Jaehyun menaruh kopi pesanan Yuta dimeja cafe lalu melirik lelaki itu yang tengah menatap hpnya terus-terusan.
Sejak kemarin, dia jadi canggung sama Raya. Bahkan hari ini Raya gak ngirim pesan apapun. Yuta juga.
"tumben-tumbenan kang Atuy galau euy!" seru Ten baru dateng sambil menindih Yuta yang duduk disofa cafe. Yuta memukul-mukul tubuh temannya karna sesak lalu menempeleng Ten setelah lelaki itu berguling ke sebelahnya.
"gak ada akhlak banget lo." gerutunya sebal sambil meraih hp lagi. Ten terkekeh.
Yuta melirik Doyoung yang baru datang bareng Ten, dia duduk didepannya fokus main hp. Yuta mendengus, kayanya dia salah bicara sama Raya tentang Doyoung.
Seharusnya dia bener-bener gak ikut campur masalah mereka.
"bro kalau cewek ngambek gimana caranya?" tanya Ten tiba-tiba.
Jaehyun, Johnny, Yuta, Doyoung dan
Taeyong serentak menoleh ke arah lelaki itu. Ten sih santai aja lur."datengin kalau gak ajak jalan-jalan." ucap Doyoung santai sebelum balik lagi fokus ke hpnya.
Yuta berdecih sebelum akhirnya melirik teman disebelahnya lagi.
"ngapain lo tanya begituan?" tanyanya.
Ten memukul kepala lelaki itu, "buat lo tolol."
Kali ini, Doyoung menghentikan acara ngetik-mengetik nya lalu menatap Yuta yang terpaku menatap Ten. Tunggu, kalau ini pertanyaan Ten mewakili Yuta berarti cewek yang dimaksud Raya kan? Ah atau yang lain?
"Lo lagi berantem sama Raya?" tanya Jaehyun. Yuta menelan ludahnya lalu duduk seperti semula. Dia mengangguk.
"Serius? Berantem sebagai pacar?"
"ya lo mikirnya apa tuan Jyani?"
Johnny tersenyum, "gue kira lo pura-pura pacaran sama Raya."
Yuta tersenyum meremehkan. Dia menatap hpnya lagi lalu membantingnya pelan ke meja sebelum menyeruput kopi yang tadi dibawa Jaehyun.
"Salut gue, lo sesetia itu sama Raya padahal sebelumnya pawang semua cewek."
"Cih, ngeremehin gue lo?" kata Yuta dengan bangganya.
"Kenapa?"
Tiba-tiba keadaan hening. Semua mata langsung menatap sang oknum yang bertanya dengan dinginnya. Ponselnya sudah tidak menjadi benda fokus, melainkan mata Yuta.
Taeyong sih cuma ngelirik doang terus balik ngetik lagi. Mana peduli dia.
"gue tanya kenapa?" kata Doyoung lagi, menyandarkan punggungnya.
"e-eh... Gue cuma salah ngomong aja sampai didiemin begini." jawab Yuta. "gak berantem kok."
Doyoung menghela nafasnya, pasti Raya sekarang badmood banget. Biasanya kalau dia marah Doyoung suka ke kamarnya terus meluk dia—atau ciumin mukanya.
TAPI KAN GAK MUNGKIN NGASIH SARAN BEGINI KE YUTA
"gue gak bermaksud bantuin lo, tapi cuma mau ngasih tau kalau dia susah dibujuk." ujar Doyoung. Keadaan masih hening, Johnny sama Jaehyun gak berani buka suara. Ten juga masih menganga tanpa berkedip. "gue aja yang kenal sama dia bertahun-tahun bisa didiemin tiga malem."
"jangan samain Yuta sama lo lah. Yuta kan pacarnya, lo cuma sahabat doang."
Mereka semua kembali menoleh ke sebelah Johnny. Taeyong dengan santainya bilang begitu.
Ya jelas lah Doyoung tertohok.
"Maaf nih sebelumnya tapi gue kesinggung sama kata sahabat yang lo teken. Maksudnya—"
"oh iya lupa udah bukan."
"kok lo—"
ting ting ting
Jaehyun memukul-mukul sendok minumannya ke gelas. Dia tau kalau Doyoung sama Taeyong sering adu mulut, malah tindih-tindihan. Tapi kalau adu mulut topiknya begini, dia yakin kalau mereka berdua bakalan baku hantam beneran.
"Lo berdua gak usah bikin aura panas dong." gerutu Jaehyun, dia langsung ngelirik sekitarnya. "tuhkan beneran diliatin orang-orang."
"jujur aja sih Jae, lo mukulnya kaya orang berpengalaman." komentar Johnny.
Ten memetik jarinya setuju, "gue jadi curiga lo pernah ikut simulasi jadi tukang bakso keliling."
Jaehyun senyum, Jaehyun sabar, Jaehyun tabah.
Ngerasa keadaan lagi-lagi hening, Ten langsung bertepuk tangan bikin temen-temennya noleh ke arah dia.
"Gue punya rencana, minggu depan kan udah mulai libur semester. Mau skripsi juga, gimana kalau kita liburan?!"
Makin hening alias gak ada yang respon. Walau Ten sukses bikin Taeyong berhenti ngetik sih.
"sebenarnya gue belum liburan semester sih tapi bolehlah minta libur duluan."
Yuta menoleh ke Taeyong terus mengangguk, "gue setuju. Stress mikirin kuliah mulu butuh refreshing nih."
"not bad." kali ini Johnny langsung setuju diangguki Jaehyun.
Doyoung melirik teman-temannya lalu mengangguk.
"om gue punya bisnis travel, nanti gue nego tiket ke bali. Mau?"
Yuta, Johnny sama Ten langsung melebarkan matanya sambil bertepuk tangan.
"Gila, gue kira selama ini Taeyong gak berguna." Yuta mengacungkan jempolnya.
"OKE!" Ten ikut mengacungkan jempolnya. "gue mau ngajak Mina sama Jihyo, lo ajak Raya ya biar mereka bisa komunikasi biasa lagi."
Yuta mengangguk antusias.
"kalau gue ajak Sejeong, boleh?"
Yuta mendongak, menatap lelaki dihadapannya. Ten juga langsung ngelirik Yuta, gak bisa ngebayangin gimana Raya sama Sejeong disatuin.
"kenapa nggak?" jawab Jaehyun ringan. Dengan pasrah, Yuta dan Ten menyetujui.
Dan lagi keadaan hening waktu semuanya melirik ponsel Yuta dimeja bergetar, langsung menampilkan panggilan masuk.
"Jae?"
Senyum Yuta mengembang, dia menarik ponselnya lalu segera beranjak menjauhi meja.
"bentar ya, Raya nelpon hehehe."
Doyoung menatap punggung lelaki itu. Ini baru pertama kalinya dia ngeliat Raya secepet itu ngehubungin orang yang mungkin bikin dia kesel.
Taeyong bener, status mereka jelas beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Terdepan
Fanfiction[#김도영's] ❝ aku lah orang yang selalu ada untukmu, meski hanya sebatas teman. ❞ - garis terdepan, Fiersa Besari. @ahjusyit, 2O20