8 : Paradise and Something like Hell

4.4K 419 47
                                    

Seharian ini, Ahra hanya menemani NCT Illichil latihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini, Ahra hanya menemani NCT Illichil latihan. Ahra benar-benar terus berada di ruang Dance Practice sampai mereka selesai latihan.

Ahra terus-terusan disana karena benar-benar tidak tenang soal Winwin. Winwin tidak fokus saat sesi latihan dimulai. Bahkan, saat ada breaktime, Winwin hanya terdiam sambil bermain Game Online di HP nya ketimbang sharing bersama hyungnya yang lain. Winwin benar-benar berbeda semenjak kejadian tadi pagi.

Taeyong menyadari kekhawatiran Ahra, perasaannya juga tidak enak semenjak Dong Jeon dengan tidak sopannya mengatakan hal seperti tadi kepada Winwin. Pasti Winwin merasa sangat tidak nyaman dengan semua itu.

"Ahra..." Sapa Taeyong, tangannya menyodorkan segelas kopi yang tadi dibeli Doyoung dan Johnny.

Ahra menggeleng, memberikan senyuman yang merupakan senyuman tidak nyaman.

"Aku sama khawatirnya kayak kamu, Winwin gapernah begitu sebelumnya. Dia member baik dan periang, ga pantes diperlakuin kayak gitu." Ujar Taeyong mencoba memulai topik.

Ahra memeluk lututnya, menempelkan dagunya kelutut, matanya terus menatap Winwin dengan sorot mata khawatir. Ahra benar-benar takut hal buruk terjadi pada seorang Dong Si Cheng.

"Manager Choi pasti laporin hal tadi pagi ke Sooman sajangnim. Semuanya bakal baik-baik aja, kamu jangan khawatir." Ujar Taeyong lagi, dan kali ini Ahra menoleh, melepas pelukan dilututnya kemudian duduk bersila.

"Aku? Ga khawatir? Aku itu megang tanggun jawab tinggi Lee Taeyong. Apapun yang terjadi sama kalian aku berhak tau, aku berhak khawatir dan berhak merasa kalo itu juga urusan aku. Tapi entah kenapa, semenjak aku jadi Manager kalian, aku ga pernah ngerasa diperlakuin kayak Manager kalian. Kalian semua sibuk sendiri, ga ada satupun yang cerita kalo Winwin selalu diperlakuin semena-mena sama Dong Jeon itu, ga ada juga yang bilang kalo Haechan sama Johnny suka tidur pagi demi main game tanpa peduli sama kesehatan mereka, bahkan kamu sendiri ga akan pernah cerita masalah kehidupan kamu kalo aku dari awal ga bikin perjanjian omong kosong itu sama kamu. Bener ga?" Taeyong menunduk, Ahra ada benarnya. Mereka terlalu menutupi segalanya seakan-akan tidak punya Manager yang bisa setiap hari mendengarkan mereka. Mereka terlalu mengabaikan Ahra.

"Kami perlu adaptasi, Ahra Dhian." Sahut Johnny dari belakang Ahra, kemudian ia ikut duduk.

"Aku, Taeyong, Winwin, semua member disini butuh waktu untuk adaptasi sama keadaan dan kenyataan kalo kamu ada buat kita. Tekanan Nam Dong Jeon akhir-akhir ini cukup bikin kita takut buat cerita soal masalah pribadi kita satu sama lain. Emang kedengerannya gila banget. Tapi kamu harus percaya, kami percaya sama kamu, kami selalu berusaha meyakini diri kami sendiri buat terus berbagi sama kamu. Kamu Manager terbaik yang pernah kami miliki, ga mungkin dengan bodohnya bakal kami sia-siain." Lanjut Johnny, sorot matanya teduh, menenangkan sebagian jiwa Ahra yang sudah termakan emosi.

Kemudian Johnny menyentuh tangan Ahra, menatapnya lembut. "Kalo kita mau sama-sama bisa berbagi keadaan, kita harus saling percaya, apapun itu. Aku yakin, kita gaakan gagal buat saling berbagi satu sama lain. Kita cuma... butuh adaptasi dan belajar terbiasa untuk itu. So, Don't be sad again for us, okay?" Jelas Johnny, tangannya menepuk-nepuk punggung tangan Ahra, lalu bibirnya melemparkan senyum.

When I'm In Love With 127 | NCT 127 FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang