Twenty Ninth

4K 443 99
                                    

Namjoon kini sendirian di ruang tamu, duduk di sofa panjang, menatap serius ponselnya dengan ibu jari menggulir laman berita di layar pelan-pelan. Sebelum ke Jepang, Namjoon meminta Yoongi untuk mengirimkan satu berita tentang Jung Woo ke satu email situs media yang memiliki pembaca terbanyak.

Tapi Namjoon tak menyangka beritanya akan mengundang berita-berita lainnya. Jung Woo yang dilaporkan sedang diinvestigasi pihak kepolisian tentang kasus kontrak perbudakan model, malah memicu fakta lainnya.

Seseorang yang diduga mantan model di agensi Jung Woo telah membeberkan rahasia yang sudah bertahun-tahun dia simpan ke akun sosial media pribadinya. Mengejutkannya lagi, model ini dituduh pernah memukul seorang staf yang kemudian berujung penyelesaian di meja hijau. Konsekuensinya dia harus membayar ganti rugi untuk staf yang 'disakitinya' dan ganti rugi perusahaan yang mencabut kontraknya. Padahal cerita yang sebenarnya tidak seperti itu.

Anehnya belum ada satu pun berita yang menyeret nama Kim Seokjin meski dia berada di bawah naungan perusahaan Jung Woo. Namjoon tak mengharapkan akan ada pembalasan apa-apa, tapi tetap saja dia cemas. Takut Seokjin dijadikan pengalihan ketika ada berita yang lebih penting untuk dibicarakan.

Jemarinya dengan cepat bergerak ke menu kontak dan menekan kontak Min Yoongi, kontak yang paling sering dia hubungi. Kali ini panggilannya tak langsung dijawab seperti biasanya. Pasti pria itu sedang sibuk sekaligus kelimpungan mengurusi kasus Jung Woo. Secara tak langsung dia yang membeberkan masalah Jung Woo, jadi firma hukumnya yang harus bertanggung jawab. Penantiannya berakhir dengan panggilan yang diputus sepihak oleh operator. Panggilannya diputus lagi ketika dia kembali mencoba menelpon Yoongi untuk yang kedua kalinya.

Namjoon pasrah. Ponsel di tangannya pun dilempar ke sisi tubuhnya, lalu menyenderkan punggung pada sofa dengan kepala mengadah ke atas. Matanya menatap langit-langit, kepalanya sibuk memikirkan sesuatu.

Hanya satu yang dia khawatirkan. Seokjin benar-benar tidak boleh terseret. Dia akan melakukan apapun untuk menurunkan berita yang menargetkan Seokjin sebagai pengalihan. Tujuannya adalah Jung Woo. Semua orang harus tahu hal busuk apa saja yang sudah diperbuat pria itu perbuat kepada Seokjin dan semua orang yang bekerja untuknya.

Baru saja ingin kembali ke kamar, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dengan cepat Namjoon menjawab panggilan itu ketika membaca nama Yoongi yang muncul di layar.

"Hyung. Bagaimana?" tanya Namjoon cepat sampai lupa dia harus menyapa dulu sebelum mulai berbicara.

"Karena aku yang membeberkan kasusnya, aku harus memberikan seluruh informasi yang kudapat ke pihak berwenang."

Namjoon pun menggigiti ibu jarinya tanpa sadar. "Kalau begitu kau tidak bisa ikut andil dalam kasus ini?"

"Tidak. Aku hanya pengacara."

"Lalu, kasusnya kau berikan pada siapa? Apa jaksa yang menanganinya bisa dipercaya?"

"Dia temanku yang kemarin memberikan kasus Jung Woo padaku. Kuharap aku bisa mempercayainya sampai akhir."

Namjoon tak tahu apa dia harus lega atau malah semakin khawatir dengan berita ini. Yoongi mungkin kecewa karena dia tidak bisa ikut campur lebih jauh untuk kasus Jung Woo. Tapi tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menunggu perkembangannya melalui teman.

"Pekerjaanku selesai sampai disini, Joon. Aku sudah melakukan semuanya semampuku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan untuk Jung Woo," ujar Yoongi pasrah.

Namjoon lantas menggeleng. "Tidak apa-apa, hyung. Kau sudah melakukan yang terbaik sampai sejauh ini. Kau bahkan tak ragu saat aku minta untuk mengungkapkan semua ke media. Sekarang kita hanya bisa melihat perkembangannya lewat berita. Aku harap kasus Jung Woo bisa diselesaikan dengan hukuman yang semestinya."

[END] Très cher  |  NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang