Garis Terdepan

30. Balapan

ready 30 votes?

“nothing is permanent except change.”

"Doyoung, gue sama lo sampai kapan ya bisa gini terus?"

"Sampai punya pendamping idup lah."

"Tapi kan pendamping hidup gue itu lo. HEHEHE."

"Gue gak mau."

Raya manyun, "ayo akhirin semuanya kalau lo atau gue ingkar janji."

Doyoung sontak menoleh, kakinya masih berjalan disisi trotoar perum.

"Janji?"

"Iya. Kalau ada apa-apa harus cerita ya? Pokoknya gue harus tau semuanya tentang lo. Gitu juga sebaliknya."

Doyoung tersenyum tipis. "Mau gak?"

"Boleh."

"Janji ya?!" Kata Raya mengacungkan jari kelingkingnya ke wajah Doyoung. Doyoung malah hendak mengigit jari mungil itu. "IH DOY!"

"iya iya janji."  Kelingking Doyoung terkait. Kepala Raya langsung diapit oleh tangan kirinya. "Gue jamin gue gak bakalan ingkar janji. Gue sama lo bakalan tetep bareng begini walau lo udah punya suami."

Doyoung mendesah panjang sambil memejamkan mata saat Raya masuk ke rumahnya. Sekarang dia lagi capek sama sifat Raya yang beda.

Akhirnya dia muter balik ke rumah. Inget gimana tadi dia nyamperin ketiga teman Raya dikantin fakultas bahkan dia sampai absen kelas siang nyari Raya yang kata Jaemin belum pulang.

Doyoung :
Nanti magrib mobil gue anter
ke kantor lo.

Iya, bahkan lagi, Doyoung rela nuker motor sama mobil cuma buat jemput Raya. Tapi Doyoung gak tau Raya pulang sama siapa.

line!

Ch :
Lo dimana?
Ga ke rs?

Doyoung :
Abis magrib.
Read

Doyoung menutup wajahnya dengan bantal sofa. Dia pusing banget rasanya. Dia mau banget bicara sama Raya tapi di sisi lain dia tau konsekuensi bilang hal yang selama ini dia sembunyiin.

Raya orangnya sensitif, pundungan pokoknya gampang marah.

Mata Doyoung terpejam. Dia mau istirahat dulu sebentar. Dia gak mau mikirin hal yang selama ini ada dipikirannya.

— g a r i s —

"Motor lo pindah ke parkiran E."

Doyoung memutar bola matanya. Gongmyung malah ngejauhin jarak dia sama motor. Kakaknya itu berjalan ke arah foodcourt perusahaan, bergabung dengan teman-temannya.