Bab 27 - Jas dan Dasi

1.1K 58 5
                                    

Aku terkejut mengetahui bahwa kunjunganku ke rumah dokter Gu kemarin berjalan dengan lancar. Menurut sepupuku, semuanya terasa menakutkan karena segala sesuatunya berjalan begitu lancar.

Jika aku sebelumnya memiliki kedudukan yang setara dengan dokter Gu, maka bertemu dengan orangtua masing-masing menandai awal dimulainya perpaduan yang sesungguhnya dari gaya hidup masing-masing. Sebutan untukkupun berubah secara otomatis menjadi 'kakak ipar perempuan', 'adik ipar perempuan', 'kekasihnya guru', 'guru' dan 'istrinya Gu Wei' ...

Sejak Gu Wei mengajakku pergi ke pesta, aku akan digoda ketika aku pergi ke rumah sakit. Setiap kali dokter Chen Cong melihatku, dia dengan senang hati memanggilku 'adik ipar perempuan ~ adik ipar perempuan ~' (dokter Chen Cong hanya lebih tua dua puluh hari dari Gu Wei). Yang paling jelas nampak perubahannya adalah Kepala Suster Perawat yang sebelumnya memanggilku Xiao Lin. Tiba-tiba pada suatu hari, Kepala Suster Perawat berkata, "Gadisnya Gu Wei, bawakan Gu Wei jahe dan gula batu untuk merebus beberapa buah pir." Sahabatku Gu Wei, berdiri di pintu ruangannya, mengedipkan mata padaku dengan polosnya di balik maskernya.

"Apa kamu terkena flu?"

Chen Cong, yang sedang tidak bertugas, berjalan melewatiku dan berkata, "Penyakit – cinta –"

Secara tidak terduga, bulan September merupakan bulan yang penuh dengan jadwal dilakukannya operasi, dan jadwal ujianku juga penuh. Oleh karena itu, dua orang manusia yang tidak dapat saling bertemu satu sama lain setelah saling jatuh cinta selama satu tahun, saling berkirim SMS secara intensif.

Dokter Gu menyimpan semua SMS omong kosongku. Menurut deskripsi dari dokter Gu, ponselnya mirip seperti toko kelontong.

"Baru saja di kantin ketiga, seorang siswa asing menemukan sebuah benda asing di dalam makanan cepat saji yang dia pesan. Maka, diapun berbicara kepada koki yang memasak dengan menggunakan bahasa China yang tidak lancar. Koki itupun terkejut dan marah sekali sambil mengatakan 'Jadi Apa?!'"

"Dokter, apakah kamu melakukan operasi setiap hari ... apakah kamu tidak akan merasa tidak nyaman ketika pulang ke rumah untuk memakan hidangan yang terbuat dari daging?"

"Baru setelah meninggal kekayaan para artis bertambah begitu banyak. Setelah kita meninggal ... kita hanya dapat mendonasikan organ tubuh kita. Kenyataannya, harga organ manusia di pasar gelap, jauh lebih tinggi sekarang ini."

Aku selalu memikirkan apa yang dipikirkan oleh dokter Gu. Untungnya, pikiran-pikiran itu tidak terlalu banyak. Dan kemudian sekitar pukul 3 sore, atau jam 7 malam, di waktu yang tidak ada hubungannya samasekali itu, aku akan mendapatkan panggilan telepon dari dokter Gu.

Percakapan antara kami berduapun juga sangat sederhana:

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Di ruangan dosen ..."

"..."

Kemudian, telepon dimatikan. Hal itu pada dasarnya merupakan suatu percakapan yang sangat singkat. Dokter Gu mengatakan akan lebih baik untuk tidak saling bertemu satu sama lain daripada hanya mendengarkan suaranya saja.

Pada suatu hari di akhir bulan September, dokter Gu menghubungiku.

"Kapan kamu akan pulang kembali ke rumah?"

"Mengapa? Bukankah seharusnya kamu bertugas untuk XXX?"

"Tidak, dia akan bertunangan pada saat liburan, tetapi sekarang dia hanya ingin menikah dan meminta cuti menikah."

"..." oke kemudian?

"Aku mendapatkan tugas malam pada tanggal 30 September. Aku memulai liburanku pada pagi hari tanggal 1 Oktober dan kembali bekerja pada tanggal 3 Oktober."

[Terjemahan] The Oath of Love (Entrust the Rest of My Life to You) vol. 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang