OUTLINE

819 33 1
                                    

Sebelumnya, ada yang masih asing dengan kata Outline? Mungkin yang sudah berwara-wiri di gc Literasi pasti udah kenal banget ini.

OUTLINE

Pertama-tama, sebetulnya apa sih outline itu?

Outline atau kerangka cerita adalah struktur alur cerita yang akan ditulis. Untuk sebuah novel, outline ini biasanya berisi poin-poin utama yang akan diangkat dalam setiap chapter.

Outline adalah sesuatu yang wajib dibuat sebelum mulai menulis novel karena outline merupakan peta dalam menulis dan outline ini adalah senjata nomor wahid untuk menghalau writer's block. (Tapi kalau menurut aku sih yaa, bisa kok nggak pakai outline juga, asal jalan ceritanya nggak keluar dari yang seharusnya. Ini menurut aku, ya, karena aku saja yang membuat cerita tidak memakai outline.)

Nah, bagaimana sih caranya membuat outline?

Berikut ini langkah-langkahnya:

👉🏻 1. Bagi cerita jadi 3 bagian utama

Tiga bagian utama dalam cerita adalah bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Pada bagian awal, biasanya berisi perkenalan karakter utama, masalah utama yang sudah ada, dan tindakan yang akan dilakukan karakter utama. Bagian tengah berisi setiap detil tindakan si karakter terhadap masalah yang ada. Dan bagian akhir adalah solusi atau konsekuensi dari semua tindakan yang sudah diambil.

👉🏻Contoh:
Awal : Perkenalan tokoh A. Si A sudah jomblo seumur hidup dan bertekat lebih gigih cari pacar.
Tengah : Si A berjuang cari pacar.
Akhir : Si A dapat pacar.

👉🏻 2. Buat Talking Point

Setelah kamu membagi cerita jadi 3 bagian, saatnya kamu membuat daftar poin-poin yang ingin kamu bahas dari setiap bagiannya. Setiap satu poin akan mewakili satu chapter. Pastikan juga dari satu poin ke poin berikutnya saling berkesinambungan. Ini akan membuat pembaca penasaran dan terus ingin membaca ceritamu.

👉🏻Contoh:
Awal
I. Perkenalan Tokoh A
II. Tokoh A menemukan kitab cara cepat punya pacar

Tengah
III. Tokoh A mempraktekan saran nomor satu dari kitab barunya: selalu senyum
IV. Tokoh A mempraktekan saran nomor dua dari kitab barunya: rambut klimis
V. Tokoh A mempraktekan saran nomor tiga dari kitab barunya: mandi kembang
VI. Tokoh A tetap gagal dan hampir menyerah
VII. Tokoh A kenalan dengan Mbok Jamu baik hati

Akhir
VIII. Tokoh A jatuh cinta
IX. Tokoh Apunya pacar baru

Kurang lebih itulah contoh outline singkat dari sebuah novel yang akan ditulis. Semakin kompleks masalahnya, semakin panjang juga outline-nya.

👉🏻 3. Tambahkan keterangan (bila diperlukan)

Dari setiap poin yang sudah kamu buat, kamu bisa memberikan keterangan tambahan. Keterangan tambahan ini bisa berupa sub-poin atau poin-poin yang lebih detil. Bisa juga keterangan mengenai hal-hal yang relevan terhadap poin tersebut, misalnya quote, dan lain-lain.

👉🏻Contoh:
VI. Tokoh A gagal terus dan hampir menyerah
a. Tokoh A sedih meratapi kesendirian
b. Tokoh A membakar kitab barunya
c. Tokoh A tertidur dan mimpi jadi jomblo seumur hidup

Nah, kalau outline-mu sudah jadi, artinya kamu sudah ada bayangan yang jelas tentang cerita yang kamu akan tulis dari awal banget sampai akhir. Kalau sudah begini, tentunya kehabisan ide di tengah proses menulis bisa sangat amat diminimalisir kan? Itulah mengapa harus ada outline. Outline punya peranan penting untuk menghalau writer's block.

Pada sebuah outline, setiap poin/ chapter tidak selalu setara. Ada chapter yang memang krusial karena mengandung inti cerita. Ada chapter yang hanya sebagai pelengkap untuk membangun cerita. Bila di tengah proses penulisan nanti ada chapter yang cukup krusial untuk ditambah, tentu kamu tetap boleh menambahkannya. Demikian pula bila kamu menemukan chapter yang bisa dihapus. Tapi jangan lupa untuk update outline yang sebelumnya sudah kamu buat ya karena outline ini bisa jadi gerbang awal untuk menggaet hati editor bila kamu ingin novelmu diterbitkan.



Materi kepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang