Bab 20 - Enggan untuk Dipisahkan

1.4K 77 2
                                    

Selama musim dingin, gerbang kampus didominasi oleh warna putih. Dokter Gu melangkah di atas salju dan berjalan menghampiriku; dia meletakkan dagunya di atas kepalaku dan bernafas dengan lembut.

Semalam dokter Gu mendapat giliran tugas malam. Setelah melakukan pemeriksaan keliling terhadap para pasien pagi tadi, dia pergi menemuiku di kampus. Setelah ini, dokter Gu akan pulang kembali ke rumahnya yang arahnya berlawanan dengan kampusku ini.

Aku memeluk tubuh dokter Gu yang sedikit miring, merasa sedikit sedih, "Kamu tidak perlu selalu bolak-balik seperti ini."

"Apakah kamu akan pergi untuk liburan musim dingin?"

"Ya, aku membeli tiket untuk pergi pada tanggal 6 di siang hari. Ibuku memberitahuku agar aku kembali untuk makan malam pada saat Malam Tahun Baru."

"Aku bekerja pada tanggal 5 ..."

Aku menghela nafas dengan sedih, sulit untuk bertemu dengan dokter Gu pada akhir-akhir ini. Tetapi kemudian, tiba-tiba aku memikirkan tentang sesuatu. Kami masih dapat melakukan kencan di malam hari.

Pada sore hari di tanggal 5, aku membawa bungkus makanan dan pergi ke Rumah Sakit. Segera setelah aku sampai di tempat parkir, aku bertemu dengan Xiao Yu, yang sudah lama tidak aku jumpai.

Xiao Yu baru saja hendak pergi meninggalkan Rumah Sakit karena jam kerjanya sudah berakhir. Ketika Xiao Yu melihatku, dia nampak terkejut dan berkata, "Kakak, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kemoterapi Guru Lin sudah selesai?"

"Aku –" tiba-tiba aku menyadari bahwa cukup sulit untuk menjelaskan masalah ini, maka aku menjawabnya dengan asal, "datang kemari untuk mengantarkan makanan."

"Untuk siapa? ^_^"

"..."

Ketika dokter Gu datang, Xiao Yu menyadari bahwa aku datang kemari untuk mengantarkan makanan bagi kekasihku, "Bagaimana bisa kakak tiba-tiba memiliki seorang kekasih?" Ketika Xiao Yu melihat dokter Gu datang menghampiri, Xiao Yu menatap dokter Gu kemudian kembali menatapku, "Oh, kalian berdua!"

Dokter Gu dengan santai mengambil kantong plastik dari tanganku dan memperhatikan Xiao Yu, "Apakah kamu belum kembali ke asrama?"

Xiao Yu dengan cepat mundur ke belakang dua langkah, "Ha, haha, selamat tinggal, Guru Gu!" Xiao Yu berlari dua langkah sebelum menolehkan kepalanya, "Istrinya Guru, selamat tinggal, istrinya Guru!"

Betapa aku ingin tidak ada banyak orang yang berada di sekitar kami pada saat itu.

Selama tiga jam berikutnya, kami makan bersama, mengobrol, bengong, dan saling menatap satu sama lain. Kemudian dokter Gu berkata, "Kamar tidur yang disediakan di ruangan kerja diperuntukkan bagi satu orang. Malam ini, kita berdua akan terjaga sepanjang malam, atau – hmm?"

"Ah! Aku akan kembali ke kampus!" Aku duduk sambil memantul-mantulkan diriku di atas kursi.

Dokter Gu mengikuti di belakangku, tersenyum, dan tidak mengatakan apa-apa.

Pada tanggal 6, pada saat dokter Gu libur dari pekerjaannya, aku sudah berada di dalam bus.

"Semoga selamat sampai tujuan."

"Oh."

"Jangan lupa untuk menghubungiku ketika kamu sudah sampai."

"Oh."

"Selama Tahun Baru Imlek, perhatikan makanan yang kamu makan, dan jangan lupa untuk istirahat yang cukup."

"Oh."

"... apakah kamu ingin melakukan panggilan telepon denganku setiap hari?"

"..." Mengapa dokter Gu harus menanyakan pertanyaan seperti ini? Aku menggumam, "Tidak apa-apa untuk meneleponku – beberapa kali."

[Terjemahan] The Oath of Love (Entrust the Rest of My Life to You) vol. 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang