14.5 : Kelam | Plus Chapter

2.5K 273 44
                                    

Hi Everyone! Finally I'm Back!
Setelah memikirkan apakah cerita ini akan dilanjutkan atau di hapus aja:)
Tapi aku lebih memilih memperjuangkan Cinta Doyoung dulu, baru pergi^^

Tapi, buat Chapter kali ini, khusus buat Chapter kali ini. Aku bikin yang sedikit berbeda. Karena selama break, aku belajar banyak banget dari Author lain. Aku bakal lebih sering nyapa kalian disini, aku bakal sering ngajak kalian bertukar fikiran disini.

Jadi diChapter ini, kalian bakal lebih kenal sama sosok Ahra, dan keluarga kecilnya tentu^^
Aku pengen kalian kenal mereka karena konfliknya berasal dari sana...

So...
Happy Reading Everyone^^

•~~~~~•

Pria berjas hitam itu berlari, terus berlari, melewati kerumunan orang yang sedang berjalan kaki di trotoar dengan menubruk mereka. Dia tidak peduli apapun.

Dia hanya ingin adiknya selamat, hanya itu.

Pria itu memasuki Rumah Sakit. Dia berlari, lalu berhenti dengan napas tersenggal. Membuat sang resepsionis melotot dan menatapnya aneh.

Kemudian ia mengangkat kepalanya.

"Dimana kamar atau ruang Operasi atas nama Dhian Andrina?"

•~~~~~•

Pukul 19.39 KST. Rumah Sakit.

Semua orang terlihat khawatir dilorong tersebut. Mereka memasang wajah serius dan seakan tidak mau diganggu.

Begitu juga dengan Ahra.

Mereka semua berkumpul disini, berdiam diri, menunggu kabar baik dari Dokter yang menangani Lee Haechan. Ia baru saja mengalami cedera serius dikakinya saat Practice untuk perform Neo City Japan. Padahal, lusa mereka harusnya berangkat. Jika begini caranya, Haechan berpotensi besar tidak ikut andil dalam Neo City Japan pertama ini.

Ahra menyandarkan kepalanya dikursi yang ia duduki di lorong rumah sakit tersebut. Menghembuskan nafasnya, lalu menjatuhkan bahunya begitu saja. Ia sangat lelah, namun keadaan Haechan tidak mungkin ia tinggal. Setidaknya, dengan duduk begini, ia bisa istirahat. Meskipun tidak dengan hatinya yang berkecamuk dan otaknya yang bersitegang.

Johnny berdiri dari posisinya yang bersandar ditembok. Kemudian duduk disamping Ahra. "Jangan khawatir." Ujarnya lembut, lalu mengelus lembut bahu Ahra. Ia tahu gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Sedangkan yang mempunyai bahu hanya bisa memasang senyum terpaksa, meraih tangan Johnny dibahunya.

Cklek!

Mereka semua menoleh antusias saat ruangan itu akhirnya dibuka. Dokter keluar dari sana. Semua orang dilorong berdiri, seakan-akan siap menerkam Dokter yang baru keluar tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama.

"Bagaimana keadaan Haechan?" Dokter tersebut menoleh. Ahra duluan yang membuka suaranya. Dokter tersebut tersenyum, kemudian menghampiri mereka yang masih memasang wajah tegang.

"Haechan baik-baik saja. Hanya saja, pergelangan kaki kanannya terkilir, dan memang sudah lama sekali cedera. Apa Haechan tidak memberitahukannya pada kalian?" Johnny mengerutkan dahi saat penjelasan dari Dokter itu ia dengar. Haechan menutupi cederanya.

When I'm In Love With 127 | NCT 127 FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang