebenarnya tapi kenapa ini suaranya lebih sih?!

Emosi banget tuh kan, Raya ngebuka pintu kamarnya aja bar-bar banget. Dia langsung nutup lagi sambil dibanting ngebuat anak-anak yang jauh sekitar 10 meteran serong nengok ke pintu kamar. Raya dengan muka bantalnya.

"Lo sama Haechan, Renjun berkembang biak apa gimana?" Raya ngitung temennya Jaemin, emang lebih sih jadi ada...

"... hai kak!"

Mark Lee.

Raya tertegun mendengar suara Mark yang memanggilnya. Wajahnya terlihat ceria hari ini. Syukurlah.

"Pagi-pagi udah cabut aja lo." Jawab Raya berjalan ke arah mereka. Ada satu orang dengan wajah tak asing tengah memandanginya dikarpet, wajah yang selalu tampil diinsta story Instagram Jaemin.

"Eh, hai. Lee Jeno." Katanya memperkenalkan diri. Raya menjabat tangannya sambil duduk disebelah Mark.

"Eray. Lo... " Raya mengerutkan keningnya, "temen gay nya Jaemin kan?"

Hening. Mereka semua tampak saling melempar pandangan dan bersitatap. Sedetik kemudian tawaan mereka hancur, kecuali Jaemin yang malah melempar bantal ke arah kakaknya.

"WOI ANJING MATI TIM KITA." keadaan riuh kembali saat oknum bernama Haechan berteriak.

"Yah, lo sih kak. Ah kalah deh."

Raya bangkit, "bacot."

"Kak bikinin makan dong."

"Emang kak Eray bisa masak?"

"Kurang ajar."

Raya akhirnya berjalan ke arah dapur. "Liat ya gue masakin."

Raya serius akan omongannya, dia sudah perang dengan hal memasak didapur sampai teman Jaemin datang. Mengambil gelas dan jalan ke aah dispenser dekat Raya.

"Masak apa kak?"

Raya tak memberi jawaban, dia tau Jeno melihat apa yang dia masak. Indomie telur. Jeno mendesah ringan tak mendapatkan jawaban memilih meneguk minumnya kembali.

"Lo baru pertama kali kesini?"

Jeno tau Raya bertanya padanya.

"Keempat entah kelima." Jawabnya, "cuma pas gue kesini kak Eray gak ada dirumah."

"Gue anak geng." Raya tau Jeno basa-basi, tak ada suara tegukan lagi disisinya. "Makanya kalau malem suka diluar."

"K-kok tau gue sering kesini malem?"

Raya menyilangkan kedua tangannya, menatap Jeno dengan penuh aura galak.

"Karna kalau yang kesini siang cuma Mark yang butuh teman, Haechan yang ngajak mabar, atau Renjun yang nyamper jum'at-an."

Jeno terlihat kikuk, "gue kesini cuman—"

"YAAMPUN RAYA! GOSONG NIH GIMANA SI?!"

Raya kaget, begitu juga Jeno. Dibelakang Raya ada Doyoung yang lagi matiin kompor dan mencoba menyaring telur mie yang dibuat Raya. Gadis itu loncat, memekik saat masakannya hancur karna asik mengobrol.

"Doyoung, gimana dong???"

Doyoung menjitak kepala Raya, "Lagian lo kalau gak bisa masak gak usah sok-sok an."

"Ya namanya juga belajar. Ahhhh pasti gak bisa dimakan."

Doyoung mengangkat satu alisnya, dia mengambil piring dan nasi dirice cooker lalu menaruh masakan gosong milik Raya dipiringnya.

"Masih bisa selagi yang makan gue." Kata Doyoung dengan wajah datarnya. Dia nunjuk Jeno, "lo panggil temen-temen lo ke meja makan."

"Hah?"

"Bibi masak kebanyakan, lupa kalau bunda lagi dinas. Tadi Ayah cuma bekel sedikit doang, abang juga gak dirumah makanya gue bungkusin kesini tau kalau Jaemin lagi ngumpul."

Jeno bengong, dia melihat adegan itu sebelum ditegur Doyoung lagi untuk manggil Jaemin dkk. Pikirannya terbesit oleh adegan Raya dan Doyoung. Dia tau Doyoung alumninya namun siapanya Raya?

Saat asik makan, Doyoung sesekali nyeletuk ke Raya. Ngobrol berdua atau Mark bergabung dengan mereka. Pikiran Jeno masih tertuju dengan status Doyoung yang tiba-tiba muncul didapur.

Ponselnya diambil, mengetik suatu pesan yang sudah dikirim. Penerimanya pun langsung mengcek ponselnya, bersitatap dengan pengirim. Senyum tipisnya tersinggung.

Jeno:
Bang Doyoung siapanya kak Eray?

Mark:
Cari tau aja sendiri
Itu baru namanya berjuang.

Mark:Cari tau aja sendiriItu baru namanya berjuang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Garis TerdepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang