15 : Arashi san.

2.4K 262 30
                                    

Hai! I'm Back!
Semoga sejauh kalian ngebaca karya aku, kalian ngerti aku lagi bawa cerita ini kemana✊🏻

FYI, Selama aku nulis part ini, aku dengerin soundtrack-soundtrack Drama. Aku lagi sering ngulang lagu Return, Ost School 2015 yang dinyanyiin sama Wendy eonni ft Yook JiDam eonni.

Saran, dengerin deh. Enak tau:)

Terlalu panjang pembukaannya hwhw.
So, tanpa basa-basi lagi.

Let's get to the story!

Happy Reading^^

•~~~~~•

Pukul 07:39 WIB. Taman Pemakaman Umum.

Semua orang yang hadir tengah mendoakan makam basah yang baru saja selesai ditutup dan ditimbun tanah. Seorang gadis berpakaian serba hitam, dengan wajah datarnya, berlutut disisi makam, merapihkan gundukan tanah yang bertaburan bunga 7 rupa tersebut sambil sesekali mengusap batu nisan yang dipahat rapi mengukir sebuah nama.

Dhian Andrina.
1979-2019

"Selamat tidur nyenyak, bu. Ahra sayang Ibu." Gadis itu mengusap nisan dengan lembut, lalu memasang senyum terpaksa diwajahnya. Matanya berusaha mati-matian menahan air mata.

"Ahra..."

Ahra mengusap cepat bulir air mata dipipinya, lalu menoleh kearah sumber suara. Gadis yang menyapanya langsung memeluk tubuh kecil sahabatnya itu. Ikut berlutut.

"Maafin gue, gue baru kesini sekarang. Harusnya dari tadi gue ada buat lo, harusnya dari tadi gue ada buat meluk lo, harusnya

"Ssstt... udah, rin. Udah. Gaada yang salah. Terima kasih banyak udah kesini. Ibu pasti seneng banget ngeliat lo ada disini buat datengin dia. Meskipun buat yang terakhir kalinya."

Karin, sejak Ahra masuk sekolah dasar, hanya Karin yang selalu ada disisinya. Mendengarkan cerita-cerita dan keluh kesahnya. Karin tau soal keluarga Ahra yang berantakan, tapi Karin tidak pernah sekalipun pergi meninggalkan gadis itu. Ahra beruntung, sangat beruntung. Hanya Karin yang ada, namun ia merasa seluruh dunia tengah mengangisi dan ikut berkabung atas kehilangan terbesarnya.

Ahra bangun dari posisinya, kemudian menatap Karin lembut, mengusap bahu sahabatnya dengan lembut. Ia rindu sosok ini, ia benar-benar rindu sahabatnya itu. Sedangkan yang memiliki bahu seakan-akan mengerti apa yang dirasakan yang mengusap tubuhnya sedari tadi, langsung merentangkan tangan, membiarkan Ahra menghambur kepelukannya.

"Nangis yang kenceng, gapapa. Mumpung kita ketemu." Ahra tidak ingin melakukan apa yang disuruh Karin. Sungguh. Kini ia hanya ingin menepis fakta soal batu nisan Ibunya yang sudah dipasang rapih, dan tentunya soal kematian Ibunya. Ia ingin bangun dari mimpi ini jika benar ini mimpi.

Tapi ia sadar, ini bukan mimpi.

Ahra kemudian melepaskan pelukannya dari Karin saat melihat seorang pria menghampirinya. Itu pakde Tino dengan jas hitamnya. Seorang pria yang menghabiskan separuh waktunya untuk Ahra dan Ibunya.

"Pakde Tino, makasih banyak ya. Buat semuanya." Ucap Ahra yang bibirnya tak pernah lupa menyunggingkan senyum.

Pria tersebut menunduk, mengusap matanya. Lalu kembali menatap gadis itu, mengusap kepala gadis itu dan menariknya kepelukannya. Ahra adalah seorang putri baginya.

When I'm In Love With 127 | NCT 127 FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang