11 - Plester

3.9K 306 40
                                    

Kita tidak pernah tau, sampai kapan perasaan itu siap untuk disembunyikan. Kadang terasa berat, tapi kadang terasa nyaman juga untuk terus disimpan.

Hanya saja, dia tidak seperti itu...

Dia sangat siap, lebih dari siap untuk menyatakan perasaan gila nya dihadapanku. Bahkan, ia sangat berani menyentuh, dan merebut sesuatu yang bahkan belum pernah dilakukan oleh orang lain.

Tanpa tahu, bagaimana isi perasaanku sendiri padanya.
Aku butuh waktu, aku sangat membutuhkan banyak waktu untuk bisa memberimu jawaban. Bukan hanya sekadar harapan.

Maafkan aku,
Lee Taeyong.

Ahra menghembuskan nafasnya kasar sambil mendengakkan kepalanya. Menatap langit-langit ruang Practice tempat Illichil berlatih untuk konser sekarang. Sedangkan Illichil sendiri masih tetap fokus pada koreografi tarian mereka.
Ahra masih kalut soal semalam. Ciuman itu seakan tidak pantas sama sekali untuk ia terima. Dia hanya seorang Fans yang dengan beruntungnya bisa bekerja menjadi seorang Manager untuk biasnya.

Ahra segera menutup layar laptopnya saat Doyoung duduk tepat disebelahnya, minum air. Latihannya pasti break.
"Kamu udah makan siang?" Tanya Doyoung. Ahra tersenyum, menggeleng sembari memindahkan laptop nya ke sebelahnya.
Doyoung mengangguk, meletakkan botol minumnya disebelahnya, lalu bangun dari posisi duduknya dan mengulurkan tangannya kearah Ahra.
Ahra mengernyit, belum selesai masalah semalam, kini ia harus menghadapi manusia seperti Doyoung. Entah apa yang Tuhan rencanakan untuknya.
"Mau kemana, Doyie???" Tanya Ahra sambil menghembuskan nafas kesal.
"Ayo makan siang, aku mau traktir kamu di Restoran deket Sum café. Ada banyak makanan enak disana." Tawar Doyoung sambil terus mengatup bukakan jarinya. Mengharapkan Ahra bisa menerima uluran tangannya.

Ahra tidak mau membuat member lain khawatir soal keadaan kalutnya. Bagaimanapun keadaannya, bagaimanapun perasaannya, apapun yang terjadi diantara dia dan Taeyong, ia harus tetap profesional.
Ahra menghembuskan nafasnya. Lalu menerima uluran tangan Doyoung sambil tersenyum kemudian bangkit dari posisi duduknya.
"Kajja..." Ujar Doyoung mendahului Ahra sambil terus menggenggam tangan Ahra.

Namun Doyoung menghentikan langkahnya karena Ahra sama sekali tidak bergerak, ia menoleh, bermaksud ingin berbicara pada Ahra.
Tapi Ahra sendiri juga sedang menatap seseorang yang tengah menahan langkah kakinya. Menatapnya dengan tatapan penuh keheranan.

Taeyong mencekal tangan Ahra seperti biasa. Matanya benar-benar menyiratkan bahwa ia sedang ingin berbicara dengan Ahra.
Ahra melepas genggaman tangan Doyoung, namun tidak berhasil, Doyoung malah semakin uat mencengkram tangan Ahra layaknya tidak ingin kehilangan seseorang.

"Ada apa hyung? Mau nitip makanan?" Tanya Doyoung dengan nada bercanda. Tapi Ahra tau Doyoung sedang berusaha menunjukkan kalau ia tidak nyaman, bukan sedang bercanda.
Taeyong tersenyum, lalu melepas genggaman tangan Doyoung dari tangan Ahra. "Aku mau bicara sebentar, masalah Neo City. Tunggu 5 menit disini." Pinta Taeyong, lalu menarik Ahra ke arah lain.
Doyoung melipat tangannya didepan dada, menanti apa yang akan dikatakan Taeyong pada Ahra. Sedangkan Ahra menoleh kearah Doyoung, berdoa dalam hati supaya Doyoung menjauhkannya dulu dari seorang Lee Taeyong untuk sekarang ini.

Namun Doyoung tidak berkutik.

Akhirnya Ahra mendecak, mau tidak mau harus menerima apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh Lee Taeyong. Semoga saja tidak membahas masalah semalam.

Taeyong berbalik, melepaskan genggaman tangannya.
"Kenapa?" Tanya Ahra, ia sadar sudah memasang wajah ketusnya kali ini.
"Jangan ingat masalah semalam, lupain aja. Aku udah lega bisa ngungkapin semuanya, toh ga harus kamu jawab sekarang. Jangan nunjukkin kalo kita lagi ada masalah, Ra." Ujar Taeyong lembut, tapi entah mengapa Ahra merasa benci mendengar kata-katanya.
"Aku lagi berusaha, kamu yang nunjukkin. Kamu yang bikin aku susah buat baik lagi ke kamu gara-gara kejadian semalem. Bubu, kalo kamu mau ngungkapin semua perasaanmu. Seharusnya kamu juga mau terima konsekuensinya. Paham?" Jawab Ahra ketus lalu berbalik dan berjalan kembali kearah Doyoung, lalu menarik tangan Doyoung yang terlipat keluar ruangan.

When I'm In Love With 127 | NCT 127 FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang