[kalian pasti tau bagaimana cara menghargai suatu karya]
•••
You promised the world, and i fell for it.
I put you first, and you adored it.
Set fires to my forest, and you let it burn.ㅡLose You to Love Me; Selena Gomez.
"Shinta."
Jam di layar ponsel Arjuna menunjukkan pukul dua lebih lima belas. Dengan wajah lesu sehabis bangun tidur, Arjuna berjalan keluar kamar sembari memanggil-manggil nama Shinta.
Sesaat kemudian, ia mendengar sahutan dari arah dapur. Arjuna segera berjalan kesana. Di dapur, ia menemukan Shinta yang sedang memasak. Tanpa ragu, Arjuna mendekat dan langsung mengistirahatkan dagunya pada bahu kekasihnya itu.
"Aku pikir kamu pulang."
"Aku mana berani." Shinta sedikit melirik ke arah Arjuna. Kata-katanya terdengar seperti sindiran, namun bukankah kenyataannya memang seperti itu?
Arjuna menyunggingkan senyum. "Good girl." Tangan Arjuna yang tadinya hanya menggantung, kini sudah bertengger di perut Shinta. Memeluknya dari belakang, dan kembali memejamkan mata. Ia menghirup aroma tubuh Shinta yang selalu bisa membuatnya candu. Juga memberinya sensasi tenang.
Shinta sedikit risih karena pergerakannya jadi terganggu. "Jun, aku mau nyeselesaiin masakanku dulu."
"Hm." Hanya gumaman yang Arjuna berikan.
Shinta pikir, Arjuna tidak peduli dengan ucapannya, namun ternyata, laki-laki itu segera melepas pelukannya setelah meninggalkan satu kecupan pada pipinya.
Arjuna beralih duduk di meja makan. Laki-laki itu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana pendeknya. Kemudian, sibuk dengan benda berwarna hitam itu.
Shinta yang sebenarnya sudah selesai dengan masakannya, sengaja tidak langsung menyajikannya. Perempuan itu diam-diam memperhatikan Arjuna. Dan yang kembali membuat hatinya sakit, ia melihat sendiri Arjuna sedang sibuk mengetikkan sesuatu di atas layar ponselnya sambil sesekali tersenyum.
Mungkin, membalas pesan dari Dara.
Kalau mengingat kejadian malam itu, ketika Arjuna datang kepadanya dan memohonnya agar tinggal, bahkan sampai mengancam akan bunuh diri, rasanya Shinta merasa dipermainkan. Ia bahkan mulai ragu lagi tentang keseriusan Arjuna.
Shinta segera menepis pikiran itu. Ia kembali berkutat pada masakannya, memindahkannya ke piring dan dibawa ke meja makan. Ia kembali bersikap seolah baik-baik saja.
"Makan dulu, Jun." Shinta mengambilkan nasi dan lauk yang kemudian ia sodorkan pada Arjuna.
Arjuna hanya mengangguk, laki-laki itu masih tetap pada posisinya. Menatap layar ponsel sambil sesekali tersenyum.
"Juna." Panggil Shinta sekali lagi.
"Hm? Iya."
Shinta mulai menyendokkan nasi dan lauk ke piringnya sendiri, mencoba menghiraukan apa yang dilakukan Arjuna. Namun tetap saja, ia tidak bisa.
"Kamu chattingan sama siapa?"
Arjuna akhirnya mengalihkan tatapannya dari layar ponsel. "Dara, kenapa?"
"Seru banget kayanya." Shinta mengakhiri kalimatnya dengan tawa canggung.
"Dia ngajakin ketemu besok malam. Sama beberapa temen SMA juga. Kamu ikut, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEAN OF PAIN ✓
Fanfiction[completed ✓] ❝ All i want is just drown in your love, not in your ocean of pain. ❞ ©fallforten, 2019