22. Gerbang menuju Permadi

981 147 12
                                    

Anagapesis : no longer feeling any affection for someone who you once loved

*******Keanu membuka matanya, perlahan ia menoleh ke arah samping, memandangi ibunya yang masih terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******
Keanu membuka matanya, perlahan ia menoleh ke arah samping, memandangi ibunya yang masih terlelap. Pemuda itu melirik jam dinding. Sekarang pukul enam pagi, kuliahnya dimulai jam sebelas, masih ada waktu baginya untuk mencari Disya. Menjadi penengah sangatlah sulit baginya, ia harus menempatkan diri di samping ibunya, tetapi juga harus mencari keberadaan adiknya.

Keanu beranjak dari ranjang secara perlahan—tak ingin membuat ibunya terbangun. Lelaki sulung itu berjalan menuju kamarnya sendiri, bersiap - siap untuk mencari adiknya kembali.

Keanu menempelkan kertas post it pada gelas yang ia taruh di nakas milik ibunya. Ibunya masih belum bangun, hanya berpindah posisi menjadi miring ke arah kanan.

"Ma, obatnya udah aku siapin. Jangan lupa diminum, ya?" Bisiknya sebelum melangkah pergi. Ia berhenti di depan pintu, tangannya terus memegang kenop, dan kepalanya tertoleh ke belakang—memandang mamanya sendu. Ia tahu Disya salah, ia mengerti jika Sonia pun juga salah, tetapi saat ini bukan waktunya untuk membuat mereka berdua sadar bahwa mereka salah. Hal yang terpenting sekarang adalah membawa Disya pulang dan membuat mamanya sembuh dari fase depresi secepat mungkin.

Keanu memutar kemudi mobilnya ke arah sekolah Disya. Kali ini ia harus bertemu dengan gadis bernama Lusi yang akhir - akhir ini dekat dengan adiknya. Sepanjang perjalanan hanya terdengar helaan napas resah diselingi umpatan kecil. Lagi - lagi ia harus melewati jam kelas untuk mencari adiknya yang tak kunjung ditemukan, padahal hari ini ia ada  kuis.

"Disya, jangan ngerepotin abang," monolognya sembari keluar dari mobil. Sejak pertama ia melangkah memasuki gerbang sekolah, banyak pasang mata yang menatapnya kagum. Mulai dari para siswi yang baru saja datang, ibu kantin, hingga guru - guru muda yang memang sengaja berdiri di halaman depan.

"Dek!" Panggilnya pada salah satu siswi yang sejak tadi menatapnya tanpa kedip.

"I-iya, kak? Ada perlu apa, ya?"

"Kamu tahu Lusi kelas dua belas sosial tiga?"

Gadis itu terlihat berusaha mengingat - ingat siapa gadis yang namanya baru saja disebutkan oleh Keanu.

"Oh—iya kak tahu. Ada apa, ya?" Sahutnya kemudian.

"Bisa kamu antar saya bertemu dia?"

"Masalahnya kak Lusi udah berangkat apa belum—itu dia! Kak Lusi!"

Seorang gadis berseragam pramuka dengan rambut dijepit jedai pun menoleh. Dahinya mengerut bingung karena tiba - tiba namanya disebut.

"Sini!"

"Apaan?" Tanyanya sengak ketika ia sudah sampai di depan Keanu.

"Ada yang pengen ketemu kakak—ini orangnya"

AnagapesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang