24. Jemputan

226 41 10
                                    

[ hey, aku boleh minta votenya buat semangat? ]

" dont judge book its by cover. "

Udah seminggu kurang Raya akhirnya bisa masuk kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah seminggu kurang Raya akhirnya bisa masuk kampus. Temen-temennya nyambut dia riang padahal Raya hampir ogah bergaul sama mereka. Tapi tidak berlaku untuk Ten, dia mah malah sedih Raya masuk kelas.

Ah ya, jangan lupakan Doyoung yang bagian antar jemput Raya. Kadang dia kecepetan kadang lambat banget sampai Raya ditemenin Mina yang emang males pulang.

"Terus jadinya lo sama Daniel baikan?" tanya Raya, berjalan keluar fakultas. Jihyo mengangguk-angguk buat Raya menghela nafas kecewa. "Padahal gue nunggu sesi baku hantam."

"Sesat lo." kata Mina disusul tawa mereka. Raya sih cuma nyengir tapi tentang baku hantam dia serius nungguin sesi itu.

"Lo pulang bareng Doyoung?" tanya Jihyo tatapannya menyipit karna sinar matahari.

Raya mengangguk, beralih menengok ke Mina yang ada disebelah kirinya. "Lo sama siapa Min?"

"Lo berdua nanya begitu seakan-akan ngeremehin kejombloan gue."

Jihyo terbahak, "santai Min, Raya juga jomblo."

"Tapi Doyoung kan jod-"

"Jaeraya?"

Raya, Jihyo sama Mina langsung noleh gitu aja waktu ada orang ngehampirin mereka sambil tersenyum ke arah Raya. Mina menganga, Jihyo juga tapi dia masih inget Daniel. Selow aja.

"L-loh, Atuy kan?"

Yang ditanya mendengus, "Yuta please."

"Oh iya, sori." Raya menggaruk tengkuknya. "Kenapa?"

"ayo pulang."

"HAH?!" yang teriak tadi Jihyo sama Mina. Raya gengsi teriak begitu walau kadang keceplosan sih.

Yuta cengengesan ngeliat muka Raya yang udah kebingungan sampai alisnya nekuk.

"a-anu... Doyoung gak bisa jemput lo dia nyuruh Johnny tapi Johnny lagi konseling sama dosennya."

Sekarang Raya ber-oh ria lalu mengangguk-angguk, dia menepuk bahu kedua temennya dua kali tapi berhenti pas didepan Mina.

"Yut." panggil Raya. "Lo kosong gak?"

"Maksudnya?"

"kalau kosong nih temen gue mau daftar jadi masa depan lo."

"RAY!  Gila ya lo?"

Raya terkekeh, "Bercanda Min. Duluan ya."

Setelah Raya berjalan dibelakang Yuta, Jihyo sama Mina tatap-tatapan. Mina mendadak cemberut sampai bibir bawahnya naik ke atas, "enak banget jadi Raya dikelilingin cogan."

Jihyo meluk bahu sahabatnya terus bawa pergi. Sedih juga jadi Mina.

Disisi lain, Raya lagi mikir tumben Doyoung gak bisa jemput. Terus segala nyuruj Johnny, padahal bisa aja Raya naik ojek online biar gak ngerepotin temen-temennya Doyoung.

"Tuy."

"Yuta." ralat Yuta cepat. Menyamakan langkahnya sama Raya yang sempet jalan dibelakangnya.

"Lebih enak Atuy soalnya lokal." ujar Raya lagi, "Doyoung kemana?"

"Gue aja gak tau." Yuta menaikan kedua bahunya. "Mau skripsi kan?"

"Ya gue juga udah mau mulai Skripsi."

"Semangat ya." kata Yuta dengan senyuman sumringahnya. Ah ganteng jujur aja.

Pas nyampe mobil, Yuta langsung nyalain ac. Panas banget diluar. Raya juga langsung nyium aroma mint didalem mobil itu.

"Mau makan dulu?"

Raya menggeleng, "tapi kalau Ramen gue gak nolak sih asal dibayarin."

Yuta ketawa renyah. Raya anaknya bisa langsung akrab gini ya ternyata? Dia langsung nancap gas keluar dari pekarangan kampus.

"Sori ya Doyoung ngerepotin lo gini."

"Santai aja lagian gue baru kelar kelas juga."

"disitu juga lo?" Tanya Raya yang diangguki Yuta. "Wah, anak apa?"

"Anak ayam." Raya memutar bola matanya, beda sama Yuta yang udah senyum-senyum nanggapin. "teknik."

"wish, kalau ps gue rusak benerin ya?"

Yuta terkekeh, mengacungkan jempolnya ke arah Raya.

"Lo humble ya ternyata."

Raya tersenyum miring lebih tepatnya terdengar decihan sebelum akhirnya menyentakan kepalanya ke sandaran kepala.

"Karna lo temen Doyoung aja."

"Oh ya? Terus lo percaya langsung?"

Raya menaikan bahunya sebelum menjawab, "Gue susah percaya sama orang kecuali orang itu udah dipercayai sama orang yang gue percaya."

"Bahasa lo."

Raya ketawa waktu ngeh sama ucapan yang dia keluarin tadi. Tapi ada benernya juga.

"Waktu gue SMP, gue takut sama Ten." tiba-tiba Raya bercerita mengingat beberapa memori saat dia bertemu dengan lelaki itu. "Setiap mau ketemu Doyoung tapi ada Ten. Gue milih muter balik."

"kenapa?"

Yuta gak dapet jawaban dari Raya. Tapi Yuta bisa ngeliat jelas dari senyum cewek itu dikaca mobil. Raya senyum miring, milih ngalihin pembicaraan.

"Lo bisa kenal Doyoung darimana?"

"Waktu SMA gue sama dia sering nongkrong bareng terus kemarin baru ketemu lagi." jawab Yuta, memberhentikan mobilnya diperempatan saat lampu hijau berubah menjadi merah dengan cepat. "Ternyata dia temennya Jaehyun temen SMA gue."

"Cih, dunia sesempit itu ya."

Yuta terkekeh dia mengangguk-angguk. Mereka asik berbicara, sekali-kali Raya ngelontarin ujaran yang bikin Yuta ketawa lepas sampai mukul-mukul stir mobil. Raya juga gak berhenti senyum.

Ah ya, Raya baru inget sebelum masuk ke mobil tadi dia sempet ngechat Doyoung.

Jaeraya :
Doy
Lo dimana?
Padahal gue bisa pulang sendiri
Jadi gk enk sm tmn lo tau

Doyoung :
Servis hpnya Jaemin kemarin
nyemplung ke bak mandi lagi
14.55

 Hei ada kabar gembira nih!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hei ada kabar gembira nih!!

GARIS TERDEPAN bakal double update terus, eum mungkin 4 hari sekali ya?

ayo jangan lupa votenya!!

Garis TerdepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang