Ahra Dhian, gadis berusia 20 tahun yang sudah 2 tahun terakhir bekerja di SM Entertainment Cabang Indonesia sebagai Staff biasa. Terpilih sebagai Staff yang beruntung untuk bekerja langsung di SM entertainment Korea. Akhirnya, dengan tekad yang tak...
Aku mau nepatin janji aku soal Ahra dan Doyoung yang jalan malem di Osaka.
And
Couple lain selain mereka.
Xixixixi🙂
Happy Reading❤
•~~~~~•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Doy! Aku yang beli kok kamu yang makan sih?!" Ahra meneriaki Doyoung yang kini berada dihadapannya sambil memasang wajah tanpa dosa karena sudah memakan es krim milik Ahra.
Sebenarnya, mereka beli dua, tapi dengan rasa yang berbeda. Doyoung membeli rasa coklat, dan Ahra membeli rasa vanilla karena tidak suka coklat. Tapi kini Doyoung justru merebut es krim Vanilla milik Ahra.
"Doy! Siniin!!!" Teriak Ahra yang malah membuat Doyoung menjulurkan lidahnya. Meledek Ahra yang kini kesal dan berlari mengejar Doyoung. Namun, karena ceroboh, es krim coklat Doyoung kini malah mengenai pakaian mereka berdua. Membuatnya kotor.
"Ih maaf." Doyoung tersenyum melihat Ahra menangkupkan kedua tangannya didepan dada lalu membersihkan kaos putih Doyoung yang kini terkena noda coklat.
"Udah, gapapa. Nih, es krim nya. Aku nyoba sedikit doang kok pelit." Doyoung menyodorkan cone es krim ditangannya pada Ahra. Lalu Ahra memakan ujung es krimnya, kemudian tertawa lepas.
"Makannya berdua, es krim kamu kan jatoh. Maafin aku ya, ceroboh." Ucap Ahra sambil mendorong tangan Doyoung yang menyodorkan es krim. Membuat Doyoung gemas, lantas mengusak rambut Ahra. Membuat gadis itu menelengkan kepalanya, menghindari tangan Doyoung yang brutal saat mengusak rambutnya.
"Nanti berantakan, Doy. Stop playing with my hair!" Doyoung malah semakin gemas, lalu merangkul Ahra, membawanya jalan melewati jalanan Osaka yang cukup ramai malam ini.
Sampai akhirnya diujung jalan, mereka berebut es krim lagi, saling meledek ssatu sama lain.
Dan sama-sama terdiam saat melihat seorang laki-laki yang kini menunduk saat perempuan yang menjadi lawan bicaranya itu menangis dan memukul dadanya berkali-kali.
"Kalo kamu emang jadiin semuanya mainan. Bilang! Aku gamau kita saling ngehindar kayak gini! Aku jauh-jauh dari Tokyo kesini tuh buat ketemu kamu! Aku ninggalin mata kuliah aku dan beli tiket konser kamu itu, semuanya demi kamu! Tapi kamu malah ngehindar terus! Kenapa, Yuta?! Kenapa?! Kamu bosen sama aku?!"
Ahra mengernyit, memperhatikan laki-laki disebrang jalan yang tidak asing. Tentu saja, itu kan Yuta.
"Haru... aku ga ngehindarin kamu. Aku cuma lagi nyari waktu yang pas. Kamu tau kan, aku bukan orang biasa. Aku harus ijin, aku harus liat situasi. Ga bisa seenak aku. Maafin aku kalo aku ga pernah mikirin rasanya ada diposisi kamu. Tapi seenggaknya... kamu ngerti, hubungan kita punya cobaan sebesar ini harusnya kamu paham."
