FEEL

614 40 0
                                    


Sering kali banyak yang bertanya "Bagaimana cara bikin cerita yang nge-feel?" atau "Gimana caranya biar pembaca 'masuk' ke dalam cerita?" , "Bagaimana cara membangkitkan emosi dalam cerita sehingga seolah2 kita seperti mengalami hal itu???

Nah, ini sedikit dari aku. Yang aku rangkum dari beberapa sumber dan juga pengalaman sendiri.

📌 TIPS:
1. Perbanyak kosa kata.
❓ Caranya adalah banyak membaca, membaca apa saja. Terus sering2 liat thesaurus juga jadi variasi katanya semakin banyak. Baca KBBI jg berguna, pokoknya usahakan pakai kata2 yg efektif dan beragam agar yg baca ga jenuh 👍

2. Ceritakan adegan dengan menunjukkan, bukan memberitahu. (more showing, less telling)
➡️ Adegan akan lebih nge-feel jika pakai showing daripada telling.

Bagaimana cara showing? Agar mendapatkan feel yang kuat adalah:
a. Tanda-tanda fisik
>>. Misal: tertunduk karena sedih, menggaruk kepala saat bingung, mengepalkan tangan saat marah/geram.

b. Sensasi internal
>>. Misal: Dada terasa sesak saat, bibir yang kering ketika sakit, mata yang panas ketika ingin menangis dsb.

c. Respons mental
>>. Misal: melamun, ingin bersembunyi dsb.

3. Ciptakan karakter yang berkesan, mudah dicintai, logis dan 'nyata'
➡️ hindari deskripsi tokoh di awal cerita. Karena itu membosankan dan ga asyik. Bikin karakter "se-manusiawi" dan se-logis mungkin. Biarkan pembaca menyimpulkan karakter tokoh seiring cerita yang kita buat. Bisa lewat narasi, deskripsi, dan dialog antar tokoh. Dengan sikapnya dalam menghadapi konflik.

Tokoh yg memiliki kelemahan atau sikap/sifat buruk cenderung bikin gemes pembaca

⚠️ HINDARI TOKOH MARRY SUE/GARRY STU (KARAKTER SEMPURNA/PERFECT TANPA CACAT)
Karena itu menggelikan.

Contoh karakter Marry Sue: Gadis cantik, berambut panjang berkilau, bibirnya merah, matanya bulat, penyayang dan hormat pada orang tua, rajin menabung, tidak sombong, ga suka ghibah, pintar, lulusan oxford, sabar dan alim.❌❌❌❌❌❌ KAGA ADA ORANG KAYA GITU DI BUMI INI

Begitu pula Garry Stu (versi cowoknya)

4. Jangan ragu untuk membunuh karaktermu atau tokoh2 penting si sekitar tokoh utamamu jika itu memungkinkan utk membangkitkan cerita

5. Paksa tokohmu menghadapi pilihan atau situasi sulit penuh resiko
➡️ Istilahnya biarkan tokohmu dilema dan mengambil keputusan. Biasanya itu bikin greget :)

6. Gerakkan cerita. Jangan kelamaan dialog atau flashback yang gak terlalu penting
➡️ Sesungguhnya keberadaan deskripsi dan narasi tujuannya adalah agar pembaca ga cape "mendengar" tokoh itu saling berbicara & bisa menggerakkan cerita lebih luwes.

7. Logical fallacy pada setiap adegan agar terkesan nyata
➡️ Dalam fantasy jg harus mempertimbangkan logical fallacy = logika cerita.

8. Kejutkan pembaca dengan alur tak terduga / plot twist

9. Buat karaktermu berpacu dengan waktu
➡️ MISAL : Ada salah satu tokoh mencuri di supermarket.
Kan waktunya terbatas tuh biar ga ketahuan.

10. Cliffhanger yang menarik
➡️ Aku sebenernya agak ragu masukin poin ini tapi menurut pengamatanku pembaca pd gemes sama kalimat di akhir bab wkwkk.
Cliff hanger itu = AKHIR YANG MENGGANTUNG

10. Manfaatin setting tempat
➡️ MISAL : Tokoh A diputusin pacarnya di tengah-tengah mall yang ramai. Pasti lebih nyesek krn rame dan ga bisa nangis di tempat wkwkwk.

11. Gak bosan-bosan ngingetin, NARASI dan DESKRIPSI yang sesuai utk menambah feel cerita dan agar tidak lelah hanya membaca percakapan antar tokoh. Seperti membaca chat
➡️ Pembaca umumnya, banyak yg pengen tahu gimana perasaan si tokoh, di mana tokohnya berada, ada apa saja di sekitarnya guna membangkitkan emosi dalam cerita.

Intinya, pemilihan kata, konflik, penokohan, setting, deskripsi dan narasi, logical fallacy, & dialog antar tokoh harus saling bersinergi

Setelah membangun karakter, sekarang gimana caranya buat cerita yg punya sense/ feel/ nyawa??

▶ Pakai pancaindra.
Maksudnya gimana? Kamu punya mata, punya idung, punya perasa, punya kulit, punya telinga. Nah, itu semua kamu masukkin pas nulis adegan.

Misal: Aroma krisan menyeruak ketika ia melangkahkan kakinya di taman itu. Udara di sana begitu sejuk dengan langit kebiruan yang cerah. Perempuan itu kembali melangkah, menyentuh salah satu krisan. Senyumnya mengembang ketika udara seakan berbisik padanya. Krisan-krisan itu tampak indah dengan warna-warna yang beraneka ragam.

▶ Gunakan teknik Showing-Telling
>>> Showing itu digunakan ketika kamu mendeskripsiin suasana/ latar/ perasaan si tokoh/ tingkah laku si tokoh
Misal: Perempuan bersurai hitam panjang itu tampak gelisah. Jantungnya berdetak semakin cepat ketika pintu kamarnya diketuk.

>>> Telling: Ini digunakan untuk scene yg gak terllau penting. Misal: Gadis itu mengambil buku dari rak merah tua di sebelahnya.

▶ Seimbangkan antara dialog aksi dan dialog tag
>>>dialog tag ini udah dibahas berkali", bahkan saya pun sampe eneg dengernya
Contoh: "Masuklah. Dia menunggumu di dalam," kata perempuan itu padanya.

>>>dialog aksi>> dialog yg menjelaskan tingkah laku/aktivitias si tokoh. (Saya sering pake ini dprd dialog tag)
Contoh: "Masuklah. Dia menunggumu di dalam." Perempuan itu membukakan pintu.

▶Gunakan bahasa yg sesuai
>> Misal, bahasa genre misteri itu lugas, gak boleh berbelit" karena pembaca bakalan cepet pening bacanya, sedangkan genre romance itu lebih santai, genre comedy gak boleh garing dll.

▶ Riset sesuai dengan kenyataan
>>> Dalam membuat cerita harus tetep berdasarkan fakta yang ada (kecuali kalo kamu buat latar fantasi yg entah ada di mana, bukan ada di bumi) Misal, kamu buat latar Korea. Nah, pelajari apa aja yg ada di sana. Misal, kaya kebudayaan salam, makan, jalanan, angkutan umum, bahasa mereka kaya mana, trus nama" jalan dan tempat dll.

Materi kepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang