Bab 44: Terus Menyaksikan Kebahagiaan

930 47 0
                                    

Sejak aku mengetahui bahwa Gu Wei akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya, Gu Wei menjadi sangat memanjakanku. Terutama, Gu Wei tidak mempermasalahkan mengenai diriku yang berubah menjadi koala dan berbaring di atas punggungnya sepanjang hari.

Aku juga.

Aku tidak bisa menyerah.

Namun, aku benar-benar memahami apa itu pentingnya sebuah prinsip.

Maka, aku terus berbaring dengan tenang di atas punggung Gu Wei.

Pada hari-hari berikutnya, aku pergi bekerja dengan normal, dan di waktu senggangku, aku menyiapkan kopor Dokter Gu sedikit demi sedikit sambil melihat daftar barang-barang yang harus dibawa oleh Dokter Gu.

Pada malam hari tanggal 29, Gu Wei duduk di sofa dan menyaksikan aku menghitung jumlah kopornya untuk yang terakhir kalinya. Besok kopor-kopor Gu Wei ini akan dibawa dan diperiksa terlebih dulu.

Aku menutup tutup kopor, memutar kode kunci kopor Gu Wei, dan duduk di atas kopor itu dalam keadaan bingung. Dokter Gu menghampiriku dan duduk di atas karpet di sebelahku dan menyerahkan sebuah surat yang berukuran kecil kepadaku, "Ini untukmu."

Aku mengambil surat itu, membukanya, dan segera saja aku tidak dapat berkata-kata.

Surat itu berisi tindakan pencegahan, nomor kontak semua keluarga dan teman, waktu tinjauan mobil tahunan, proses dekorasi rumah. Bahkan juga terdapat daftar klinik ahli untuk Guru Lin beserta waktu bukanya dalam seminggu.

"Aku menaruh tagihan air dan listrik pada daftar gajiku. Ini adalah kunci rumah orangtuaku dan juga kunci rumah Kakek." Dokter Gu melepas beberapa kunci dari gantungan kunci miliknya dan memasang kunci-kunci itu pada gantungan kunci milikku satu per satu.

Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi seperti ini?!

===

Pada tanggal 30, aku kembali ke rumah bersama dengan Dokter Gu. Ayah Dokter Gu masih bersikap sangat tenang dan memberitahu Dokter Gu mengenai beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, tetapi Ibu Dokter Gu mengalihkan tatapan matanya kepada kami berdua, dan terlihat ragu-ragu untuk berkata.

Pada sore harinya, seluruh keluarga sedang tidur siang. Aku berbaring dalam pelukan Gu Wei dan meringkuk di atas kursi malas besar yang ada di balkon. Dengan sinar matahari di akhir musim panas, aku mendengarkan Dokter Gu menceritakan kembali mengenai kisah kami berdua.

"... Aku tidak tahu bagaimana cara untuk berbicara denganmu pada saat itu ..."

"... Ah, aku memikirkan beberapa cara untuk menipumu, tetapi pada akhirnya, aku tidak menggunakan cara itu ..."

"Kamu tidak tahu bahwa kamu ini terkadang lambat ... Tidak ada yang bisa aku lakukan ..."

"... Guru Lin mengancamku dengan sangat serius. Beliau memberitahuku apa yang akan terjadi kepadaku ..."

"... Aku memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan, jika kamu tinggal di Kota Z atau kembali tinggal di Kota Y ..."

Aku diam mendengarkan Gu Wei bercerita satu demi satu. Banyak hal yang sekarang terlihat indah dan menarik, dan hanya pihak-pihak yang sudah menempuh perjalanan jauhlah yang dapat menghargai rasa gelisah, rasa cemas, keterikatan, dan ketakutan pada saat itu. Aku benar-benar bersyukur bahwa pada tahun dimana Guru Lin jatuh sakit, hidupku telah berubah dari gelap dan tidak terduga menjadi hidup yang bahagia. Aku bertemu dengan orang yang memberiku rasa percaya dan membiarkan aku bergantung kepadanya. Kebahagiaan kadang-kadang tidak ada hubungannya dengan berapa banyak janji yang telah dibuat, apa yang sudah kami berdua lakukan bersama, atau bahkan apa yang disebut dengan 'selama kamu menginginkannya, selama aku memilikinya'. Arti kebahagiaan yang paling sederhana adalah persahabatan, yaitu, mengetahui bahwa ada seseorang di dalam hidupmu yang akan selalu ada untukmu sepanjang waktu, dan tidak akan pernah meninggalkanmu.

[Terjemahan] The Oath of Love (Entrust the Rest of My Life to You) vol. 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang