Suasana bar malam ini cukup tenang. Tidak banyak orang yang datang. Hanya beberapa yang duduk di pojok-pojok ruangan secara berpasangan atau berkelompok isi lima orang. Bagian meja bar dekat bartender pun tidak penuh. Hanya ada Jimin dan Seokjin, kemudian dua orang lainnya di ujung kanan meja bar. Entah siapa penyanyi lagu yang dijadikan latar musik, tapi terdengar sangat lembut seperti ballad dengan lirik menyayat hati.
"Sepertinya lagu malam ini menggambarkan diriku sekali. Patah hati," ujar Jimin memberi lelucon sembari tergelak kecil.
Seokjin juga tergelak menimpali lelucon Jimin. "Aku tidak tahu kalau kau sedang patah hati, Jim." Dia lalu menoleh, memberikan senyum tipisnya. Dari ekspresinya sudah terlihat kalau dia sudah masuk mode mabuk.
"Aku selalu merasakan patah hati setiap hari. Saat seorang barista salah menuliskan namaku, saat Hoseok tidak mendukung ideku saat rapat, dan juga saat pesanku hanya dibaca tanpa balasan. Kupikir aku terlalu sensitif sampai semuanya terasa menyebalkan untukku." Bibir Jimin pun melengkung cemberut dengan cara yang lucu, kemudian dia mentertawakan dirinya sendiri dengan tawa kecil.
Seokjin tak membalas leluconnya dan hanya tersenyum kecil tanpa melihat Jimin. Matanya menatap gelas kecil di antara telunjuk dan ibu jarinya, memutar-mutarnya untuk melihat alkohol di dalamnya berayun-ayun. Kemudian dia meneguknya dalam sekali teguk dan mendesis karena pahitnya.
Jimin maklum kalau Seokjin berubah pendiam karena alkohol. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinga dan sedikit di leher. Pasti Seokjin sudah banyak menegak alkohol sebelum kedatangannya.
"Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, hyung? Kau terlihat sedang banyak pikiran," ujar Jimin menunjukkan perhatiannya. Kondisi Seokjin memprihatinkan sekali. Apalagi jumlah alkohol yang diminumnya banyak sekali, seperti ingin membunuh diri dengan merusak organ dalam dan kemudian mati perlahan.
"Tidak ada, Jim. Aku hanya ingin minum denganmu. Sudah lama kita tidak duduk bersama, berdua tanpa para laki-laki," jawab Seokjin lalu mentertawakan ucapannya sendiri.
Benar juga. Sudah lama tidak bicara dan minum berdua seperti ini. Dulu sebelum Seokjin menikahi Namjoon, mereka sering pergi malam ke kedai kaki lima, minum-minum sampai jam satu pagi, kemudian tidur di apartemen Jimin karena letaknya yang dekat dengan kedai kaki lima itu.
"Sudah tiga tahun ya, atau lebih? Rasanya baru terjadi kemarin." Pandangan Jimin menjauh, masuk ke dalam kenangan lama yang langsung membuatnya rindu.
"Apa aku tidak seharusnya menikahi Namjoon, Jim?"
Yang ditanya sontak membulatkan mata, terkejut setengah mati dengan ucapan Seokjin. "Apa maksudmu, hyung? Namjoon hyung yang terbaik untukmu. Dia menikahimu bukan tanpa sebab," jawab Jimin mulai khawatir dengan sikap Seokjin.
"Tidak, dia tidak baik untukku. Seharusnya kau yang bersamanya." Kemudian dia tersenyum sebelum meneguk alkoholnya dan mengisi kembali sampai penuh.
Jimin hendak protes tapi sedetik kemudian dia tahu pembicaraan ini akan mengarah kemana. Dia ambil gelas lokinya, meneguk cepat isinya, dan sedikit mendesis pelan menahan pahitnya. Agaknya dia paham apa alasan Seokjin memanggilnya untuk minum bersama setelah beberapa tahun tidak saling duduk dan menghabiskan waktu berdua.
Kalau bukan untuk menyalahkan Jimin yang bersama Namjoon, atau malah mendukungnya untuk terus bersama Namjoon sembari menyalahkan diri kenapa tidak menyerahkan pria itu dulu pada orang yang menurutnya lebih pantas.
"Kau tampak serasi dengan Namjoon. Aku jadi ingat kalau kau dulu pernah menyukainya, Jim." Seokjin menambahkan kalimat pertamanya, mempertegas maksud yang tidak ingin Jimin dengar sama sekali.
Sepertinya rahasia tentang Jimin yang pernah memendam rasa untuk Namjoon sudah bukan lagi menjadi rahasia antara dia, Namjoon, dan Yoongi saja. Bahkan Seokjin pun sudah tahu, entah bagaimana caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Très cher | Namjin
Hayran KurguApapun akan dilakukan Namjoon jika itu tentang Seokjin, meskipun pria itu berbuat sesuatu yang merugikan Namjoon. Apapun itu demi si Kesayangan (Très cher). Namjin fanfiction [Dont read this if you are a homophobic!]